31.7 C
Jakarta

Erdogan dan Putin Minta Akhiri Pertempuran Armenia-Azerbaijan

Artikel Trending

AkhbarInternasionalErdogan dan Putin Minta Akhiri Pertempuran Armenia-Azerbaijan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Yereven — Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan negaranya telah menderita banyak korban dalam pertempuran dengan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh. Dia memberi penghormatan besar kepada mereka yang telah tewas.

“Saya tunduk kepada semua korban kami, para martir, keluarga mereka, orang tua mereka dan terutama ibu mereka, dan saya menganggap kehilangan mereka adalah kehilangan saya, kehilangan pribadi saya, kehilangan keluarga saya,” kata Pashinyan dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi pada Rabu (14/10), dikutip laman BBC.

Dia meminta segenap rakyatnya mengerti bahwa Armenia sedang menghadapi situasi sulit. “Ini bukan pernyataan putus asa atau kehilangan harapan. Saya memberikan informasi ini karena saya berkomitmen untuk mengatakan yang sebenarnya kepada rakyat kita,” katanya.

Pashinyan mengungkapkan, meski telah menderita cukup banyak korban dan kehilangan peralatan, pasukan Armena masih dalam kendali umum. Menurut dia, serangan yang dilancarkan para tentaranya juga menyebabkan banyaknya korban pada pihak musuh, yakni Azerbaijan. “Kita harus menang, kita harus hidup, kita harus membangun sejarah kita, dan kita membangun sejarah kita, epik baru kita, pertempuran heroik baru kita,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menuding Armenia menargetkan jaringan pipa gas dan minyak negaranya. “Armenia mencoba menyerang dan mengambil kendali jaringan pipa kami. Jika Armenia mencoba untuk mengambil alih jaringan pipa di sana, saya dapat mengatakan bahwa hasilnya akan sangat buruk bagi mereka,” kata Aliyev dalam wawancara dengan lembaga penyiaran Turki Haberturk pada Rabu.

BACA JUGA  Asal Bantuan Bisa Masuk Gaza, Houthi Izinkan Penyelamatan Kapal Inggris

Sejak 27 September lalu, Armenia dan Azerbaijan terlibat konflik di wilayah Nagorno-Karabakh yang dipersengketakan. Ratusan orang dilaporkan telah tewas selama pertempuran berlangsung.

Konflik antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh sebenarnya telah berlangsung sejak awal 1990-an. Persengketaan wilayah mulai muncul setelah Uni Soviet runtuh. Pada masa Soviet, Nagorno-Karabakh merupakan wilayah otonom di dalam republik Azerbaijan. Secara internasional, saat ini Nagorno-Karabakh diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tapi mayoritas penduduknya adalah etnis Armenia.

Dari 1991-1994, pertempuran kedua negara diperkirakan menyebabkan 30 ribu orang tewas. Pada 1992, The Organization for Security and Co-operation in Europe (OSCE) Minsk GrouP dibentuk. Badan yang diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) itu bertugas memediasi serta menemukan solusi damai untuk mengakhiri konflik Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabkah.

Gencatan senjata berhasil disepakati pada 1994. Namun, hingga kini kedua negara belum bersedia terikat dalam perjanjian perdamaian.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru