29.7 C
Jakarta
Array

Butir Hikmah Bulan Suci Ramadhan

Artikel Trending

Butir Hikmah Bulan Suci Ramadhan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Bulan Ramadhan, di kalangan anak-anak memaknainya sebagai bulan penuh makanan sebab mereka banyak menjumpai ragam tanjil (kue) di bulan Ramadhan baik di rumah, di jalan-jalan, dan di masjid-masjid setiap menjelang berbuka puasa.Bagitu juga, dikalangan ramaja memaknai bulan Ramadhan sebagai bulan penuh kebersamaan sebab mereka banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman mulai membangunkan orang untuk sahur, buka bersama, pergi Taraweh bersama, dan sampai kepada tadarus bareng teman-teman. Hal ini tidak menjadi masalah, namun yang paling hironisnya apabila ada orang-orang dari kalangan umat Islam yang memaknai bulan Ramadhan ini sebagai hukuman sebab tidak bisa makan dan minum di siang hari selama satu bulan.Na’uzubillahi minjalik.

Terlepas dari semua perspektif masyarakat terhadap bulan Ramadhan, bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang ke sembilan dalam bulan Hijriyah atau kalender Islam termasuk bulan yang sangat penting dan dimuliakan oleh setiap umat Islam di seluruh belaan dunia. Karena memangdalam catatan sejarah, bahwa di bulan Ramadhan diturunkan al-Qur’an sehinggatercatatbahwabulan Ramadhan merupakan salah satu tonggak pertama pembangunan agama Islam di bumi Allah SWT tercintaini, makanya para ulama sangatmenggalakkantadarus al-Qur’an di bulan Ramadhan. Selainitu, bulan Ramadhan juga memiliki berjuta hikmah yang 3 (tiga) diantaranya sebagai berikut :

Pertama, Bulan Ramadhan Sebagai Bulan Ampunan dan PembakarDosa

Wajar saja, apabila beberapa hari yang lalu umat Islam diseluruh daerah memeliki cara dan tradisi tersendiri dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, di Padang dengan cara Balimo-limo dan tidak ketinggalan di daerah Tabagsel juga menyabut bulan Ramadhan dengan marpangir. Kenapa tidak karena menyambut bulan Ramadhan yang mulia,ibaratkan kedatangan tamu yang membawa berjuta kenikmatan terutama ma’firah atau ampuan, sebagaimana dilukiskan dalam sebuah hadis Rasululllah SAW sebagai berikut :

Artinya : “BiasanyaRasulullah SAW memberikabargembirakepada para sahabatdenganbersabda; ‘telahdatangkepadamubulanRamadhan,… pada bulan in pintu-pintu surga, pintu neraka ditutup, dan para syetan diikat,…” {HR. Ahmad dab Nasa`i}

Secara kontekstual, hadis ini secara majas yaitu menunjukkan bahwa makna dibuka pintu surge berarti bahwa di bulan Ramadhan Allah SWT membuka pintu ampunan bagi setiap hamba-Nya. Bahkan untuk bias meraih ma’firah atau keampunan tersebut, Allah SWT memberikan kesempatan kepada pada hamba-Nya dengan membelenggu syetan sebagaimana ditegaskan dalam hadis di atas supaya kita selaku hamba Allah SWT terbebas dari bujuk rayu syetan selama bulan Ramadhan untuk memperbanyak amal ibadah guna membakar semua dosa yang pernah kita lakukan termasuk shalat Taraweh, sebagaimana ditegaskan dalam hadis Rasulullah SAW sebagai berikut :

Artinya : “Barang siapa mendirikan shalat malam bulan Ramadhan (termasuk shalat Taraweh) karena iman dan mengharapkan pahala (dari Allah SWT) niscaya diampuni (sama halnya dibakar) dosa-dosanya yang telah lalu” {HR. Mutafakkun ‘alaih}

Oleh karena itu, sebagian ulama mengatakan, bahwa apabila di bulan Ramadhan seorang Muslim masih tetap melakukan kemaksiatan, maka tidak ada alas an lagi buat mengkambinghitamkan syetan karena mereka sedang dibelenggu. Tetapi itu semua dikarenakan hawa nafsu yang ada dalam dirinya sudah kotor. Untuk itu, perlu diservis (dibersihkan) atau dikendalikan dengan puasa, Taraweh, Tadarus al-Qur’an, dan rangkaian ibadah lainnya.

 Kedua, Di Bulan Ramadhan DiwajibkanPuasaSebagai ServisIman

Disebut bulan servis iman, karena pada bulan Ramadhan diwajibkan Allah SWT berpuasa tidak lain untuk mensucikan hamba-Nya dari hawa nafsu (kelumunan dosa) yang telah menggorgoti keimanan seseorangselama satu tahun. Maka perlu diservisagar bersih agar bias beroperasi sebagai mana mestinya yaitu menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah SWT. Ibaratkan, kendaraan apabila sudah satu tahun tidak diservis maka akan macet sama seperti manusia apabila imannya tidak dibersihkan maka akan macet, shalatnya macet, dan sifat-sifatnya pun akan macet alias tidak sesuai dengan sifat yang diajarkan agama Islam. Bahkan, tidak hanya servis iman tetapi juga menurut ilmu kesehatan puasa juga dapat meningkatkan kesehatan badan sehingga orang banyak yang menjadikan puasa sebagai ibadah sambil berdiet untuk mengurangi klostrol dan lain sebagainya.

