26.7 C
Jakarta
Array

Cegah Radikalisme dengan 4 Pilar Kebangsaan

Artikel Trending

Cegah Radikalisme dengan 4 Pilar Kebangsaan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Kadiv Humas Mabes Polri kembali mengadakan acara diskusi dengan tema “Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme”.  Acara diskusi dan sosialisasi 4 pilar kebangsaan ini dilaksanakan di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (11/11).

Adapun acara diskusi ini turut dihadiri oleh beberapa narasumber dari tokoh nasional. Sukmawati Soekarno Putri salah satu Putri Presiden RI ke 1, Komjen. Pol. Suhardi Alius, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang diwakili oleh Kasubdit Kontra Propaganda Pencegahan Deputi 1 BNPT Kolonel Pas Sujatmiko. Selain itu hadir pula Prof Obsatar Sinaga dari Univ Widyatama, M. Kholid Syerazi selaku Sekum PP ISNU.

Komjen. Pol. Suhardi Alius, dalam sambutan mengatakan radikalisme dan terorisme juga mengikuti pesatnya perkembangan teknologi.  Sehingga dengan demikian tingkat pengaruh dan jangkauannya mampu menempuh batas-batas teretorial dan bersifat lintas negara. Paham radikal bersifat ekstrem yang menghendaki perubahan secara cepat, dan mendasar terhadap hal-hal yang dianggap fundamental oleh seseorang atau sekelompok radikalis.

“Bahayanya sifat ekstream ini biasanya di implementasikan melalui tindak tindakan teror, ancamam dan anarkisme terhadap negara dan aparat, masalah terorisme adalah masalah yang persoalan sangat serius walapun sudah banyak pelaku teror yang sudah ditangkap dan menjalani proses hukum dan sel-sel jaringan teroris yang dihancurkan,” kata dia.

Dalam sosialisasi 4 pilar kebangsaan tersebut, dia pula menyebutkan bahwa eskalasi konflik di beberapa negara timur tengah yang belum merdeka. Mereka masih terkungkung dengan tanda-tanda potensi radikalisme.  Munculnya aksi-aksi terorisme dikhawatirkan akan terus ada dan bahkan akan semakin berkembang.

“Individualis pada era globalisasi telah menjadi momok karena dapat mengancam rasionalisme pemuda, dan rentannya pemuda terhadap aksi kekerasan dan terorisme patut menjadi keprihatinan bersama, banyaknya faktor pemuda yang terseret dalam tindakan terorisme mulai dari kemiskinan, kurangnya pendidikan keagamaan, lemah nya semangat kebangsaan, kurangnya pendidikan kewarnegaraan dan terbiuskan nya nilai kearifan lokal oleh arus era modernistas negatif,” ungkapnya.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru