Harakatuna.com. Makassar – Peran tokoh masyarakat di Makassar sangat penting dengan bekerja sama dengan pihak Kepolisian guna menangkal pemahaman radikalisme agar jangan sampai masuk ke Sulawesi Selatan pada umumnya. Olehnya itu pendekatan jalur pendidikan formal dan nonformal serta modernisasi beragama dilakukan sebab dengan toleransi tentunya akan mencapai harapan dengan tujuan yang baik.
Hal itu dikemukakan sejumlah Nara Sumber dalam kegiatan bertema “Terorisme Musuh Kita Bersama” yang digelar Tim Divisi Humas Polri di Aula Polrestabes Makassar, Kamis. (19/1/2023).
Sub Satgas Banops Humas Ops Kontra Radikalisme, AKBP Erlan Munaji yang memimpin langsung kegiatan Focus Group Discussion (FGD), kontra radikal mengatakan FGD bertujuan untuk mensosialisasikan serta memperkenalkan secara jelas kepada tokoh masyarakat tentang misi utama kegiatan kontra radikal sebagai upaya menangkal paham radikalisme yang telah banyak masuk ke tengah masyarakat.
“Nah peran tokoh masyarakat di Makassar sangat penting dengan bekerja sama dengan pihak Kepolisian guna menangkal pemahaman radikalisme agar jangan sampai masuk ke Sulawesi Selatan pada umumnya. Perlu kerja sama dan sinergitas semua pihak dalam mencegah paham-paham radikal yang dilarang oleh konstitusi kita,” ujarnya.
Menurut Muhammad Nasir Abbas yang merupakan Nara Sumber memaparkan bahwa salah satu penyebab munculnya terorisme kata dia, karena gagal melihat dan menyikapi perbedaan, kurangnya pengetahuan dan salah mentor yang mengarah pada kebencian dan merasa benar, sehingga muncul sifat intoleran yang merusak dan membuat kekerasan.
Sementara Ketua FKUB Kota Makassar Prof.Dr.Arifuddin Ahmad, mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan FGD Kontra Radikal yang dilaksanakan Divhumas Polri.
Kendati demikian mengajak masyarakat mendukung deradikalisasi dengan pendekatan jalur pendidikan formal dan nonformal serta modernisasi beragama.
“Mengajak masyarakat mendukung deradikalisasi dengan pendekatan jalur pendidikan formal dan nonformal serta modernisasi beragama. Itu yang kita lakukan karena disitu ada toleransi dan melakukan sesuatu yang berbeda. Tapi mengarah kebaikan. Tokoh agama perlu mengedukasi kepada masyarakat yang hasanah baik dan benar kepada umat,” paparnya.