Memang ibadah puasa, cukup sulit sebab puasa termasuk ibadah kaff ‘ainil mahbubat (menahan diri untuk tidak melakukan hal yang disenangi) mulai makan, minum, dan lain-lainnya, makadalam al-Qur’an Allah SWT menggunakan kalimat amanu(orang-orang beriman) sebagaiman terekpelisit pada surah al-Baqarah ayat 183 sebagai berikut :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkanataskamuberpuasasebagaimanadiwajibkanatas orang-orang sebelumkamuagar kamubertakwa”{Qs. Al-Baqarah/2:183}

Karena memang, tidak semua orang Islam sanggup dan mau menunaikan ibadah puasa tetapi hanya orang-orang yang merasa beriman kepada Allah SWT yang sanggup dan mau menjalankannya. Maka tidak heran, apabila ada orang yang sudah diaknosa dokter memiliki riwayat penyakit mah tetapi karena merasa beriman ia pun mau dan sanggup menunaikan ibadah puasa, maka wajar dalam riwayat disebutkan bahwa Allah SWT membangga-banggakan hamba-Nya yang menunaikan ibadah puasa kepada para malaikat-Nya, sehingga para malaikat pun memohonkan ampunan Allah SWT untuk orang-orang yang menunaikan ibadah puasa sampai berbuka.

Namun, sebaliknya banyak orang yang sehat dan bertubuh kuat tetapi tidak mau bahkan tidak sanggup menjalankan ibadah puasa Ramadhan, itu juga gejala lemah iman. Apalagi orang-orang yang kurang iman, bias saja mereka mempertanyakan buat apa berlapar-lapar puasa?. Maka sesungguhnya, jauh hari Allah SWT telah mewanti-wanti pertanyaan ini dengan menjelaskan jawabannya pada akhir ayat tersebut yaitu la’allakum tattakun yaitu agar menjadi orang yang bertakwa. Lantas orang yang memiliki iman yang penuh dengan keraguan juga akan bertanya, banyak orang yang berpuasa tetapi tetap aja melaksanakan maksiat-maksiat, puasa tetapi masih tetap berpacaran, puasa tetapi masih berkelahi, dan puasa tetapi masih korupsi?.

Sebagian ulama menegaskan, bahwa kalimat la’allakum tattakun pada ayat di atas juga merupakan alat ukur tentang gagal atau berhasilnya puasa seseorang, nah apabila sudah beberapa hari berpuasa tetapi masih tetapmelakukan maksiat, itu alamat bahwa puasanya gagal dan, begitu pula sebaliknya apabila dengan puasanya ia pun semakin baik dan bertakwa maka itu pertanda bahwa puasanya berhasil. Sehingga ia pun berhak mendapatkan hadiah istemewah dari Allah SWT di bulan Ramadhan ini.

Maka untuk meraih, kesuksesan dalam berpuasa kita harus berpuasa denagn cara yang benar, tidak hanya puasa atau menahan diri dari makan dan minum serta yang membatalkan puasa dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari.Tetapi juga memperhatikan hal-hal yang dapat merusak puasa, termasuk mulut kita juga harus puasa alias ditahan dariperkataan yang berdusta, keji, dan begitu juga mata, telinga, tangan, kaki, sampai kepada hati harus puasa (ditahan) dari melakukan hal-hal yang dilarang Allah SWT.

Ketiga, Bulan Ramadhan TerdapatLaylatul QadrSebagaiHadiahdari Allah SWT

Lailatul qadr merupakan sebuah hadiah tertinggi dari Allah SWT kepada orang-orang sukses melalui semua iven-iven ibadah di bulan suci Ramadhan, mulai puasa, taraweh, tadarus al-Qur’an, ihtikaf di mesjid, dan amalan-amalan sunnah lainnya. Maka lucu, apabila ada orang yang mau mendapatkan lailatul qadr tetapi tidak puasa, tidak taraweh, tidak tadarus al-Qur’an, dan tidak ihtikaf di masjid. Lailatul qadr adalah suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam al-Qur’an surah al-Qadr ayat 1 s/d 3 sebagai berikut :

Artinya :

“Dan tahukah kamu apakah malam lailatul qadr (kemuliaan) itu?(2), malam lailatul qadr itu lebih baik dari seribu bulan.(3)”. {Qs. Al-Qadr/97:2-3}.

 

Apabila kita hitung menurut ilmu mati-matika, seribu bulan itu sama artinya 83 tahun 4 bulan bararti sama dengan satu malam yang lebih baik sepanjang hidup, karena pada umumnya kita umat Islam sekarang sudah jarang sekali berusia 83 ke atas. Maka wajar saja, setelah bulan Ramadhan muncul idul Fitri (kembali suci) seperti bayi yang baru dilahirkan, bersih seperti kertas putih tanpa goresan sedikit pun buat para hamba Allah SWT yang telah berhasil memanfaatkan momentum bulan Ramadhan. Dari sini, banyak para ulama menyebut bulan Ramadhan dengan bulan suci Ramadhan karena bulan Ramadhan merupakan momentum yang diberikan Allah SWT kepadasetiaphamba-Nya untuk membersihkan diri dari dosa-dosa.

Selain hadiah lailatul qadr, sebenarnya pada bulan suci Ramadhan Allah SWT banyak sekali menawarkan riwad keuntungan kepada para hamba-Nya, mulai dilipat gandakan pahala ibadah sampai kepada memberikan pahala ibadah yang sunnah sama dengan pahala ibadah yang wajib, berbeda dengan di bulan-bulan yang lain.

 Penutup

Dari uraian di atas, hikmah yang dapat kita ambil adalah bahwa bulan Ramadhan bukan sekedar berubah atau mendadak alim mumpung bulan Ramadhan, tetapi harus memanfaatkan momentum bulan ampunan ini dengan melaksanakan semua rangkaian iven ibadah dalam bulan Ramadhan guna meraih ketakwaan kepada Allah SWT. Sehingga tiba saatnya, kita termasuk orang-orang yang idul Fitri (kembali suci).

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru