29.7 C
Jakarta
Array

Bermaulid Setiap Hari

Artikel Trending

Bermaulid Setiap Hari
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Maulid Nabi atau yang biasa disebut mauludan masih banyak dirsgoayakan di tempat-tempat ibadah atau di golongan masyarakat, meskipun ulang tahun sang Rasul sudah lewat, yaitu 12 Rabiul Awal lalu. Antusiasme masyarakat dalam merayakan acara ini, bertujuan untuk memperoleh syafaat dari Kekasih Tuhan tersebut di hari kiamat nanti.

Cara mereka untuk merayakan mauludan juga beragam. Ada yang membagikan buah-buahan, ada yang hanya shalawatan kemudian yang hadir diberikan jamuan, ada juga yang merayakan dengan membagikan uang. Tidak lain harapan mereka hanya untuk memperoleh syafaat Baginda Rasul.

Penulis merasa aneh saat pulang dari acara perayaan maulid Nabi yang menghadirkan K.H. Kuswaidi Syafi’e, pengasuh Pondok Pesantren Maulana Rumi Yogyakarta, di kediaman bapak Edi Mulyono. Jamuannya yang diberikan oleh panitia tertukar dengan milik orang lain.

Baru saja selesai diberikan siraman rohani oleh sang kyai, bahwa merayakan maulid tidak hanya untuk memperingati hari lahir Nabi, tapi kita harus senantiasa meneladani akhlak-akhlaknya, tapi hal tersebut sudah tidak diindahkan, Bagaimana jika nanti sampai ke rumah atau tempat lain.

Akhlak menjadi hal yang lebih utama daripada ilmu, karena hari ini banyak orang yang pintar namun karena tidak memakai etika yang baik, dia menggunakan ilmunya untuk menikung orang lain.Tuan Guru Bajang (TGB), Muhammad Zainul Majdi, mengatakan bahwa, Indonesia tidak kekurangan ulama (orang yang berilmu, pintar), yang kurang dari Negara ini adalah khulama’ (orang yang beretika).

Dari hal kecil seperti di atas, mengambil hak orang lain, bisa berakibat besar ketika terus menerus dilakukan. Seperti praktek korupsi yang akhir-akhir ini diinformasikan di berbagai media, kasus OTT DPRD Malang, Kasus Setia Novanto dll. Mereka itu adalah intelek, tapi karena tidak meneladani akhlak Nabi, mereka mengambil hak rakyat dengan men-tilep-nya.

Paparan penulis di atas sudah menjelaskan, bahwa tujuan menselebrasikan maulid adalah untuk memperoleh syafaat nabi di hari kiamat nanti. Tapi di sisi lain, acara tersebut juga mempunyai target untuk hal-hal yang kongkret, yaitu meneladani akhlak nabi sebagai bukti kecintaan kita kepada Rasulullah. Artinya kita harus merayakan maulid nabi setiap saat, dengan mencontoh perilaku-perilaku Nabi.

Ceramah-ceramah pada saat perayaan hari lahir tersebut rata-rata mengandung peringatan bahwa kita harus meneladani akhlak Nabi, namun, masyarakat hanya kurang responsif terhadap hal tersebut. Sehingga yang terjadi sekarang tingkah laku mereka tidak sesuai dengan ajaran santun Nabi Muhammad SAW.

Nabi pernah bersabda di dalam hadistnya, bahwa, kita sebagai sesama muslim harus saling mengingatkan. Ada tig tingkatan peringatan ala Nabi : a. Mengingatkan dengan lisan; b. Melalui tindakan; c. Melalui hati, dengan mendo’akan.

Implementasi ketiga tips Nabi Muhammad di atas bisa kita lakukan agar saudara saudara kita bisa bermaulid (meneladani akhlak-akhlak Nabi) dalam kehidupan sehari-hari. Metode pertama yaitu menegurnya dengan lisan. Ketika menengadai saudara kita melakukan hal yang tidak sesuai dengan etika, maka tugas kita adalah menegurnya. Jika hal ini masih belum berhasil, kita tetap dianjurkan untuk menuntunnya menuju jalan yang benar, dengan tip kedua.

Cara selanjutnya, yaitu dengan tindakan. Menindaklanjuti sebuah penyimpangan (immoral) adalah sebuah anjuran bagi seluruh umat muslim. Apa tindakanya? Kita dituntut untuk cerdas beraksi untuk membuat saudara kita menjadi lebih baik, contoh menyuruh orang lain (sahabat, teman karib, atau kerabatnya) untuk mengingatkan.

Terakhir (mendo’akan) adalah cara final ketika orang yang kita tangani masih tetap saja tidak mengindahkan peringatan kita. Meminta Allah untuk menanganinya merupakan cara akhir ketika menghadapi orang yang sangat bandel dan keras hati, sehingga peringatan-peringatan tidak pernah masuk ke hatinya. Dengan do’a memohon hidayah untuk orang tersebut, dia bisa sadar bahwa tingkahnya salah dalam ajaran Islam.

Saling memingatkan sesuai tuntunan Nabi Muhammad perlu untuk dibudayakan. Sesama muslim, kita akan saling mengkontrol, sehingga ahlak nabi yang sudah mulai pudar bisa kita ukir kembali terhadap sesama umatnya. Hal tersebut akan selalu menuntun kita untuk bermaulid (meneladani akhlak-akhlak Nabi) setiap hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penulis dengan nama Bagis Syarof adalah alumni Pondok Pesantren Annuqayah Latee dan tercatat sebagai mahasiswa aktif UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dia sekarang aktif menulis di berbagai media koran dan juga media online. Untuk menerima honor sebagai tanda jasa, dia menyisipkan rekening,6546-01-000487-53-1 (BRI Bank).

 

[zombify_post]

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru