31.8 C
Jakarta

Fenomena Terorisme Berawal dari Kebencian dan Intoleransi

Artikel Trending

AkhbarNasionalFenomena Terorisme Berawal dari Kebencian dan Intoleransi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Maraknya serangan teroris, bahkan semasa wabah Covid-19 seperti penyerangan terhadap Polsek Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, memberikan sinyal, bahwa ancaman terorisme masih ada dan nyata di sekitar kita.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar MH dalam pidatonya pada Dialog Virtual FKPT Kalimantan Selatan, Selasa (16/6/2020).

Dalam kegiatan yang dibuka oleh Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor tersebut, perwira bintang tiga itu menyampaikan beberapa pandangan kelompok radikal terorisme terhadap wabah Covid-19, antara lain bahwa wabah ini sebagai ujian dari Yang Kuasa sehingga dapat dimanfaatkan untuk melakukan “amaliyah”, seperti yang terjadi baru saja di Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

“Kemudian mereka melihat wabah ini sebagai peluang persiapan perang, nantinya akan erat berkaitan dengan propaganda online, perekrutan, dan penggalangan dana berkedok “amal” dan lainnya,” ujarnya.

Pihaknya pun meyakini bahwa aksi terorisme adalah fenomena di hilir. Adapun hulunya adalah kebencian, intoleransi, dan radikalisme. Oleh karena itu, pihaknya selalu menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan tokoh masyarakat, untuk terus mendengungkan narasi damai, cinta tanah air dan sesama, serta wawasan kebangsaan, sebagai antidot virus radikalisme, baik secara offline maupun online.

BACA JUGA  Pengamat Sebut Teroris Kerap Tunggangi Ramadhan, BNPT Sudah Lakukan Hal Ini

“Karena terorisme itu tidak cukup diatasi hanya dengan penangkapan, penjara, atau bahkan peluru tajam semata, karena ini berakar pada ideologi yang keliru. Ini yang perlu diluruskan terlebih dahulu, jika kita ingin Indonesia damai terbebas dari terorisme,” tegasnya.

Lebih lanjut, Boy mengatakan bahwa tantangan radikalisme ditengah pandemi ini lebih rentan terhadap generasi muda. Hal tersebut menurutnya didasari bahwa generasi muda lebih rentan terpengaruh oleh arus deras informasi negatif, baik menjadi pelaku sekaligus korban, hingga melakukan aksi sendiri yang dikenal dengan istilah lone wolf.

Diakhir sambutannya, Boy berharap kegiatan Dialog Virtual FKPT Kalsel ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat memberikan masukan kepada kita semua untuk mengalahkan 2 virus sekaligus: Covid-19 dan Radikalisme.

“Semua tantangan itu harus memacu kita semua yang hadir, agar meningkatkan kerjasama, membangun jaringan di semua lini, baik offline maupun online, sehingga di tengah segala keterbatasan aktifitas kita dapat menjangkau segala lapisan masyarakat,” pungkasnya.

Hadir sebagai narasumber dalam dialog virtual tersebut antara lain Kapolda Kalsel, Kabinda Kalsel, dan Ketua FKPT Kalsel Aliansyah Mahadi.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru