27.8 C
Jakarta

Demokrasi ala Sahabat Nabi Muhammad SAW

Artikel Trending

Asas-asas IslamSirah NabawiyahDemokrasi ala Sahabat Nabi Muhammad SAW
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Senin pagi 12 Rabiul awwal, baginda Rasulullah SAW wafat di rumah istri tercintanya, Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah RA. Pagi itu juga semua sahabat yang berada di kota Madinah segera datang berta’ziah. Mereka sangat terkejut mendengar berita wafatnya Rasulullah SAW. Begitu pula sahabat yang berada di luar kota Madinah, mereka cepat-cepat datang ke Madinah.

Sahabat- sahabat Ansor setelah mereka berta’ziah, kemudian berkumpul di “Saqifah Bani Saidah” dengan tujuan akan mengangkat pemimpin mereka, iaitu Sa’ad bin Ubadah  sebagai khalifah pengganti Rasulullah SAW. Karenanya meskipun saat itu Sa’ad bin Ubadah dalam keadaan sakit, tapi dia tetap dihadirkan dalam pertemuan itu. Mungkin ada yang bertanya: mengapa orang-orang Ansor saat itu cepat-cepat akan mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai khalifah ?

Hal mana karena Rasulullah SAW semasa hidupnya tidak pernah menunjuk seseorang sebagai khalifah sebagai penggantinya apabila beliau wafat. Karenanya agar tidak didahului sahabat- sahabat muhajirin, mereka sahabat-sahabat Ansor cepat-cepat berkumpul bermusyawarah dengan tujuan akan mengangkat pemimpin Ansor, Sa’ad bin Ubadah sebagai khalifah pengganti Rasulullah SAW.

Tapi Allah SWT berkehendak lain, Sayidimana Abu Bakar Assiddiq yang saat itu berada di rumah putrinya Siti Aisyah, tiba-tiba diberitahu sahabat Umar bin Khattab  bahwa sedang berkumpul di Bani Saqifah untuk mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai khalifah. Demi menyelamatkan kaum muslimin dari perpecahan, maka Sayyidina Umar RA meminta Sayyidina  Abu Bakar RA untuk menghadiri pertemuan tersebut. Sebagai orang tua yang dituakan di kalangan sahabat, maka Sayyidina Abu Bakar RA menerima ajakan tersebut, kemudian mereka cepat-cepat menuju Bani Saqifah.

BACA JUGA  Amalan Rasulullah Agar Sembuh dari Segala Penyakit

Sesampainya di sana, Sayyidina Abu Bakar RA dengan persetujuan Sayyidina Umar RA berpidato, dimana beliau menerangkan keutamaan kaum Ansor, serta kelayakan Muhajirin untuk menduduki jabatan khalifah. Dan karena memang sudah dikehendaki Allah SWT, maka akhirnya semua yang hadir menerima apa yang disampaikan oleh Sayyidina Abu Bakar Assiddiq RA. Sehingga semua yang hadir baik dari kaum Ansor dan Muhajirin yang semula akan mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai khalifah  berbalik membaiat Sayyidina Abu Bakar Assiddiq RA sebagai khalifah, pengganti Rasulullah SAW. Karena peristiwa tersebut maka proses pemakaman baginda Nabi Muhammad SAW diundur.

Begitulah kisah pemilihan kepemimpinan kaum muslimin sepeninggalan Rasulullah SAW. Semoga bermanfaat!

Ahmad Ghozali

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru