33.2 C
Jakarta
Array

Dua Warga Rusia Diduga Disandera ISIS di Suriah

Artikel Trending

Dua Warga Rusia Diduga Disandera ISIS di Suriah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta. Dua pria asal Rusia diduga disandera oleh ISIS di Suriah setelah sebuah video yang disebarkan media propaganda kelompok teroris itu, Amaq, memperlihatkan kedua laki-laki tersebut dalam keadaan terikat dan memar.

Dalam video tersebut, salah satu di antara sandera mengatakan, mereka ditangkap ISIS saat kelompok itu tengah meluncurkan serangan balasan di dekat kota Sholah, provinsi Deir Ezzor.

Awalnya, kedua pria ini diduga tentara Rusia yang tengah bertugas di Suriah. Namun, kementerian pertahanan Rusia membantah ada prajuritnya yang ditangkap ISIS.

Selama ini, Moskow memang mengerahkan sejumlah pasukannya ke Suriah untuk membantu Presiden Bashar al-Assad memberangus pemberontak. Tak hanya militer, laporan mengenai partisipasi tentara bayaran asal Rusia di Suriah juga sudah tesebar luas.

Belakangan, organisasi paramiliter masa pra-Uni Soviet, Don Cossack Host Organization, mengonfirmasi bahwa keduanya merupakan warga Negeri Beruang Merah yang diketahui bernama Grigory Tsurkanu dan Roman Zabolotny.

“Roman Zabolotny adalah veteran aktif kami. Kami tidak mengerti bagaimana dia bisa berada di Suriah,” ucap juru bicara Don Cossack Host, Lyudmila Bondar, kepada AFP, Kamis (5/10).

Bondar mengatakan, Zabolotny merupakan seorang juru masak dari selatan Rusia. Sementara itu, Tsurkanu merupakan anggota organisasi veteran Military Brotherhood yang berasal dari Moskow.

“Hati kami semua terluka ketika mengetahui bahwa Grigory Tsurkanu berada di tangan teroris di Suriah,” kata organisasi tersebut melalui situsnya.

Sementara itu, juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan pihaknya masih berupaya melacak lokasi kedua sandera dan memverifikasi kewarganegaraan mereka.

“Kami mencoba mengetahui alasan mengapa orang-orang itu berada di Suriah dan kronologi penculikan mereka,” tutur Zakharova yang dikutip kantor berita Rusia, seperti dilansir AFP.

“Pembebasan juga sulit dilakukan karena tidak ada permintaan tebusan untuk membebaskan para sandera,” katanya.

Di sisi lain, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan video tersebut tidak bisa dijadikan sumber informasi resmi pemerintah.

“Sejauh ini tidak memungkinkan bagi Kremlin untuk membantu mereka,” ujarnya. (has)

Cnnindonesia.com

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru