Harakatuna.com. Bondowoso – Bupati Bondowoso, Jawa Timur, Drs. KH. Salwa Arifin mengajak semua Pengurus Masjid menolak kelompok radikal. Hal ini dilakukan atas kesadaran bahwa panggung-panggung masjid dan majelis taklim sangat rentan terpapar radikalisme.
Pihaknya menegaskan agar pengurus Masjid tidak memberikan ruang bagi kelompok-kelompok yang tidak jelas. Sehingga potensi menyebarkan paham radikal dapat terantisipasi dari awal. “Makanya, para takmir masjid perlu bergerak. Masjid dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan. Agar tidak ada peluang dari kelompok yang lain,” kata Bupati Bondowoso, Minggu (8/9/2019)
Sementara itu, Ketua DMI Bondowoso periode 2019-2024, KH Abdurrahman Ilyas mengatakan, pihaknya akan terus berupaya mencegah paham-paham radikalisme yang akan masuk melalu Masjid.
“Kami juga akan bersinergi dengan pihak pemerintah, dan Ormas baik NU maupun Muhammadiah dalam mengantisipasi masuknya paham radikal,” tandasnya.
Sebagai warga negara sudah merupakan kewajiban untuk mempertahankan NKRI. Makanya kata KH. Abdurrahman Ilyas, kegiatan di masjid akan diisi dengan hal-hal yang lebih baik. Selain masalah ubudiyah, masjid juga menjadi tempat kegiatan muamalah.
“Nanti juga ada pembinaan semuanya. Seperti tenaga yang ada di Remas, manti akan didiklat bagaimana menjadi orang ahli. Sehingga akan ketahuan hasilnya di wilayah masing-masing sangat bermanfaat,” pungkasnya.
Sementara itu, sekretaris Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pemprov Jatim, Suhadi mengatakan, sesuai lampiran surat keputusan tahun 2019 susunan pengurus dan personalia pimpinan daerah dewan pengurus masjid Indonesia periode 2019-2024 menetapkan Bupati, Kapolres dan Kepala Kementerian Agama sebagai Pembina Dewan Masjid Indonesia di Kabupaten Bondowoso