26.5 C
Jakarta

Eksploitasi Bulan Rajab oleh HTI: Antara Kejahatan Ideologis dan Pengaburan Sejarah Islam

Artikel Trending

Milenial IslamEksploitasi Bulan Rajab oleh HTI: Antara Kejahatan Ideologis dan Pengaburan Sejarah Islam
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Bulan Rajab memiliki makna khusus bagi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Selain bulan Rajab dianggap sebagai momen penting dalam sejarah Islam, khususnya terkait dengan runtuhnya Kekhilafahan Utsmaniyah, HTI sering menggunakan bulan Rajab untuk meningkatkan kesadaran tentang perjuangan menegakkan kembali khilafah Islamiyah.

Dalam satu tulisan sebelumnya, Membongkar Propaganda HTI di Bulan Rajab dan Pentingnya Narasi Moderat, saya menyebutkan bahwa HTI melakukan propaganda di bulan Rajab untuk menaikkan rating kelompoknya. Mereka mencoba berbagai cara supaya menarik simpati orang untuk ikut bergabung melakukan agenda bersama HTI.

Kejahatan Ideologis

Salah satunya dengan cara eksploitasi momen kebesaran bulan Rajab. Peristiwa demi peristiwa bulan Rajab dijadikan “jualan” oleh HTI. Keruntuhan Kekhilafahan Utsmaniyah yang dihapus oleh Mustafa Kemal Atatürk pada tanggal 3 Maret 1924 misalnya, menjadi branding HTI. Bagi HTI, peristiwa ini dipandang sebagai momen tragis karena hilangnya sistem pemerintahan Islam yang dianggap menyatukan umat di bawah satu kepemimpinan Islam.

Menurut HTI, penyebab utama krisis politik, ekonomi, dan sosial yang dihadapi umat Islam saat ini karena ketidakhadiran khilafah. Bahkan andaikan Palestina hari ini sudah menemukan solusi, yaitu gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih dibutuhkan pemerintahan khilafah versi Hizbut Tahrir.

Sekarang, aktivis HTI menyusun kegiatan dengan mengumpulkan para pendukung dan simpatisan untuk mendengarkan ceramah tentang pentingnya khilafah. Biasanya, mereka menggelar acara dan aksi di berbagai kota untuk menyampaikan ide-ide itu dengan menyerukan kondisi umat Islam global. Lalu, aktivis HTI ini mengajak masyarakat untuk berjuang bersama dalam menegakkan kembali sistem khilafah yang telah runtuh pada 1924.

Cara eksploitasi bulan Rajab ini dipandang ampuh oleh aktivis HTI. Mereka menganggap bulan Rajab sebagai momen simbolis yang relevan untuk membangkitkan emosi kolektif umat Islam. Meski cara ini dibilang usang oleh sebagian orang, tetapi cara eksploitasi sejarah umat Islam di bulan Rajab bisa membangkitkan sentimen emosional umat Islam.

BACA JUGA  Nataru: Siaga Serangan Terorisme dalam Perayaan Natal dan Tahun Baru

Eksploitasi bulan Rajab ini jangan dianggap enteng. Memori historis dan simbolik sejarah peristiwa Islam di bulan Rajab dapat menggugah perasaan kehilangan dan kerinduan umat terhadap kejayaan Islam di masa lalu. Ini yang terus-menerus dilakukan HTI. Maka tidak heran jika HTI meski dilarang masih tetap eksis dan jamaahnya bertambah banyak.

Pengaburan Sejarah Islam

Saya melihat, eksploitasi bulan Rajab dilakukan HTI di media cetak, digital, dan video untuk menyebarkan pesan mereka secara masif. Mereka memanfaatkan platform ini untuk menyampaikan kritik terhadap sistem pemerintahan yang ada, gejala kemanusiaan, penderitaan umat Islam, dan sekaligus menawarkan khilafah sebagai solusi alternatif. Sayangnya, media-media keislaman di Indonesia belum jeli menangkap propaganda HTI ini.

Padahal apa yang dilakukan aktivis HTI ini justru bukan saja mengeksploitasi, tetapi memanipulasi sejarah. Mereka secara lancang menyederhanakan narasi sejarah umat Islam di bulan Rajab, dan selalu mengaitkan seluruh permasalahan umat dengan runtuhnya khilafah. Padahal, banyak faktor lain yang berkontribusi terhadap tantangan yang dihadapi umat Islam.

Saya merasa, cara HTI memperlakukan sejarah Islam di bulan Rajab melukai umat umat Islam. Bukan saja mempolitisasi, tetapi juga mengaburkan fakta yang sesungguhnya. Takutnya, cara eksploitasi HTI untuk kepentingan ideologisnya itu, malah menjadi bumerang yang berlanjut pada pendangkalan makna spiritual bulan Rajab dan pengaburan sejarah Islam.

Karena itulah, kita sebagai umat Islam yang tahu cara kerja HTI di bulan Rajab ini harus melakukan konter narasi. Media keislaman harus turun tangan. Mengabaikan eksploitasi HTI pada bulan Rajab, sama saja dengan mengabaikan sejarah adiluhung umat Islam. Itu.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru