Bermain Dapat Meningkatkan Kreativitas Anak
Oleh: Ahmad Taufiq Zein
Ternyata bermain itu sebuah pelajaran yang dapat membangkitkan kreativitas anak. Dulu ketika saya masih kecil, ini kisah dimana situasi dan kondisi waktu itu tidak sama dengan sekarang. Kini permainan anak-anak serba digital eletronik yang sudah tidak asing lagi bagi anak-anak, baik di kota besar ataupun di kampung. Sementara, permainan kearifan budaya lokal, sudah mulai terkikis.
Dulu, ya, dulu sekali. Pengalaman yang sangat berharga adalah senangnya ketika pulang sekolah adalah bisa berkumpul dengan teman-teman merencanakan untuk bermain, tempat permainan kami di sawah. Apalagi musim panen kacang tanah, bisa-bisa menjelang maghrib baru bisa pulang, sebab kami mencari sisa-sisa panenan kacang tanah yang masih melekat di sawah itu.
Selain di sawah tempat bermain kami di pinggir sungai yang banyak ditumbuhi pohon cerry sambil perang-perangan menggunakan buah cerry sebagai pelurunya. Pokoknya asyik banget.
Permainan kami biasanya menyesuaikan dengan musim tanam atau dengan kondisi alam. Suatu waktu bila datang musim tanam tebu, beberapa bulan berikutnya, tanaman tebu yang sudah mengeluarkan peteng (tangkai bunga), bisa dipastikan tempat bermain kami, ya, di dalam sawah yang di tanamin tebu itu. Alasan kami berada di area tersebut selain bermain petak umpet juga mencari telur burung manyar.
Sementara, sebagian yang lain ada yang bermain di perkebunan untuk mencari anak burung untuk dipelihara. Nah, dari bermain dan menangkap anak burung inilah kreativitas itu bermula. Seorang teman saya, ia banyak menangkap anak burung yang akan dipelihara. Tetapi persoalannya adalah ia tidak tau, akan simpan di mana anak burung itu. Menariknya, dua hari setelah penangkapan anak burung tersebut, ia membuat sangkar burung dengan lincahnya, dan hasilnya pun lumayan bagus-untuk ukuran penilaian saya waktu itu-padahal usia teman saya itu masih sekitar sebelas tahun.
Dan rata-rata teman sebaya saya yang sepermainan mereka bisa membuat sesuatu yang membuat saya takjub. Contoh lainnya, adalah membuat layang-layang, dan bahkan ada yang pandai mengotak-atik dan memperbaiki radio yang rusak, padahal masih baru lulus sekolah dasar. Jadi, kalau begitu bermain itu adalah pelajaran untuk meningkatkan kretivitas anak-anak.
Anak-anak itu, setelah saya ingat-ingat sekarang, mereka teman-teman saya hususnya, oleh orang tuanya ternyata diberi kebebasan untuk bermain alias tidak dikekang. Hanya saja ketika sore menjelang waktu Maghrib oleh orang tuanya mereka disuruh berhenti bermain. Karena akan mengaji ke musalla atau ke masjid, bila tidak segera berhenti, ehm. Siap-siap deh, betisnya akan di sambar pecutan sejuta lidi. Hehe.
Dari pengalaman ini, saya baru menyadari bahwa bermain itu dapat meningkatkan kecerdasan dan kreativitas anak, bisa jadi kreativitas itu tumbuh karena sebuah pengalaman, yang tanpa disadari bahwa alam lah yang mengajari mereka bagaimana seyogianya menempatkan sesuatu itu pada tempatnya. Seperti yang dilakukan oleh teman saya tadi, yaitu memelihara anak burung yang dibuatkan rumah atau sangkar untuk anak burung tersebut. Sungguh indahnya masa itu, masa dimana anak-anak dapat menumbuhkembangkan kreativitasnya sendiri melalui arena bermain. []