26.1 C
Jakarta

Eyang BJ Habibie, Sosok yang Mencintai dan Dicintai

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanEyang BJ Habibie, Sosok yang Mencintai dan Dicintai
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Baru saja submit tulisan ke sebuah media, sebuah berita duka mengubah semesta terasa pilu. Presiden RI ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie mengembuskan napas terakhirnya di RSPAD Gatot Soebroto.

Duka semesta tak dapat dibendung. Dengan maraknya digitalisasi, hampir seluruh temen WhatsApp membuat Story Ucapan Duka atas kepergian Eyang Habibie. Duka ini bukan karena mereka pernah bertemu langsung dengan Eyang. Tapi, karena pengabdian Eyang kepada bangsa Indonesia begitu besar.

Eyang Habibie mengabdikan hidupnya dengan cinta. Eyang mewarnai cinta ini pertama kepada kekasihnya, Hasri Ainun Besari. Saat kepergian sang istri, cinta Eyang tidak pernah mati, bahkan semakin hidup. Karena, itulah, bagi Eyang, cinta sejati yang tidak mengenal jarak dan waktu. Cinta ini selalu abadi. Tidak ada yang dapat memisahkan cinta sejati, sekalipun kematian menjemputnya.

Kisah cinta itu begitu menginspirasi banyak masyarakat, termasuk generasi milenial. Karena, kesetiaan dalam bercinta akan selalu menguatkan saat dihadapkan dengan kelemahan. Begitu pula kesetiaan itu dapat menyempurnakan kekurangan sehingga menjadi kesempurnaan. Eyang Habibie dan Ainun adalah dua sosok yang mengimplementasikan pesan kesetiaan cinta semacam itu.

Kisah cinta yang inspiratif, selain kisah cinta Laila Majnun, adalah kisah cinta Eyang Habibie dan Ainun. Perjalanan Eyang menjaga kesetiaan dibuktikan hanya dengan seorang kekasih yang bernama Ainun sampai Eyang menutup mata. Eyang punya komitmen yang tinggi untuk menolak pernyataan bahwa cinta dapat dipisahkan dengat kematian. Tak heran kisah cinta mereka berdua kemudian diangkat ke layar lebar dan diperankan oleh aktor ternama, sehingga kisah itu semakin menggugah hati masyarakat.

BACA JUGA  Mengatasi Kemiskinan dengan Memiskinkan Koruptor atau Menaikkan Gaji Pejabat?

Selain itu, Eyang Habibie mencintai orang lain, termasuk masyarakat Indonesia, tanpa membedakan status mereka. Cinta Eyang terhadap masyakarat Indonesia dibuktikan dengan nasehat-nasehatnya yang menginspirasi dan mempersatukan bangsa. Eyang selalu mengajak anak muda untuk selalu bekerja keras dan tekun belajar supaya kelak mereka menjadi generasi yang sukses, baik dari sisi fanansial maupun pendidikan.

Ketekunan Eyang Habibie dibuktikan dengan diraihnya beasiswa kuliah di Aachen, Jerman. Dengan kerja keras dan kepintarannya Eyang memperoleh gelar diploma dengan predikat cumlaude pada 1960 di kampus ini. Bahkan, Eyang membuat pesawat yang melebihi 20 kali kecepatan suara. Sungguh sangat membanggakan!

Karena itu, kepergian Eyang Habibie sungguh menggores luka begitu dalam karena masyarakat Indonesia merasa kehilangan sosok Eyang yang mencintai. Karena cinta inilah, Eyang sungguh patut menjadi sosok yang dicintai. Kendati Eyang sudah pulang, sejatinya Eyang masih hidup, karena nasehat-nasehat Eyang selalu dikenang tanpa batas waktu.

Selamat jalan Eyang Habibie. Indonesia sangat bersyukur memiliki Eyang. Indonesia sangat bangga dengan kehadiran Eyang. Eyang adalah sosok yang mencintai dan dicintai.[] Shallallah ala Muhammad.

 

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru