26.7 C
Jakarta
Array

Besarnya Pahala Seorang Istri

Artikel Trending

Besarnya Pahala Seorang Istri
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Menikah adalah sunah nabi yang sangat agung, Barang siapa yang tidak mau menikah berarti tidak mau mengikuti sunah nabi. menikah juga menjadi sarana manusia untuk melanjutkan keturunanya. logika sederhananya jika manusia mempunyai keturunan maka pahalanya kepadanya akan terus mengalir apabila anak keturunanya itu melakukan amal kebaikan. oleh karenanya sangatlah penting untuk memiliki generasi yang unggul.

salah satu cara memiliki generasi yang unggul adalah dengan memilih pasangan yang baik, perlu disadari pula bahwa pasangan kita adalah cerminan dan pantulan diri kita sendiri, oleh karenanya perlulah untuk saling memantaskan diri.

Dalam membina rumahtangga, Suami istri mempunyai peran dan tanggungjawabnya masing-masing. suami pergi mencari nafkah, dan istri berhak menerima nafkah yang digunakan untuk kepentingan keluarganya. tugas istri dalam keluarga sangatlah penting, karena apapun yang dilakukan istri dalam keluarganya adalah suatu pahala yang terus mengalir.

Pahala istri apabila menjalankan peran dalam keluarganya sungguh luar biasa, hal ini seperti yang diceritakan Syehk Nawawi Albantani dalam kitabnya Uqudullijain

Pada suatu hari, Rasulullah SAW mengunjungi rumah yang dihuni putri tercintanya, sayyidah Fatimah. Beliau melihat kesibukan sayyidah Fatimah mengurus pekerjaan rumah tangga, sebagaimana seorang istri pada umumnya.

Setelah itu, Rasulullah SAW memberikan beberapa pesan kepada putri tercintanya sebagai seorang istri.

Wahai Fatimah, tidaklah seorang istri yang membuatkan tepung untuk suami dan anak-anaknya, kecuali Allah mencatat kebaikkan dari setiap butir biji yang tergiling dan menghapus keburukkan serta meninggikan derajatnya.   

Wahai Fatimah, tidaklah seorang istri yang berkeringat di sisi alat penggilingan karena membuatkan makanan untuk suaminya, kecuali Allah akan memisahkan dirinya dan neraka sejauh tujuh hasta.

Wahai Fatimah, tidaklah seorang istri yang meminyaki rambut, menyisir rambut, dan mencuci baju anak-anaknya, kecuali Allah akan mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahala seseorang yang  memberikan makan kepada seribu orang yang sedang kelaparan dan memberikan pakaian kepada seribu orang yang sedang telanjang.

Wahai Fatimah, tidaklah seorang istri yang menghalangi kebutuhan tetangganya, kecuali Allah kelak mencegahnya untuk meminum telaga Kautsar kelak di hari kiamat. Akan tetapi yang lebih utama dari pada itu semua adalah keridhoan suami terhadap istrinya. Sekiranya suamimu tidak meridhoimu, tentu aku tidak akan mendoakan dirimu. Bukankah engkau mengerti, bahwa keridhoan suami itu bagian dari keridhoan Allah dan kebencian suami merupakan bagian dari kebencian Allah.

Wahai Fatimah, manakala seorang istri sedang mengandung maka para malaikat memohonkan ampunan untuknya dan setiap hari dirinya dicatat  memperoleh seribu kebajikan dan akan dihapus seribu keburukan. Apabila telah mencapai rasa sakit (melahirkan) maka Allah mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahala orang orang yang berjihad di jalan Allah. Apabila ia telah melahirkan, maka dirinya terbebas dari segala dosa seperti baru dilahirkan oleh ibunya.

Wahai Fatimah, tidaklah istri yang melayani suaminya dengan niat yang benar, kecuali dirinya terbebas dari seluruh dosa seperti ketika baru dilahirkan oleh ibunya. Ia pun keluar dari dunia (meninggal) kecuali tanpa membawa dosa, ia menjumpai kuburnya sebagai taman surga, dan Allah memberinya pahala seperti pahala seribu orang yang naik haji dan berumrah dengan seribu malaikat yang memohonkan ampun untuknya sampai hari kiamat.

Wahai Fatimah, tidaklah seorang istri yang melayani suaminya siang dan malam sepenuh hati dengan niat yang baik kecuali Allah akan mengampuni semua dosa-dosanya. Pada hari kiamat kelak dirinya akan diberi pakaian berwarna hijau dan dicatatkan untuknya dengan seribu kebajikan pada setiap helai rambut yang tumbuh dari tubuhnya, dan Allah akan memberi pahala untuknya sebanyak orang yang menunaikan haji dan umrah.

Wahai Fatimah, tidaklah seorang istri yang tersenyum manis di depan suaminya, kecuali Allah akan memperhatikannya dengan penuh rahmat.

Wahai Fatimah, tidaklah seorang istri tidur bersama suaminya dengan sepenuh hati, kecuali ada seruan dari langit yang ditujukan kepadanya: Menghadaplah engkau (istri) dengan membawa amalmu, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang.

Wahai Fatimah, tidaklah seorang istri yang meminyaki rambut dan jenggot suaminya, memangkas kumis suaminya, dan memotong kuku-kuku suaminya, kecuali Allah kelak memberi minum tuak yang tersegel dan dari sungai yang terdapat di surga untuknyaBahkan Allah akan meringankan beban sakaratul maut, kelak dirinya akan menjumpai kuburnya bagaikan taman surga, dan Allah mencatat baginya terbebas dari siksa neraka dan mudah melewati jembatan Shirat Al-Mustaqim”.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru