26.7 C
Jakarta

Dahsyatnya Keutamaan di Balik Shalat Sunat Hifdhul Iman

Artikel Trending

Asas-asas IslamIbadahDahsyatnya Keutamaan di Balik Shalat Sunat Hifdhul Iman
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kematian merupakan sesuatu yang akan dialami manusia dan makhluk hidup lainnya. Kapan dan dimana merupakan sebuah misteri. Tugas kita sebagai khalifah di muka bumi tentunya berta’abud kepada-Nya dalam kondisi apapun. Bagaimana akhir hayat kita sa’adah ataupun tidak juga menjadi teka-teki dan ini merupakan hak prerogratif Allah SWT. Kita semua mengingkan akhir hayat kita dengan husnul khatimah. Para ulama terdahulu telah mewariasi kepada kita dalam banyak literaturnya bagaimana cara kita mampu meraih husnul khatimah. Diantara cara lain kita bisa meninggal dalam keadaan husnul khatimah ialah dengan menjauhi perilaku maksiat dan dosa.

Hal ini disebabkan maksiat dan perbuatan dosa akan melemahkan iman dalam hati. Lalu bagaimana jika terlanjur atau sudah melakukan perbuatan maksiat? Imam Abdullah menuliskan,: Dan apabila engkau sudah melakukannya (perbuatan dosa dan maksiat) maka segeralah bertaubat kepada Allah swt darinya. Dan hati-hatilah dari terus-terusan melakukan dosa tersebut.Maka jangan meremehkan perilaku dosa sekecil apapun itu. Jika kita menyadari diri kita jatuh dalam dosa, sekecil apapun, segeralah bertaubat, beristighfar, dan menyesal serta berjanji untuk tidak akan mengulangi kesalahan.

Apabila dalam kehidupan kita  melakukan dosa kecil jika terus-terusan dilakukan akan menjadi besar juga.Jalan selanjutnya untuk mengupayakan husnul khatimah adalah terus berdoa dan meminta kepada Allah swt agar dimeninggalkan dalam keadaan husnul khatimah.  Dahsyatnya kekuatan seorang mukmin yang berdoa meminta husnul khatimah bahkan sangat mengganggu setan.

Dalam hal ini baginda Rasulullah SAW telah memberikan pedoman kepada kita salah satu tanda bahwa seorang yang akan masuk surga ialah meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Kondisi ini dapat diraih baik dalam keadaan mendirikan shalat, berzikir, menghadiri pengajian ilmu, atau dalam kegiatan atau perjalanan yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. Sejarah telah mencatat, tidak ada seorangpun manusia yang dapat mengetahui apakah dirinya bisa meninggal dalam kondisi husnul khatimah atau su’ul khatimah. Tentu saja kenapa ini dirahasiakan?

Tiada lain melainkan supaya kita sebagai seorang hamba Allah itu waspada dalam pemanfaatan waktu. Hidup ini jangan sampai terlena dan terbuai oleh keindahan dan gemerlap dunia dengan segala pernik dan aksesorisnya, sehingga lupa akan akhirat sebagi kehidupan yang sesungguhnya pada akhirnya sang maut akan dijemput dalam keadaan su’ul khatimah. Na’uzubillah minzalik!!! Tentu saja sisa hidup kita yang masih singgah ini, siapa tahu nanti, esok atau lusa sang maut juga akan menjemputnya. Bekal apa yang harus kita siapkan di samping mengerjakan berbagai perintah dan larangan-Nya dengan sebaik mungkin.

BACA JUGA  Besarnya Pahala Menghidupkan Malam-malam di Bulan Rajab

Shalat Hifdhul Iman (Shalat Sunat Selamat Iman)

Para ulama menjelaskan bahkan mereka melakukannya pada setiap waktu dan kesempatan berbagai amaliah untuk mendapatkan husnul khatimah itu.Salah satu amaliah rersebut dengan melaksanakan shalat yang dinamakan dengan shalat hifdhul iman (selamat iman). Shalat ini dilakukan dua rakaat setelah shalat Magrib, sebab waktunya antara Magrib dan Isya. Tata Cara Pelaksanaan, pertama, Niat: Sahaja aku shalat sunat selamat iman dua rakaat karena Allah. Kedua, Setelah membaca Al-Fatihah disunatkan membaca surat al-Ikhlas enam kali dan surat Al-Falaq dan An-Nas masing-masing sekali.

Ketiga, Berdo’a sesudah salam sebanyak tiga kali dengan bunyinya:: Allahumma Inni Istawdi’uka Iimaanii Fii Khayaatii Wa’inda Mamaatii Wa Ba’da Mamaatii Fakhfadz ‘Alayya, Innaka ‘Alaa Kulli Syain Qadiir.  (“Ya Allah saya titipkan iman saya kepada-Mu selama saya hidup, ketika saya mati dan setelah saya mati, maka jagalah iman saya, karena Engkau berkuasa atas segala sesuatu).  Penjelasan tersebut disebutkan dalam kitab Ianah At-Thalibin. Dalam kitab itu memaparkan bahwa baginda Nabi SAW bersabda, “Siapa yang ingin supaya imannya dijaga oleh Allah, maka hendaklah dia shalat dua rakaat setelah shalat sunah Magrib. Di setiap rakaat membaca Al-Fatihah, Al-Ikhlas enam kali dan Al-Falaq serta An-Nas masing sekali. Juga disebutkan setelah salam hendaklah seseorang dianjurkan berdo’a.

Beranjak dari itu, marilah kita terus berusaha menjadi insan yang bertakwa kepada Allah SWT dan tidak lupa berdoa dengan sungguh melebihi kesungguhan kita dalam mencari harta dan kemewahan dunia sehingga akhir hayat kita dapat dijemput oleh Malaikat Maut dengan tersenyum indah dalam bingkai husnul khatimah dan jangan sampai kita meninggal dalam keaaan suul khatimah. Na’uzubillahi min zalik.

 

 

Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi
Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi
Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga dan Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga, Bireuen dan Ketua PC Ansor Pidie Jaya, Aceh.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru