Harakatuna.com. Gorontalo – Untuk mencegah penyebaran paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme di kalangan pelajar, Tim Cegah Satgaswil Gorontalo Densus 88 Polri bersama Polda Gorontalo menggandeng SMA Negeri 1 Paguyaman untuk melaksanakan sosialisasi bertajuk “Bahaya Paham Intoleran, Radikalisme, dan Terorisme di Kalangan Pelajar”
Kegiatan ini digelar di aula SMA Negeri 1 Paguyaman, dihadiri ratusan siswa, Wakil Kepala Sekolah Adelin Isa Boyola, Kapolsek Paguyaman Iptu Juwar serta seorang mantan narapidana terorisme, Aldi Awal, yang diundang untuk berbagi pengalaman.
Ketua Tim Cegah Satgaswil Gorontalo Densus 88 Polri dalam pemaparannya menyampaikan pentingnya memahami karakteristik paham intoleran, radikalisme, dan terorisme yang kerap disusupi melalui narasi keagamaan. “Paham-paham ini bisa mengakibatkan aksi teror yang berbahaya, bahkan mengatasnamakan agama,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran penting sebagai benteng pertahanan bangsa, terutama dengan memahami nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan.
Salah satu momen yang paling menyentuh dalam kegiatan ini adalah kesaksian dari Aldi Awal, mantan narapidana terorisme, yang berbagi cerita tentang pengalamannya terjerumus ke dalam jaringan terorisme akibat pemahaman agama yang keliru. “Dulu saya menganggap pemerintah kafir, aparat halal untuk dibunuh,” ungkap Aldi
Ia menyesali masa lalunya dan mengajak para siswa untuk menjauhi paham intoleransi dan radikalisme.
Wakil Kepala Sekolah Adelin Isa Boyola menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Ia berharap materi yang disampaikan dapat menjadi bekal bagi siswa untuk mencegah penyebaran paham radikal, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. “Terima kasih kepada Tim Cegah Satgaswil Gorontalo Densus 88 Polri atas kegiatan yang bermanfaat ini. Semoga kegiatan serupa terus berlanjut,” ucapnya.
Acara ini diakhiri dengan yel-yel semangat dan sesi foto bersama. Para siswa terlihat antusias dan berpartisipasi aktif sepanjang kegiatan.
Satgaswil Gorontalo Densus 88 Polri bersama pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi serupa secara berkelanjutan, demi membentengi masyarakat Gorontalo dari ancaman paham radikalisme dan terorisme.