30 C
Jakarta
Array

DPD HTI Sulsel Mangkir dari Forum Dialog Nasional

Artikel Trending

DPD HTI Sulsel Mangkir dari Forum Dialog Nasional
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Makassar. Human Illumination Makasar (HIM) melaksanakan kegiatan Seminar Nasional Kebangsaan dengan tema “Khilafah dan Pancasila”, di mana acara ini akan dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Mei 2017, pukul 13.30-17.30 bertempat di Aula Utama Univesitas Islam Makasar.

Seminar Nasional Kebangsaan tersebut menghadirkan pembicara antara lain; Dr. Ir. Hj. Majdah M Zain ( Rektor Universitas Islam Makasar) sebagai closing statement, yang awalnya direncanakan sebagai pembicara kunci namun ada beberapa kesibukan, jadi terlambat datang ke tempat acara. Ustadz Kemal Shodiq (Ketua DPD HTI Sulawesi Selatan) yang mangkir dan tidak jelas saat dihubungi panitia. Dr. KH. Afifuddin, Lc, MA (Pengasuh Pondok Pesantren An-Nahdlah, Makasar), Muhamad Sofi Mubarok (Pengamat Politik Islam) dan Muhammad Makmun Rasyid (Penulis Buku HTI, Gagal Faham Khilafah) masing-masing bertindak sebagai narasumber.

Ketidakhadiran pimpinan HTI, bukan pertama kali, di Malang pun saat diundang mangkir. “HTI memang memiliki kebiasaan mangkir jika diundang dialog dan debat terbuka,” ujar Hosein di hotel Paradiso Makassar.

Beberapa narasumber juga menyayangkan ketidakhadiran pimpinan HTI. Di mana kita ketahui bersama, suara mereka teriak dari belahan bumi mana saja, namun saat diajak dialog yang ditonton skala internasional, kerap tidak hadir dengan pelbagai alasan yang tidak masuk akal. “Biasa, beberapa kali acara yang saya hadiri, HTI pasti tidak datang. Beberapa kali konfirmasi, tapi sudah hari tampilnya, tidak datang. Seharusnya datang, karena para narasumber butuh informasi dan data dari mereka-mereka (pimpinan HTI). Daripada teriak-teriak di jalan, tidak jelas arahnya, demo di jalanan yang mengganggu masyarakat, lebih baik bahtsul masail kitab klasik di panggung,” ujar Makmun Rasyid saat di datangi di MaxOne Hotel Makassar, Jl. Taman Makam Pahlawan No.5, Tello Baru, Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

“Di Indonesia ini, mengubah sesuai dengan selera orang yang mengubah, sampai empat kali, diubah lagi, diubah lagi, diubah lagi dan diubah lagi, dan sifatnya lebih banyak reaktif terhadap rezim sebelumnya daripada filosofis bangsa Indonesia. Termasuk reaktivisme dari kader-kader HTI di Indonesia yang ingin mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi Khilafah ala Taqiyuddin Al-Nabhani”, lanjut Makmun Rasyid.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru