31.3 C
Jakarta

BNPT Soroti Literasi Damai untuk Generasi Muda Lawan Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarNasionalBNPT Soroti Literasi Damai untuk Generasi Muda Lawan Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Kasubdit Kontra Propaganda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Kolonel Sus. Drs. Solihuddin Nasution menyoroti pentingnya literasi damai bagi generasi muda untuk melawan radikalisme.

“Perlu kita memberikan gambaran kepada mereka terkait dengan narasi-narasi yang mengarah kepada bahaya paham radikal terorisme dan pentingnya memberikan narasi-narasi yang bersifat nasional, maupun bersifat kebangsaan atau yang bersifat NKRI,” ujar Solnas, sapaan akrab Solihuddin Nasution, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Solnas menjelaskan pentingnya generasi muda mendapatkan literasi damai. Pengetahuan mengenai literasi damai akan membantu generasi muda dalam bergelut dengan berbagai narasi yang ada di dunia maya.

Pernyataan senada juga diutarakan oleh Guru Besar bidang Ilmu Tafsir Al-Quran dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Dr. Jajang A. Rohmana.

Jajang mengatakan bahwa generasi muda perlu bersikap kritis dengan menyaring informasi yang didapat sebelum menyebarluaskan informasi tersebut. Generasi muda harus pandai dalam memilah narasi apa yang mengandung nilai-nilai negatif, dan narasi apa yang sebaliknya.

BACA JUGA  Jaga Keamanan Global, Indonesia Bersama Oman Akan Bentuk Kesepahaman Pemberantasan Terorisme

“Dan dengan demikian, maka nanti konten yang negatif tidak akan mudah tersebar kalau sudah ada kewaspadaan dan kehati-hatian dari dirinya untuk tidak mudah menyebarkan itu,” kata Jajang.

Ia meminta kepada generasi muda untuk bergerak secara aktif mengisi konten-konten mereka di media sosial dengan status yang menyejukkan dan menunjukkan cinta akan tanah air.

“Misalnya, mereka bisa mengisi dengan konten ragam kuliner, kekayaan wisata dalam negeri di berbagai daerah, kekayaan etnik yang mana itu bisa dieksplorasi sebagai bagian cara untuk mengimbangi konten-konten yang selama ini mengarah pada paham-paham yang kurang baik, seperti paham radikal di masyarakat,” ujarnya.

Dengan demikian, Jajang meyakini generasi muda tidak akan menjadi silent majority dalam menciptakan perdamaian di Indonesia.

“Saya kira memang perlu ada respon yang aktif dari generasi muda untuk mengisi konten-konten digital dengan pesan-pesan yang damai yang baik,” kata Jajang.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru