Harakatuna.com. Padang. Salah satu faktor pendukung menyebarnya radikalisme dan terorisme adalah bahasa. Bahasa tidak lahir sendiri. Ideologi ada dalam kandungannya.
Penulis buku Kontroversi Dalil-dalil Khilafah Muhammad Sofi Mubarok mengatakan, bahwa pembelajaran bahasa disusupi pemahaman keagamaan tertentu.
“Pembelajaran bahasa disusupi kepentingan sebagian kalangan untuk menebarkan faham keagamaan tertentu, semisal ideologi Islam Transnasional dan Puritan. Ini terlihat dari kurikulum yang diajarkan kepada peserta didik (siswa dan mahasiswa) yang memuat doktrin keagamaan,” katanya saat mengisi seminar nasional yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (IMABSII) bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Himapindo) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Sumatera Barat, Padang, Rabu (20/12/2017).
Dalam buku bahasa Arab yang diajarkan di LIPIA, Sofi menemukan contoh kalimat yang mengharamkan ziarah kubur. Di situlah letak kandungan ideologinya.
Oleh karenanya, kandidat doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengingatkan agar contoh yang diberikan, tidak mengandung intoleransi, terorisme, dan radikalisme.
Syakirnf