29.7 C
Jakarta

Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Syawal dan Puasa Senin Kamis?

Artikel Trending

Asas-asas IslamIbadahBolehkah Menggabungkan Niat Puasa Syawal dan Puasa Senin Kamis?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Setelah berakhir puasa Ramadan, yang hukumnya wajib maka ketika memasuki bulan Syawal, ada puasa sunah yang dianjurkan untuk dilaksanakan. Puasa itu namanya puasa syawal enam hari. Nabi Muhammad bersabda barang siapa melakukan puasa syawal enam hari, seakan-akan ia puasa satu tahun lamanya. Nabi Muhammad bersabda

من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر

Artinya: “Barangsiapa yang puasa Ramadan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal. Maka ia mendapat pahala puasa setahun penuh” (HR. Muslim no. 1164).

Dari hadis ini, sangat jelas dasar akan kesunahan puasa syawal enam hari. Para ulama sendiri berpendapat tentang tatacara puasa ini, yang lebih utama adalah puasa syawal 6 hari ini pada tanggal 2-7 syawal, karena tanggal 1 haram untuk berpuasa. Ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa puasa syawal ini tidak harus berurutan, selama masih bulan Syawal tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal enam hari.

Tentunya ketika melakukan puasa syawal enam hari ini akan bertemu dengan hari senin, atau kamis, yang di mana pada dua hari itu juga disunahkan untuk berpuasa. Lantas bolehkah menggabungkan puasa kedua puasa tersebut, yaitu puasa syawal 6 hari dan puasa senin kamis?

Menggabungkan Puasa Syawal Enam Hari dan Puasa Senin-Kamis

Menurut para ulama, menggabungkan dua puasa sunah itu diperbolehkan. Imam Nawawi sendiri terkait puasa syawal ini menyatakan

ومما يتكرر بتكرر السنة (ستة من شوال) وإن لم يعلم بها أو نفاها أو صامها عن نذر أو نفل آخر أو قضاء عن رمضان أو غيره. نعم لو صام شوالا قضاء عن رمضان وقصد تأخيرها عنه لم يحصل معه فيصومها من القعدة

BACA JUGA  Anjuran Agama, Mengakhiri Tahun 2023 Dengan Koreksi Diri

Artinya: “Salah satu puasa tahunan adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Sekalipun orang itu tidak mengetahuinya, menafikannya, atau melakukan puasa nazar atau puasa sunah lainnya. Atau puasa qadha Ramadan atau lainnya (di bulan Syawal). Tetapi, kalau ia melakukan puasa qodho Ramadan di bulan syawal dan ia sengaja menunda enam hari puasa hingga syawal berlalu, maka ia tidak mendapat keutamaan sunah syawal sehingga ia berpuasa sunah syawal pada Dzul Qa‘dah,” (Lihat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Qutul Habibil Gharib, Tausyih alâ Ibni Qasim, Darul Fikr, Beirut, 1996 M/1417 H, Halaman 117).

Dari pendapat Imam Nawawi ini, sangat jelas apabila orang berpuasa sunah (puasa senin-kamis, puasa ayyamul bid, puasa daud) di bulan syawal. Walaupun ia tidak mengetahui atau menafikan kesunahan puasa syawal enam hari maka ia tetap mendapatkan keutamaannya. Akan tetapi kalau menggabungkan dua puasa sunah tentunya akan lebih mendapatkan keutamaanya.

Sedangkan seandainya ia melakukan puasa wajib di bulan syawal seperti puasa qodho Ramadan dan puasa nazar. Dan ia hanya meniatkan puasa wajib tersebut maka ia juga mendapatkan keutamaan puasa syawal enam hari.

Akan tetapi kalau ia meniatkan puasa wajib dan berniat mengakhirkan puasa syawal enam hari maka ia hanya mendapat pahala puasa wajib. Dan kalau ia menggabungkan niat puasa wajib dan puasa sunah maka kedua puasanya menjadi batal. Wallahu A’lam Bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru