25.3 C
Jakarta

Bukti Kecintaan Nabi Muhammad SAW Pada Negara

Artikel Trending

Bukti Kecintaan Nabi Muhammad SAW Pada Negara
image_pdfDownload PDF

Bukti Kecintaan Nabi Muhammad SAW Pada Negara

Semua sepakat jika Nabi saw menjadi teladan terbaik manusia sepanjang zaman. Setiap tindak tanduk beliau menjadi tuntunan mulia bagi seluruh umat. Tidak heran jika Islam datang menjadi agama kemanusiaan, dengan mengatur segala gerak-gerik manusia mulai dari tidur, makan, hingga bernegara dan berbangsa. Semua itu datang melalui petunjuk baginda Nabi Besar Muhammad saw yang hampir semuanya berdasarkan wahyu dari Allah swt. Sebagai nabi termulia, Nabi Muhammad saw tidak hanya menuntun manusia dari segi moral saja namun juga dari sisi emosional. Salah satu diantaranya adalah rasa cinta yang mendalam bagi negara beliau, yakni negara Madinah.

Melalui pembuatan mitsaq al-Madinah (piagam Madinah), Nabi saw mengajarkan kepada kita bagaimana merawat kerukunan dan kedamaian di tengah-tengah masyarakat. Menghormati saudara yang berbeda, suku, agama maupun status sosial sehingga hak-hak setiap insan di negara Madinah dapat dipenuhi secara proporsional. Itu semua merupakan kunci sukses menuju kedamaian dan kerukunan sebuah negara. Tentu usaha Nabi saw tersebut menjadi sebagian bukti kecintaan beliau terhadap keberlangsungan negara Madinah.

Bukti kecintaan beliau saw, bisa juga dilihat dalam riwayat al-Bukhari dari sahabat Anas.

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ المَدِيْنَةِ أَوْضَعَ رَاحِلَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا رواه البخاري

Nabi Muhammad saw ketika datang dari bepergian, saat melihat tembok pagar kota Madinah, beliau saw mempercepat jalan kendaraannya. Karena kecintaan terhadap kota Madinah Nabi saw menggerakkan kendaraan tunggangannya saat berada di atasnya.

Ibnu Hajar dalam Fath al-Bârî Syarh Shahîh al-Bukhârî (1379 H) mengomentari bahwa hadis di atas mengisyaratkan bahwa cinta tanah air merupakan ajaran syariat Islam. Pandangan ini diamini juga oleh pen-syarh Shahîh al-Bukhârî lainnya yakni Badruddin al-ʻAinî al-Hanafi dalam ʻUmdah al-Qârî (2006).

Tidak tepat cara pandang pendek sebuah kelompok yang menganggap kecintaan Nabi saw terhadap kota Madinah ataupun Mekah hanya karena keistimewaan kedua kota tersebut. Pandangan ini sangat terburu-buru. Memang benar jika kedua kota tersebut memiliki keistimewaan tersendiri. Tapi apakah mereka pernah berpikir jika keistimewaan yang didapat kedua kota al-Haramayn itu disebabkan karena keberadaan Nabi saw di sana. Mulai lahir, tumbuh dewasa, membangun peradaban hingga wafat. Tentu cinta Nabi saw ada sebelum keistimewaan kedua kota ada.

Akhirnya, hanya orang-orang yang telah mencapai nilai puncak kemanusiaan saja yang mampu setia pada tanah airnya dan rela berkorban untuk menjaganya dengan segala jiwa raga. [Ali Fitriana]

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru