26.7 C
Jakarta

Dakwah Itu Bukan Kekerasan

Artikel Trending

Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dakwah semakin ke depan bukan semakin mencerahkan. Dakwah hanya dibumbuhi dengan cara pandang yang dangkal sehingga terjebak pada pemahaman tekstualis yang tidak relevan.

Dakwah pada dasarnya dipahami sebagai ajakan. Mengajak membutuhkan teknik yang baik agar orang mau mengikuti ajakan itu. Paling sederhana tekniknya adalah bersikap lemah lembut. Karena, bersikap kasar akan tidak diperhatikan apa disampaikan. Al-Qur’an berpesan: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Demikian surah Ali Imran ayat 159.

Dakwah yg lemah lembut merupakan cita-cita semua agama, termasuk Islam. Hampir tidak ditemukan agama di penjuru dunia yang menghendaki kekerasan. Karena, berdakwah dengan lemah lembut cenderung lebih berkesan di hati dan mudah diterima oleh masyarakat. Seruan yang diikuti dengan sikap dan perbuatan pemaksaan sejatinya bukanlah dakwah, karena dakwah erat kaitannya dengan seruan yang menyejukkan.

Dakwah yg menyejukkan hanya dapat dilakukan dengan kata-kata yang lemah lembut, tindakan yang santun, dan akhlak yang baik. Tehnik dakwah ini yang dapat menyemai Islam rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam. Selain itu, dakwah yang menyejukkan tidak hanya berhenti pada ranah fisik, seperti ‘sok’ bijak di depan publik, pakai sorban dan peci putih, apalagi penampilan jenggot panjang. Namun, dakwah itu dapat menghadirkan hati sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dengan hati pula, karena hati yang satu dengan hati yang lain memiliki keterikatan.

Tidak dapat dibenarkan dakwah yang dilakukan kelompok aliran keras atau ekstremisme yang mengandalkan suara yang keras, lilitan sorban, dan hentakan takbir. Itu bukan ranah dakwah, tapi lebih pada ranah demonstrasi. Dakwah yang sebenarnya dapat diperhatikan pada Nabi Muhammad Saw. bedakwah. Secara umum dakwah beliau dilakukan dengan sembunyi dan terang-terangan. Dakwak secara terang-terangan hanya dapat dilakukan pada saat Islam memiliki pengikut yang kuat dan diterima secara luas oleh masyarakat. Bahkan, Umar bin Khattab pernah ditegur oleh Nabi Saw. karena bermaksud memenggal kepala seseorang yang tidak mengindahkan dakwah beliau. Karena, tindakan Umar bukanlah ajaran Islam, melainkan hanya didorong nafsu belaka.

BACA JUGA  Perbedaan Muhammadiyah dengan NU dalam Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan, Mana yang Benar?

Dakwah yang menyejukkan bisa juga disebut dakwah yang mengusung Islam moderat, sekalipun Islam pada dasarnya sudah moderat. Islam moderat merupakan agama yang membenarkan keyakinannya sendiri dan memberikan kesempatan kepada agama lain untuk membenarkan keyakinan mereka pula. Bukan Islam yang kalap dimana agama dipahami secara terbatas dan menutup paham yang lain mendapatkan ruang untuk membenarkan pahamnya. Islam kalap erat kaitannya dengan Islam level paling rendah, karena keterbatasan menerima perbedaan dan fanatis terhadap satu kelompok adalah cara orang orangtua mendidik anaknya yang masih Taman Kanak-kanak (TK). Anak-anak tidak diberi kebebasan memilih, sementara pilihan itu ditentukan oleh orangtuanya. Berbeda, orang yang sudah dewasa akan dibebaskan memilih, mulai memilih karir hingga memilih masa depan. Pilihan yang didasari atas unsur pemaksaan berdampak pada ketumpulan pikiran atau menghambat kecerdasan berpikir. Manusia yang tumpul pikirannya berarti tidak menggunakan akal pikirannya. Maka, dengan demikian, meraka tidak bersyukur. Karena, cara mensyukuri akal adalah menggunakannya untuk berpikir.

Pada era post-modern dakwah hendaknya dikemas dengan cara yang menyejukkan dan lebih elegan. Demikian pula didasari pemikiran yang cerdas, bukan sikap egois yang melangit dan nafsu yang besar. Al-Qur’an seringkali menyeru pembacanya dengan sebutan “Ya Ulil Albab”, Wahai orang yang berpikir, dan seruan ini adalah bentuk pelajaran bagi manusia untuk menyeru yang lain agar terus-menerus berpikir dengan akal yang sehat dalam berdakwah.[] Shallallah ala Muhammad!

[zombify_post]

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru