32.9 C
Jakarta

Dari Palestina Hingga Papua: Kita Mengutuk Keras Aksi Pembunuhan

Artikel Trending

KhazanahDari Palestina Hingga Papua: Kita Mengutuk Keras Aksi Pembunuhan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Apapun bentuknya, nyawa manusia adalah mahal dibandingkan apapun. Bahkan dalam tulisan Habib Ali al-Jufri yang berjudul “Kemanusiaan Sebelum Keberagamaan” yang merupakan sebuah refleksi selama bertahun-tahun dalam pengalamannya bertemu banyak orang, menyikapi berbagai problematika kemanusiaan yang sangat kompleks tersebut, setidaknya memaparkan bahwa kesadaran akan kemanusiaan adalah hal sangat penting untuk didahulukan dalam menjalankan misi kemanusiaan.

Tentu, pada muaranya adalah relasi ketuhanan yang paling akhir dalam setiap perbuatan manusia. Maka ketika melihat berbagai fenomena kemanusiaan yang menjadi buar bibir dunia, yakni Israel-Palestina, tidak ada alasan lain untuk membela negara yang tertindas selain alasan kemanusiaan. Apalagi ketika melihat aksi pembunuhan yang terjadi dilakukan pada saat melaksanakan ritual puasa, kita berduka tidak terbatas pada asa kemanusiaan saja.

Lebih dari itu, sebagai sesama muslim sudah menjadi kewajiban untuk menyayangi muslim lainnya seperti saudara. Ini sesuai dengan hadis Rosulullah dari Anas ra. Bahwa Rosulullah bersabda, “Tidak sempurna keimanan seorang dari kalian, hingga ia mencintai untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri ”. Bisa kita  katakan bahwa duka umat Palestina adalah duka muslim dunia yang tidak bisa merasakan ketentraman pada saat tarawih, idul fitri dan kebahagiaan momentum hari besar Islam lainnya.

Konflik Israel-Palestina di Indonesia

Seluruh dunia memandang konflik Israel-Palestina sebagai sebuah bencana kemanusiaan yang tidak lebih daripada ego kemanusiaan yang dibangun, kekuatan antar negara, strategi politik untuk mengambil suara umat Islam yang dimanfaatkan oleh beberapa tokoh dunia.  Hingga sampai ke Indonesiapun, masih juga dimanfaatkan oleh beberapa kelompok untuk kembali menegakkan khilafah.

Di Indonesia yang memiliki penduduk muslim begitu banyak, konflik Israel-Palestina dimanfaatkan dengan framing yang begitu cantik disertai strategi apik digencarkan melalui media untuk mengambil suara umat Islam Indonesia. Menarik betul ketika melihat akun-akun youtube yang  berseliweran di laman pencarian yang isinya diskusi tentang Palestina. Akun youtube tersebut muncul dari akun Felix Siauw dkk.

Bentuk kajian semacam itu adalah dalam upaya memberikan pengetahuan, menjadi salah satu sumber pengetahuan kepada umat muslim khususnya di Indonesia. Namun tidak dengan para komentar yang dilayangkan oleh berbagai netizen. Bisa saya lihat, mayoritas komentar yang sedang menonton tidak lain seruan “Khilafah untuk Indonesia”, “khilafah solusi untuk Indonesia” ataupun sejenisnya.

BACA JUGA  Melihat Fenomena Takut Menikah, Benarkah Akibat dari Sistem Liberal?

Namun daripada itu, setidaknya kita bisa memahami bahwa nyatanya ada beberapa kelompok yang benar-benar ada dan memanfaatkan momentum konflik Israel-Palestina untuk tujuan yang berbeda. Semestinya tidak perlu kaget dengan persoalan ini. Sebab mereka akan memanfaatkan apapun untuk kembali menyerukan khilafah, khilafah adalah solusi dan narasi yang lain.

Justru kita  harus menyeimbangkan dengan berbagai referensi agar bisa memahami persoalan yang terjadi. Konflik Israel-Palestina adalah konflik yang begitu panjang dengan sejarah panjang. Ini perlu kita garis bawahi. Jadi apapun yang dijelaskan daripada kajian yang sedang berlangsung, tidak terbatas pada usaha penegakan khilafah yang memperoleh berbagai penolakan oleh kapistalesme, sosialisme dkk. Jangan sampai terjadi penyelewengan sejarah yang akan dijelaskan oleh kelompok Felix Siauw dkk, seperti yang terjadi pada sejarah khilafah di Nusantara seperti pada momentum sebelumnya.

Serangkaian Konflik Papua

Tanpa menutup mata dari berbagai isu kemanusiaan global (red:Israel-Palestina), konflik kedaerahan yang terjadi di Indonesia terus menemukan babak baru dalam perkembangannya. Salah satunya adalah konflik KKB (kelompok kriminal bersenjata) di Papua. Konflik Papua yang tidak belum menemukan babak penyelesaian dengan berbagai masalah baru, ketegangan demi ketegangan terjadi ketika melihat serangkaian aksi pembunuhan terus dilakukan oleh kelompok KKB.

Beberapa serangkaian kekerasan dilakukan oleh KKB. Mulai dari TNI-POLRI, menjadi otak pembacokan masalah kemanusiaan lainnya, KKB memang keberadaannya meresahkan. Hingga akhirnya densus88 turun tangan dalam menghadapi KKB. Kebrutalan KKB memang perlu diwaspadai,apapun faktor yang menjadi pemicu keganasan berbagai aksi pembunuhan yang dilakukan, tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apapun.

Dari berbagai konflik yang terjadi, baik masalah Israel-Palestina, hingga KKB Papua yang menjadi salah satu masalah di Indonesia, kita mengutuk keras aksi yang menyebabkan kematian, menghilangkan nyawa manusia dengan begitu gampang tanpa melihat alasan apapun yang dikemukakan. Tuhan memberi kehidupan bagi manusia, lalu mengapa kita mengambil hak Tuhan dengab mematikan manusia dengan keji? Wallahu a’lam

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru