32.7 C
Jakarta

Berfikir Kritis dan Logis dengan Menulis

Artikel Trending

KhazanahBerfikir Kritis dan Logis dengan Menulis
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kritis dan logis menjadi dua kata penting yang harus dikuasai semua orang. Berfikir kritis berarti kemampuan menggunakan akal untuk menganalisa suatu bacaan sampai mencapai pemikiran sejati. Sedangkan berfikir logis dapat dimaknai dengan konsep berfikir dengan menggunakan logika yang benar. Keduanya sangat berharga untuk memilah berbagai macam pemberitaan di media maya.

Berfikir kritis dan logis dapat menjadi pelindung dari paparan berita hoaks dan ancaman kejahatan di media maya. Banyaknya cakupan informasi yang ada, membuat media maya dimanfaatkan sebagai ladang baru memanen keuntungan dengan bisnis haram. Penyebaran berita hoaks menjadi kejahatan yang sering muncul di dunia maya. Disinilah fungsi berfikir kritis dan logis, yaitu sebagai pengontrol emosi saat berselancar di dunia maya.

Namun, kemampuan ini tidak bisa didapatkan secara instan. Perlu kerja keras serta rutin melatih diri untuk benar-benar mendapatkan kemampuan ini. Kerja keras yang dilakukan harus menggunakan metode yang tepat dan terstruktur. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat mendapatkan kemampuan berpikir kritis dan logis tersebut.

Menulis, Cara Berfikir Kritis

Salah satu metode tercepat yang membantu menguasai kemampuan otak untuk berpikir kritis dan logis adalah menulis. Menulis dipercaya menjadi salah satu metode untuk mengembangkan kinerja otak. Sehingga fungsi berpikir otak akan menjadi lebih maksimal, sehingga kemampuan analisis otak akan mengalami peningkatan dengan sendirinya.

Sayangnya, banyak orang awam masih kebingungan bagaimana tata cara membuat tulisan yang bagus. Terkadang mereka terbolak-balik mengambil langkah dalam pembuatan karya. Sehingga naskah yang dihasilkan membuat bingung pembaca. Selain itu, langkah kerja ini akan membantu menyusun jalannya logika yang nantinya membantu pembentukan kerja otak yang logis dan kritis. Untuk itulah langkah-langkah tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu. Langkah-langkah pembuatan tulisan antara lain:

Membuat kerangka karangan, ketika menjalani proses ini, penulis akan menemukan berbagai macam pertanyaan. Disini penggabungan imajinasi dan logika diperlukan. Apakah masalah A bisa dihubungkan dengan permasalan B?. Kemudian, apakah permasalahan A dapat diselesaikan dengan cara B?. Pertanyaan semacam ini akan memancing kerja otak secara maksimal. Sehingga, ketika muncul pemberitaan di media maya, otak secara responsif memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang patut dipertimbangkan.

BACA JUGA  Sastra Terjemahan: Dari Diplomasi Kultural Hingga Soal Garapan

Memantau Pemahaman, pada proses ini penulis akan mengecek seberapa besar data yang telah diperolehnya. Dengan data seperti itu, penulis akan memperkirakan seberapa besar data itu dapat berpengaruh kepada tulisannya?. Apakah data itu sudah sesuai dan dapat diterima semua orang atau tidak?. Pola analisis seperti ini sangat berguna dalam membedakan berita hoaks atau bukan. Data yang digunakan, sumber referensi, serta model kalimat akan dipertimbangkan oleh otak.

Melatih Analisis

Memberi Kesimpulan, kesimpulan dibutuhkan ketika semua perkiraan berdasarkan data sudah didapatkan. Kemudian menggabungkan semua alinea yang ada dalam naskah ke dalam beberapa kata. Menulis membantu memberikan pengajaran bertahap kepada pelakunya. Seberapa bagus suatu kesimpulan, dapat dilihat dari penyusunan kalimat di tulisannya. Semakin baik penyusunannya, maka semakin baik pula kesimpulannya. Selain itu, kemampuan meringkas setiap alinea menjadi beberapa kata juga diperlukan. Semua kemampuan tersebut sangat membantu menelaah kebenaran suatu berita.

Evaluasi, menulis membantu pelakunya memperoleh berbagai macam masukan dari media ataupun teman. Hal ini sangat berguna untuk menambah informasi baru yang mungkin belum kita ketahui. Ketika karangan telah dibuat, maka ada sedikit atau banyak kekurangan di dalamnya. Masukan yang diberikan akan membantu memperbaiki kekurangan yang telah kita lakukan. Sifat mau mendengarkan inilah yang akan memudahkan kita untuk mengetahui kebenaran suatu berita berdasarkan arahan dari orang lain.

Keempat proses ini akan selalu ada dalam kegiatan tulis menulis. Berarti, secara tidak langsung menulis membantu memunculkan pemikiran logis dan kritis. Apabila kegiatan tulis menulis dilakukan secara terus menerus, bukan tidak mungkin berita hoaks semakin tidak punya peluang untuk berkembang. Berita hoaks akan kehabisan akal, karena pembaca telah mampu menganalisis dan membedakan antara berita asli dan berita bohong.

Melihat manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, sudah seharusnya kita saling bekerjasama menjadikan masyarakat Indonesia gemar menulis. Membudayakan menulis sebagai gaya hidup. Menjadikan buku sebagai teman jalan, serta menuangkan gagasan dalam sebuah tulisan.

Oleh: Muhammad Nur Faizi

Penulis, adalah Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Reporter LPM Metaformosa, dan Pegiat Literasi di Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi’ien Yogyakarta.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru