29.1 C
Jakarta

Dialog Singkat Tentang Dasar Ilmiah Para Pejuang Khilafah

Artikel Trending

KhazanahSuara PembacaDialog Singkat Tentang Dasar Ilmiah Para Pejuang Khilafah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

A: Ayo gabung mas, bersama berjuang untuk Islam.

B: Mas ini orang mana?

A: Mahasiswa sini mas.

B: Dulu mondok di mana?

A: Pendidikan saya normal mas.

B: Normal? Maksudnya? Ada pendidikan tidak normal?

A: Hehe… Maksudnya dari SD sampai SMA umum, mas.

B: Oh, tapi hafal Alfiyah Ibnu Malik?

A: Alfiyah itu apa ya mas?

B: Kitab Nahwu.

A: Nahwu itu bahasa Arab ya mas?

B: Ilmu tentang gramatikal bahasa Arab, begitu singkatnya. Belajar subjek, predikat, objek, dan lainnya.

A: Oh, belum pernah mas.

B: Oh, masih Jurumiyyah ya?

A: Itu apa lagi mas?

B: Innalillah, gini deh. Hafal Quran nggak?

A: Baru tahsin 1 mas, hehe… Maklum, baru mulai ngaji semester tiga kemarin.

B: Astaghfirullah… Terus itu teriak-teriak khilafah kenapa?

A: Kan bagian dari Islam mas. Harus kita perjuangan.

B: Udah pernah baca kitab fiqh, kayak Minhaj, I’anah, Fathul Mu’in, atau Fathul Qarib aja deh. Pernah?

A: Belum mas, saya tidak bisa baca kitab kuning.

B: Lah itu tahu khilafah dari mana?

A: Dari murabbi saya mas.

B: Hebat, punya murabbi. Ikut thariqah?

A: Bukan mas, murabbi liqa’.

B: Murabbinya belajar dari siapa?

A: Nggak tahu juga mas, tapi biasanya sih ngasih refrensi materi dari situs-situs internet atau video di youtube.

B: Kamu ini teriak khilafah bukan dari kitab, bukan juga dari orang yang jelas sanadnya sampai ke Rasulullah SAW. Kamu teriak khilafah dari mana dasarnya?

A: Situs dan video dari murabbi mas.

B: Pantas.

A: Pantas kenapa, mas?

B: Mahasiswa yang baik akan bertindak dan berpikir ilmiah. Ambil sesuatu dari sumber aslinya. Kalau karya ilmiah aja harus pakai jurnal primer, agama juga begitu. Ambil dari kitab-kitab mu’tabar (primer) yang ditulis oleh ulama-ulama kredibel dan diakui dari zaman ke zaman sejak dahulu. Mempelajari sesuatu itu juga harus kepada ahlinya, ada bukti tertulis dia bersambung sanadnya sampai Rasulullah SAW. Kalau ilmu agama tidak disandarkan kepada Rasulullah SAW, bisa sesat.

 

A: Oh, iya mas. Terima kasih atas pencerahannya.

B: Ya udah, sana ke masjid. Ambil air wudlu. Salat taubat dua rakaat.

A: Siap mas, eh, ustaz. Siap ustaz.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Artikel Terkait

Artikel Terbaru