31.8 C
Jakarta
Array

Dampak Maksiat bagi Kebersihan Hati (Bagian I)

Artikel Trending

Dampak Maksiat bagi Kebersihan Hati (Bagian I)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, ‘maksiat’ diartikan dalam beberapa arti; perbuatan yang melanggar perintah Allah; perbuatan dosa baik tercela maupun buruk. Kata maksiat merupakan serapan dari bahasa Arab, maʻṣiyah, yang menjadi kata benda abstrak (maṣdar) dari kata kerja ʻaṣā-yaʻṣī. Kata kerja ini memiliki tiga bentuk maṣdar, yaitu ʻaṣyan; ʻiṣyān; maʻṣiyah. Dalam al-Qurꞌān, kata maʻṣiyah dengan berbagai bentuk derivasinya disebutkan sebanyak 32 kali. Dua diantaranya dengan bentuk maʻṣiyah yang di-iḍāfah-kan pada lafal al-rasūl (QS al-Mujādalah: 8 & 9). Satu kali disebutkan dengan bentuk ʻiṣyān (QS al-ḥujurāt: 7) dan dua kali disebutkan dengan bentuk kata kerja pelaku, yakni ʻaṣiyyā (QS Maryam: 14 & 44). Untuk sisanya dituturkan al-Qurꞌān dalam bentuk kata kerja. Menurut al-Aṣfihānī, kata yang seakar dengan maʻṣiyah memiliki arti asal berlindung dengan tongkat. Kemudian kata ini digunakan untuk segala yang keluar dari ketaatan.

Dampak menurut KBBI berarti pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif maupun positif. Dari pengertian tersebut bisa diketahui bahwa kurang lebih kata dampak masih satu arti dengan pengaruh. Hanya saja kata dampak lebih khusus dari pada kata pengaruh. Tidak setiap pengaruh berarti dampak dan setiap dampak pasti termasuk pengaruh. Kata dampak terkesan lebih memiliki akibat lebih dibanding kata pengaruh.

Maksiat secara umum dibagi menjadi tiga; hati, anggota badan, dan seluruh tubuh. Dari tiga bagian tersebut hanya anggota badan yang masih terbagi lagi. Sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Risālah al-Jāmiʻah wa al-Tażkirah al-Nāfiʻah oleh al-Sayyid Aḥmad bin Zaid al-Ḥabsyi.

Hati bermaksiat ketika ia meragukan Allah swt, merasa aman dari makr (tipuan) Allah swt, putus asa dari Rahmat-Nya, sombong, riyāꞌ (pamer), ʻujb (merasa kagum dengan diri sendiri), iri, dengki, pelit, berprasangka buruk, meremehkan sesuatu yang seharusnya dimuliakan seperti al-Qurꞌān, ilmu, surga, neraka dan keinginan untuk terus bermaksiat.

Seluruh badan digunakan bermaksiat saat berdurhaka pada orang tua, lari dari peperangan, memutus tali persaudaraan, menzalimi sesama dan lain-lain.

Ada tujuh anggota badan yang berpotensi untuk berbuat maksiat, yaitu; mata, lisan, perut, telinga, tangan, kaki, dan kemaluan. Maksiat mata seperti melihat wanita yang bukan muhrim, melihat aurat, melihat sesama dengan pandangan meremehkan, dan melihat rumah orang lain tanpa izin. Sedangkan maksiat lisan sangat banyak sekali diantaranya; menggunjing, adu domba, berbohong, mencaci maki, dan lain sebagainya. Perut bermaksiat saat ia mengkonsumsi sesuatu yang memabukkan, harta riba, harta yatim dan segala sesuatu yang haram baik dari dzatnya sendiri maupun dari cara memperolehnya. Mendengar gunjingan termasuk salah satu maksiat telinga. Tangan juga sering digunakan bermaksiat saat mengurangi takaran dan timbangan, mencuri, membunuh, memukul dengan zalim dan lain-lain. Ketika kaki digunakan berjalan untuk hal yang tidak mencelakai orang lain termasuk salah satu contoh dari maksiat kaki. Adapun maksiat kemaluan barangkali sudah jelas bagi kita semua, seperti; zina, berhubungan sesama jenis, onani dan lain-lain. Inilah sekelumit gambaran tentang maksiat tujuh anggota badan dan contoh kongkritnya.

Menurut hemat penulis, maksiat mata merupakan salah satu bentuk kemaksiatan yang sangat sulit dihindari. Sebab umumnya maksiat ini tidak memberikan bahaya dan kerugian bagi orang lain secara langsung. Berbeda halnya dengan anggota badan yang lain. Maksiat tangan misalnya, pasti ada yang dirugikan baik dipukul, dibunuh, dikurangi takaran yang menjadi haknya. Juga banyak sekali orang sering disakiti karena lisan baik dicaci ataupun dibohongi. Kaki dapat menginjak kaki orang lain. Telinga mendengarkan gunjingan terhadap orang lain.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru