25.7 C
Jakarta

Dua Jalan Menggapai Ridha-Nya

Artikel Trending

Asas-asas IslamIbadahDua Jalan Menggapai Ridha-Nya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Pokok kebenaran yang menegakkan jasad makhluk hidup adalah ruh, kecuali Dia Yang Maha Ada. Tampa-Nya tidak akan ada segala yang ada saat ini. Pada hakekatnya, tidak ada makhluk sebelum adanya yang menciptakan, Dialah Allah SWT.  Ada-Nya tanpa permulaan dan akhir-Nya tanpa batas, terbebas dari ruang dan waktu. Dialah Al Haq yang berdiri sendiri. Lisan yang tidak sering menyebut nama-Nya. Biasanya akan kaku dalam mengakui suatu kebenaran. Tersebab hati tertutup oleh kotoran dunia, sehingga buta akan cahaya Ilahi. Sering bertanya sendiri dalam hati, apakah aku yang tidak sadar ataukah Dia yang sudah tidak mau mengingatkanku, membiarkanku terlabuh dalam kegelapan, terbuai kebohongan hidup. Ada dua jalan untuk menggapainya.

Terperanjat seketika datang bisikan dari kejauhan hati yang terdalam. “hai bung, bagaimana Allah akan peduli terhadapmu, sedangkan engkau sedetik pun tak pernah mengingat-Nya. Padahal nafas yang kau hirup, anggota badan yang sering engkau gunakan sebagai sarana berbuat kerusakan. Kesehatan yang engkau rasakan, kesempatan yang kau miliki. Akal yang kau gunakan untuk berfikir, hati yang merasakan segala perasaan, itu semua adalah berasal dari Allah SWT”. Lantas sebagai orang yang dimanahkan untuk memakainya suatu saat akan kembali diambil oleh Pemiliknya. Maka perlakukanlah segala yang diberikan sebagai sebuah titipan bukan milik yang lain selain Allah SWT.

Banyak yang menggali tentang dunia, mencari pengetahuan. Namun tidak semua menemukannya, hanya tertipu dengan keindahannya. Akhirnya asal mula penciptaan ia lupakan, sesuatu yang dimiliki bukan lagi dianggap titipan, melainkan hasil kerja kerasnya sendiri. Suatu hari apa yang dianggap miliknya itu dicabut oleh Allah SWT. Menyikapi hal itu terkadang kita mengatai Allah itu tidak adil, menyiksa, dan menyia-nyiakan hamba-Nya. Padahal kita sendiri yang tidak pernah mengingatnya kecuali ada acara tertentu seperti kematian, pernikahan, tasyakkuran, dsb.

Dua Jalan Manuju Tuhan

Ada dua jalan untuk mengenal Dia dengan lebih dekat, dalam agama ada yang disebut dengan ma’rifat, yaitu jalan yang ditempuh untuk mengenal-Nya. Buya Hamka dalam bukunya “Pandangan Hidup Muslim”, menyebutkan ada dua jalan yang ditempuh seseorang untuk lebih mengenal-Nya, yaitu jalan tasawwuf dan jalan ilmuwan. Jalan tasawwuf lebih kepada menempa hati, latihan (riyadhah) mensucikan hati dari kotoran duniawi. Jalan tasawwuf ini bergantung pada rasa dan semacam anugrah. Terkadang sulit karena tidak dijelaskan dengan filsafat, mantik, maupun teori penelitian apapun, terkadang juga mudah karena orang yang tidak pernah sekolah pun dapat meraihnya.

Jalan tasawwuf menghendaki latihan, menghadirkan Allah dalam setiap pergerakan, dalam setiap hembusan nafas dan panca indra. Tak dapat tergambar bagaimana rasanya, hanya dapat ditemukan dengan latihan yang ditempuh dan anugrah yang ditakdirkan Ilahi. Jalan ilmuwan menghendaki logika, bahasa, hitungan, sebab akibat, dan sebagainya. Terkadang kedua jalan yang ditempuh tersebut dipertentangkan oleh para penempuhnya. Ada yang memandang remeh ahli tasawwuf yang hanya berkhayal tanpa suatu teori dan hasil yang nyata. Ada yang memandang rendah para ilmuwan karena hanya mengandalkan akal, tanpa merasakan nikmatnya mendekat kepada Allah SWT dan mengetahui rahasia di balik alam ini. Jarang yang terdapat menempuh kedua jalan tersebut seumpama Al-Ghazali, beliau mengambil kesimpulan bahwa jalan tasawwuf dipakai untuk menempuh agama, sedangkan jalan ilmuwan atau sarjana dipakai untuk menggali ilmu alam. Dua jalan berbeda namun hakektnya sama yaitu ingin mengenal-Nya. Dengan kedua jalan tersebut akan teraih ma’rifat keagungan-Nya dan betapa luas ciptaan-Nya. Dengan begitu kedua jalan tersebut amat penting untuk kita lalui, agar kita tidak terlena dengan dunia pun tidak terbelakang dengan kemajuan zaman.

BACA JUGA  Doa Rasulullah Untuk Perisai Diri dan Keluarga

Rintangan dalam Dua Jalan Menuju Tuhan

Kedua jalan tersebut tentunya juga tidak terlepas dari berbagai rintangan yang harus dilalui, sebagai tombak penegak untuuk dapat mengenal Allah SWT. Jalan tasawwuf lebih kepada hati dan nafsu diri, orang yang tersesat di jalan tersebut biasanya akan melenceng dari syari’at yang ada, hilang akal sehat yang kemudian dapat menjerumuskan kepada kemusyrikan atau aqidah yang menyimpang. Hal tersebut dapat diatasi dengan jalan ilmuwan, dengan ilmu kita akan terbimbing agar selalu di jalan yang lurus. Sebagaimana dalam hadits yang mengisahkan tentang iblis yang lebih takut kepada orang ‘alim (berilmu) yang sedang tidur daripada orang bodoh yang sedang melaksanakan shalat. Karena shalat tanpa ilmu, akan terhitung sia-sia dalam mengerjakannya, ilmu tentang shalat mulai dari niat hingga salam, merupakan pokok diterimanya shalat atau tidak.

Dari Ibnu Abbas r.a, Nabi SAW bersabda, “Nabi Sulaiman pernah diberi pilihan antara memilih ilmu atu kekuasaan, lalu beliau memilih ilmu. Kemudian Nabi Sulaiman diberi ilmu sekaligus kekuasaan”. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS. Al-Mujaadalah: 11). Dalam ayat lain Allah menegaskan, “Samakah antara orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu?” (QS. Az-Zumar: 9). Berbagai dalil tersebut menunjukkan betapa pentingnya sebuah ilmu pengetahuan dalam upaya mengenal Allah SWT. Ilmu yang akan menggandeng kita dalam bertasawwuf, sehingga terlepas dari kesesatan belaka yang hanya akan menjadikan kita sebagai hamba syaitan. Kedua jalan tersebut, jalan tasawwuf dan jalan ilmuwan tidak dapat dikesampingkan salah satunya, karena merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Dua jalan yang akan menuntun kita menuju keridhaan-Nya.

Sabron Sukmanul Hakim, Program Studi Magister Komunikasi Penyiaran Islam, Pascasarjana Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru