32.1 C
Jakarta
spot_img

Densus 88 Sebut Pesantren Punya Peran Penting Lawan Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarDaerahDensus 88 Sebut Pesantren Punya Peran Penting Lawan Radikalisme
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Sragen – Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengadakan seminar kebangsaan bertema “Ponpes Berperan Aktif dalam Membangun Generasi Santri yang Beriman, Berilmu, dan Toleran, Melawan Radikalisme” pada Rabu (15/1/2025). Acara ini berlangsung di Gedung Badminton Dukuh Pilang, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Dalam pelaksanaan seminar kali ini Densus 88 menggandeng Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Hidayaturrahman sebagai mitra strategis.

Kapolres Sragen AKBP Petrus Parningotan Silalahi melalui Kasat Intelkam AKP Ali Suryadi menjelaskan bahwa pesantren punya peran strategis dalam melawan radikalisme. Pihaknya berharap agar pondok pesantren terus menjadi benteng ideologi yang mendukung keutuhan NKRI.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Tim Pencegahan Densus 88 AKBP Goentoro Wisnoe Tj, S.Pd., M.H, Kepala Kesbangpol Kabupaten Sragen Drs. Sutrisna, M.Si., Danramil Masaran Kapten Inf. Wariyo, Kasat Intelkam Polres Sragen IPTU Ali Suryadi, aktivis dakwah Ustadz Muhammad Hatta, dan Direktur Ponpes Hidayaturrahman Tengku Azhar. Seminar diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari kalangan santri dan masyarakat sekitar.

AKBP Goentoro Wisnu Tj menegaskan pentingnya peran pesantren dalam melawan radikalisme. Selain itu pihanya juga berharap santri menjadi duta perubahan yang dapat menangkal paham radikal dengan bijak. Ia menilai santri dengan ilmu pengetahuan agama yang mumpuni dapat menyaring masuknya paham radikal-terorisme di tengah-tengah masyarakat.

BACA JUGA  PW Ansor Jatim Bergegas, Kecam Keras Aksi HTI di Surabaya

Sementara itu, Kompol Didik dari Densus 88 memaparkan sejarah terorisme di Indonesia, peran radikalisme dalam mengancam stabilitas negara, dan langkah-langkah pencegahannya. Pihaknya menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam mendeteksi potensi ancaman paham radikal secara bersama-sama.

Dr. Muhammad Nursalim dari MUI Sragen mengingatkan pentingnya Pancasila sebagai kesepakatan bersama yang menjadi dasar persatuan bangsa. Hal serupa juga disampaikan oleh aktivis dakwah milenial Ustadz Muhammad Fata. Ia menekankan pentingnya rasa cinta tanah air sebagai bagian dari iman yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan dari pihak pondok pesantren yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Ponpes Hidayaturrahman, Tengku Azhar, menegaskan komitmen dalam mendidik santri yang religius dan nasionalis. Ia pun mengapresiasi perhatian Densus 88 dan pemerintah daerah dalam penguatan wawasan kebangsaan di kalangan santri. Pihaknya berharap agar seminar ini dapat meningkatkan pemahaman santri dan masyarakat tentang bahaya radikalisme serta memperkuat peran pesantren dalam menjaga persatuan bangsa.

Di akhir acara dilakukan deklarasi bersama untuk menolak paham radikal. “Kami Pondok Pesantren Menolak Faham Intoleran, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme. NKRI Harga Mati!”.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru