34 C
Jakarta

Damaikan Palestina dengan Israel, Intelijen Turki Lakukan Sejumlah Perundingan

Artikel Trending

AkhbarInternasionalDamaikan Palestina dengan Israel, Intelijen Turki Lakukan Sejumlah Perundingan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Ankara-Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan Turki akan suka memiliki hubungan lebih baik dengan Israel. Dari itu pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk damaikan Palestina dengan Israel. Meski demikian, Erdogan mengkritik kebijakan Israel pada Palestina yang dianggap tak dapat diterima dan garis merah bagi Turki.

Erdogan mengungkapkan perundingan intelijen antara Turki dan Israel telah dimulai kembali. Kedua negara telah mengalami perselisihan getir dalam beberapa tahun terakhir, meskipun memiliki hubungan komersial yang kuat. Keduanya bahkan telah saling mengusir duta besar pada 2018. Ini semata-mata dilakukan untuk damaikan Palestina kembali.

Ankara berulang kali mengutuk pendudukan Israel di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap Palestina. Berbicara kepada wartawan setelah salat Jumat di Istanbul, Erdogan mengatakan Turki memiliki masalah dengan “orang-orang di tingkat atas” di Israel.

Menurut Erdogan, hubungan kedua pihak bisa menjadi “sangat berbeda” jika bukan karena masalah itu. “Kebijakan Palestina adalah garis merah kami. Tidak mungkin bagi kami untuk menerima kebijakan Israel Palestina. Tindakan tanpa ampun mereka di sana tidak bisa diterima,” tegas Erdogan.

Turki dan Israel adalah mantan aliansi yang saling mengusir duta besar pada 2018 karena puluhan warga Palestina dibunuh pasukan Israel di perbatasan Gaza. “Jika tidak ada masalah di tingkat atas, hubungan kita bisa sangat berbeda. Kami ingin membawa hubungan kami ke titik yang lebih baik,” tutur dia.

Di sisi lain, Ankara dan Tel Aviv terus menjalin hubungan dagang. Pada Agustus, Israel menuduh Turki memberikan paspor kepada selusin anggota Hamas di Istanbul. Menurut Israel, langkah tersebut sangat tidak ramah. Menengahi kasus ini Turki memandang usahanya untuk damaikan Palestina dengan Israel harus segera berhasil.

BACA JUGA  Arab Saudi Eksekusi Warganya yang Terbukti Lakukan Aksi Terorisme

Hamas merebut Gaza dari pasukan Fatah yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada 2007. Hamas telah berperang tiga kali dengan Israel sejak itu. Turki mengatakan Hamas adalah gerakan politik sah yang dipilih secara demokratis oleh rakyat Palestina.

Israel telah meresmikan hubungan dengan empat negara Muslim tahun ini. Israel menyatakan sedang berupaya menormalisasi hubungan dengan negara Muslim kelima, mungkin di Asia. Tunisia mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya tidak bermaksud menormalkan hubungan dengan Israel.

Ankara telah mengecam pemulihan hubungan yang ditengahi AS antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko. Erdogan yang sebelumnya mengancam akan menangguhkan hubungan diplomatik dengan UEA dan menarik utusannya. Erdogam memandang ini sebagai usaha besar untuk damaikan Palestina dengan segala konfliknya.

Turki juga mengecam keputusan Bahrain meresmikan hubungan dengan Israel yang dianggap pukulan bagi upaya membela perjuangan Palestina. Warga Palestina telah mengecam kesepakatan yang ditengahi AS itu. Mesir dan Israel telah menjalin hubungan penuh pada 1979 dan Yordania pada 1994.

Israel akan mengadakan pemilu pada Maret setelah parlemen gagal memenuhi tenggat waktu untuk meloloskan rancangan anggaran.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru