31.7 C
Jakarta

Denny Siregar dan Kontra-Radikalisme yang Ia Lakukan

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanDenny Siregar dan Kontra-Radikalisme yang Ia Lakukan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Tadi pagi saya menonton obrolan Denny Siregar dan Deddy Corbuzier di kanal YouTubenya. Obrolannya cukup asyik, apalagi dimulai dengan rasa penasaran host Deddy terkait motivasi Denny melakukan kontra-radikalisme dalam beberapa terakhir ini.

Kontra-radikalisme yang dilakukan Denny lebih banyak ditemukan di channel YouTube Cokro TV dan beberapa channel YouTube sampingan yang lain. Tulisan ini tidak bermaksud berlebihan dalam memuji Denny, tapi tidak ada salahnya jika dikatakan, bahwa cendikiawan, selain Najwa Shihab, yang berani mengungkap kebohongan radikalisme adalah Denny Siregar.

Banyak isu radikalisme yang Denny kritik. Pertama, radikalisme berkedok ustadz. Denny pernah mengkritik dakwah Gus Nur yang getol menghujat pemerintah, semisal Pak Jokowi, Kyai Ma’ruf Amin, dan masih banyak yang lainnya. Presiden dan wakilnya, bagi Gus Nur, tidak pantas jadi pemimpin, karena kurang pro-rakyat. Hujatan demi hujatan sering disampaikan oleh Gus Nur pada forum pengajian di mana ia mengisi. Sungguh kurang tepat Gus Nur berdakwah!

Melihat dakwah Gus Nur yang cenderung anti-pemerintah, Denny mengkritiknya bahwa Gus Nur tidak pantas jadi ustadz. Apalagi Gus Nur sendiri tidak memiliki latar belakang pendidikan di pesantren atau di perguruan tinggi. Sehingga, bagi Denny, dakwah Gus Nur dipertanyakan alias diragukan.

Kedua, radikalisme berkedok politis “sok” agamis. Pada bagian ini Denny mengkritik seorang politikus Amien Rais yang akhir-akhir sangat tajam menggulingkan Pak Jokowi dari meja kepresidenan. Bagi Amien Rais, Jokowi telah menzalimi rakyat. Bahkan, Jokowi dituduh terjebak dalam politik kotor. Maka, Amien Rais pernah menggiring massa untuk melakukan “people power” (alias pemberontakan berskala besar) terhadap pemerintahan Jokowi.

BACA JUGA  Lebaran Ketupat dan Makna Filosofis yang Dapat Kita Petik

Denny memandang Amien Rais kurang lihai dalam dunia perpolitikan. Sehingga, ia sering menyerang lawan politiknya dengan balasan akhirat yang akan diberikan Tuhan. Pernyataan Amien Rais kurang elok didengar. Karena, ia selalu mengaitkan persoalan politik dengan agama. Semestinya tidak menggunakan instrumen agama untuk kepentingan politik. Agama dan politik itu memiliki ruang yang berbeda. Memadukan agama dan politik akan menghadirkan kehancuran.

Ketiga, Denny juga mengkritik aksi-aksi terorisme yang mengatasnamakan agama. Begitu bodohnya orang yang dicuci otaknya untuk melakukan aksi yang picik, yaitu bom bunuh diri demi mengharap kebahagiaan surga yang abstrak. Padahal, agama sendiri tidak membenarkan tindakan tersebut, malah melaknatnya.

Kritik Denny tak lain dan tak bukan sebagai kontra-radikalisme sehingga dapat meminimalisir angka paham menyesatkan ini di Indonesia. Kritik Denny tersebut se-frekuensi dengan tindakan pemerintah dalam memberantas radikalisme, mulai pembubaran organisasi keagamaan radikal seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sampai pelarangan hijrah ke Suriah untuk bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Sebagai penutup, bersyukur kita punya cendikiawan seperti Denny Siregar yang menyelamatkan Indonesia dari serangan radikalisme. Kita sebagai warga negara yang baik hendaknya terus mensupport Denny untuk memberantas radikalisme. Radikalisme disadari atau tidak menjadi benalu eksistensi negara. Masihkah kita menduga Denny buzzer pemerintah?[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru