28 C
Jakarta
Array

Cadar, Tubuh Perempuan, dan Hasrat Seks Kita

Artikel Trending

Cadar, Tubuh Perempuan, dan Hasrat Seks Kita
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Perempuan selalu menarik untuk dikaji dan diteliti dari berbagai aspek, salah satunya ialah, tata cara mereka dalam menampilkan dirinya.  Bagi perempuan, busana khususnya pakaian menjadi sesuatu yang niscaya dan tidak boleh diabaikan dalam segala kondisi dan aktivitas yang dilakukan. Sebab, pakaian akan menjadi titik perhatian pertama kali saat bertemu orang lain, atau ketika berinteraksi antarsesama. Nah, hari ini, salah satu aksesoris perempuan, cadar (walau tak semua perempuan memakai aksesoris cadar) mendapat sorotan keras dari pemerintah. Lalu bagaimana kalangan perempuan harus menyikapinya?

Sebelum membahas jauh tentang ‘diskursus’ cadar dan segala yang berkaitan dengannya, pertama harus disadari bahwa perempuan memiliki sisi-sisi yang berbeda dengan laki-laki. Jika laki-laki tidak terlalu mempertimbangkan pakaian dan hal-hal zahir dalam kehidupan sehari-hari, perempuan justru menaru perhatian sangat tinggi atas hal itu. Bahkan, yang demikian ini telah menjadi dimensi tak terpisahkan dari sifat keperempuanan; bahwa tampil menarik dan menjadi pusat perhatian adalah naluri mereka. Meski juga tidak ditampik bahwa pola pikir tersebut berasal juga dari pengaruh eksternal, yakni lingkungan tempatnya tinggal.

Simbol Kesalehan Diri

Jika ditarik ke dalam dunia Islam, kebanyakan orang berpikir bahwa perempuan dengan pakaian longgar dan tertutup jauh lebih baik dari pada perempuan yang berpaikan terbuka. Bahkan jika situasi dan hal lain mendukung, seorang perempuan akan menggunakan cadar, dan tidak segan-segan akan berlomba-lomba memakainya dengan alasan ingin sucikan diri atau, merasa setingkat lebih suci, di atas perempuan lainnya.

Padahal, penilaian baik-buruk tentang seseorang tidak bisa hanya dilakukan melalui pakaiannya saja, namun lebih dari itu perempuan memiliki nilai-nilai positif dalam dirinya sendiri seperti halnya akhlak, yang jauh lebih pantas untuk dijadikan variabel tolok ukur kebaikan dan kesalehan mereka. Akhlak tertanam dalam hati setiap orang, tercermin dalam kehidupan nyata. Tidak dengan cara menilai dari tampilan lahiriah. Kendati tertanam mindset bahwa perempuan baik ialah yang pakaiannya tertutup, bercadar.

Menurut kajian sosiologi, ada beberapa hal yang kemudian mendorong perempuan untuk memakai cadar. Selain cadar merupakan kewajiban dan totalitas terhadap Tuhan, salah satunya ialah tatanan masyarakat yang memandang bahwa tubuh wanita adalah sumber syahwat. Karenanya perempuan berpikir bahwa tubuhnya harus ditutupi sedemikian rupa, bahkan bercadar untuk menyelamatkan laki-laki dari godaan tubuhnya, juga melimitasi pergaulan antara laki-laki dengan perempuan, tetap dalam batas-batas syariat agama.

Pengaruh kedua adalah bahwa perempuan yang menggunakan pakaian terbuka berarti perempuan tersebut tergolong perempuan liar sehingga rentan terhadap pelecehan seksual yang dapat menghadirkan fitnah-fitnah yang tertuju pada perempuan demikian. Oleh karenanya, cadar dianggap merupakan solusi dari permasalahan-permasalahan di atas yang sebenarnya hal tersebut hanya merupakan konstruksi sosial yang validasinya tentu perlu dipertanyakan.

Realitas Masyarakat

Namun, masyarakat telah terlanjur nyaman berada dalam realitas sosial yang memang memiliki kebenaran di dalamnya, tetapi juga perlu dikritisi ketimpangan pemikirannya. Hal ini terbukti pada realitas yang telah dijelaskan di atas tentang pakaian dan cadar bagi perempuan. Fenomena semangat keislaman yang disebabkan konstruksi sosial, belakangan semakin sering ditemukan dalam kehidupaan nyata. Fenomena ini biasanya disebut dengan fenomena hijrah yang gencar digaungkan oleh para kelompok Islamis.

Sayangnya peningkatan signifikan akan keislaman seseorang terkadang tidak didasarkan pada sumber-sumber jelas dan kuat, atau bahkan tidak disandarkan atas kesadaran dari dalam diri sendiri. Semua itu malah berdasar realitas sosial yang dibangun di tengah-tengah masyarakat. Memang benar, sebagai makhluk sosial, manusia selalu terikat dan dituntut untuk memenuhi norma dan realitas yang dibangun dalam masyarakatnya. Namun dalam hal kepercayaan dan kehidupan beragama, kesadaran diri merupakan keniscayaan.

Realitas sosial yang tercipta dalam masyarakat juga perlu dikritisi sepanjang waktu, bukan malah dibiarkan begitu saja. Sebab, realitas dalam suatu masyarakat tidak jarang memang mengandung kebenaran dan mashlahah namun juga mengandung berbagai kekeliruan secara tersirat. Sederhananya realitas tersebut sudah tidak sesuai dan tidak bisa menjawab tantangan zaman.

Hal yang sangat penting dalam menyikapi fenomena keislaman yang telah disebutkan di atas adalah semangat keislaman. Ia sejatinya harus dibarengi dengan semangat keilmuan. Agar Islam dalam dirinya tidak kosong dan tidak hanya terlihat Islamis dari luar saja, namun dalam seluruh aspek kehidupannya. Selain syari’at, ilmu juga sangat diagungkan dalam islam, hal ini dapat dibuktikan bahwa wahyu yang turun pertama kali kepada Nabi Muhammad Saw. adalah perintah untuk membaca, iqra’.

Refleksi Makna Cadar

Berbicara tentang cadar, lantas diidentikkan sebagai pecegahan hasrat seksual, karena tubuh perempuan dianggap, tidak lebih, sebagai sesuatu yang menggoda hasrat seksual-imajinatif belaka. Ini ibaratnya, semangat keislaman hanya menjadi fenomena kosong dan berjalan begitu saja menuruti berbagai realitas yang terbentuk di tengah masyarakat. Padahal seharusnya semangat keislaman juga harus menciptakan peradaban, khusunya kalangat perempuan yang disebut sebagai tonggak peradaban dunia.

Peran perempuan yang dianggap kecil dan remeh seringkali merupakan salah satu langkah awal dari berbagai keberhasilan. Oleh karenanya perempuan harus bersikap kritis atas realitas yang ada, bahwa bagaimanapun, cadar dan tubuh perempuan tidak melulu soal hasrat seksual. Ajaran Islam bukan hanya tentang pencegahan hasrat. Cadar adalah cadar, dan tubuh perempuan memiliki haknya sendiri. Adapun hasrat seksual kita, adalah realitas naluriah yang tidak cukup untuk jadi alasan diwajibkannya cadar sebagai representasi kesalehan.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru