26.8 C
Jakarta
Array

Berpagi-pagi Untuk Beraktivitas

Artikel Trending

Berpagi-pagi Untuk Beraktivitas
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sejak kecil dulu, saya sudah dicekoki ajaran untuk selalu bangun pagi dan memulai aktivitas sedini mungkin. Kata-kata yang biasa disampaikan oleh orangtua sewaktu menggugah agar saya bangun pagi-pagi adalah agar rezeki saya tidak “dipatuk Ayam”. Maksud mereka tentunya agar saya bersegera bangun dan beraktivitas, karena Ayam sudah bangun pagi-pagi sekali dan bersegera mengais rezeki.

Setelah dewasa, saya baru menyadari bahwa perkataan orangtua tentang rezeki yang dipatuk ayam ternyata tidak benar dalam beberapa hal.

Rezeki Saya Bukan Rezeki Ayam

Masalah pertama berkaitan dengan “rezeki dipatuk ayam” ini adalah bahwa sesungguhnya rezeki setiap makhluk di dunia ini telah diatur pemberiannya. Dalam surat Hud ayat 6 Allah SWT berfirman, yang artinya “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)

Jadi, Ayam bangun pagi lalu makan dari bagian rezeki yang sudah ditetapkan untuknya. Sedangkan saya punya “jatah” rezeki saya sendiri.

Masalah kedua adalah bahwa rezeki saya tidak akan tertukar dengan rezeki Ayam. Meski Ayam bangun lebih pagi dari saya, bukan berarti dia bisa mendapatkan atau memakan rezeki yang ditetapkan untuk saya. Maka memang semestinya saya tidak perlu khawatir bahwa Ayam akan mematuk rezeki saya.

Bangun Lebih Pagi, Berkah Bertambah Lagi

Meski pernyataan orang tua saya tentang rezeki yang dipatuk Ayam ternyata tidak benar, saya tetap menghargai dan mensyukuri upaya mereka membangunkan saya pagi-pagi sekali.

Ada beberapa alasan untuk penghargaan dan rasa syukur itu:

Dari sisi praktis, bangun pagi menurut pengalaman saya, membuat kita memperoleh udara yang bersih, sejuk segar dan sangat bermanfaat bagi kesehatan kita.

Bangun pagi-pagi juga sudah terbukti ampuh untuk menghindari kemacetan serta berbagai dampak ikutannya. Lalu lintas yang selalu macet pada jam sibuk (jam-jam pergi dan pulang kerja) memang menjadi momok bagi banyak pekerja commuter seperti saya yang tinggal jauh dari tempat kerja.

Kemacetan di jalan sering menjadi penyebab terlambatnya para pekerja hadir di kantor. Jika terlambat, sudah pasti akan dicatat oleh Perusahaan. Dan sudah pasti juga akan ada konsekuensinya, entah pada nilai kehadiran, nilai prestasi kerja bahkan ada konsekuensi juga pada penghasilan.

Bangun, dan berangkat kerja, pagi-pagi membuat saya terhindar dari terlambat hadir di tempat kerja serta akibat-akibatnya.

Dari sisi ideal, ada banyak keutamaan dari bangun dan mulai berkativitas pagi-pagi, diantaranya:

  1. Banyak kesempatan untuk ibadah

Bangun berpagi-pagi akan membuat kita memiliki waktu lebih banyak untuk beribadah. Allah SWT berfirman dalam surat Al Muzzammil ayat 1-4 yang artinya, “Hai orang yang berselimut (Muhammad). bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.

Jadi selain badan sehat segar dengan menghirup udara pagi nan bersih, masih banyak kesempatan untuk beribadah seperti qiyamul layl dan tilawah al Qur’an.

  1. Kesempatan untuk mendapat Doa malaikat

Rasulullah SAW bersabda

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).” (HR. Al Bukhari dan Imam Muslim)

Kesempatan emas untuk didoakan malaikat seperti ini memang tidak terlihat oleh mata, namun sangat perlu untuk diperhatikan dan dimanfaatkan karena mungkin saja ini kesempatan terakhir kita. Umur kita, siapa yang tahu kapan akan berakhir?

Maka selalu siap sedialah untuk berinfak sejak bangun pagi. Setidaknya niat yang ikhlas untuk berinfak. Semoga masih mendapat bagian dari doanya para malaikat.

  1. Mendapat doa Nabi SAW

Nabi SAW berdoa,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah)

Doa Nabi SAW seperti ini tanpa syarat, sebetulnya. Atau jika pun ada, maka syaratnya sangat ringan: hanya menjadi umat Nabi Muhammad SAW sudah cukup untuk mendapatkan doa Nabi SAW ini.

Yang berat adalah bersiap menerima doa Nabi SAW ini.

Karena yang bisa menerimanya adalah orang yang siap siaga membuktikan diri sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Pembuktian itu adalah dengan mengerjakan amalan-amalan yang diajarkan oleh Beliau SAW.

Jika kita masih lelap tertidur, maka sangat besar kemungkinan kita akan terluput dari doa Nabi ini. Hilanglah kesempatan untuk mendapatkan keberkahan pagi.

  1. Wujud Tawakkal

Rasulullah SAW bersabda,

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.”  (HR. At Tirmidzi)

Bangun berpagi-pagi, beribadah kemudian beraktivitas mencari nafkah sebenarnya merupakan wujud tawakal kita kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT ridho dengan aktivitas kita ini dan akan memudahkan kita memperoleh rezeki sebagaimana telah dijanjikanNya.

Nah, dengan sedemikian banyak keutamaan, pastikan saja bahwa kita bertekad untuk selalu berpagi-pagi dalam memulai aktivitas harian kita.

Semoga keberkahan dari Allah SWT selalu tercurah untuk kita. Aamiiin.

Bekasi, 10 Juli 2018

“Pagi Di Pinggir Sawah” Courtesy of ALBerta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru