Berdoa adalah sebuah kewajiban umat Islam. Bahkan dalam sabdanya, Nabi Muhammad menyatakan dengan jelas bahwa doa adalah senjatanya orang mukmin. Orang yang mempunyai senjata jelas akan merasa kuat dan aman. Dan ketika tanpa senjata tentu akan merasa lemah. Dengan demikian pada hakikatnya dengan doa akan menguatkan umat Islam dari hal apapun. Oleh karena yang demikian maka umat Islam diperintahkan berdoa sekalipun untuk hal yang remeh.
Sudah jamak terjadi, pada umumnya manusia akan berdoa kepada Tuhannya ketika dalam keadaan butuh atau tertekan. Padahal perintah doa ini dianjurkan setiap saat dan setiap waktu. Bahkan sekalipun berdoa untuk hal yang remeh tetap diperintahkan. Nabi Muhammad bersabda
لِيَسْأَلْ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَاجَتَهُ حَتَّى يَسْأَلَهُ الْمِلْحَ، وَحَتَّى يَسْأَلَهُ شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ.
Artinya: “Hendaklah salah seorang dari kalian senantiasa meminta kebutuhannya kepada Tuhan, walaupun sebatas meminta garam, bahkan meminta tali sandalnya ketika putus.” [HR. Sunan Tirmidzi]
Dari hadis ini sangat jelas bahwa umat Islam itu senantiasa diperintahkan untuk berdoa, sekalipun itu untuk hal yang remeh. Nabi Muhammad mencontohkan dengan meminta garam dan minta tali sandal yang putus.
Jika diamati lebih dalam, makna terpenting dari hadis ini adalah menunjukkan rasa butuhnya manusia kepada Allah. Poin pentingnya adalah rasa butuhnya kepada Allah, bukan pada remehnya permintaan suatu doa. Allah akan bangga dengan hambanya yang membutuhkannya. Sedangkan hamba yang tidak pernah merasa butuh, tidak pernah meminta suatu apapun, jelas menunjukkan kesombongan.
Berdoalah, Karena Manusia Adalah Mahluk Fakir
Allah sendiri dalam firmannya telah menetapkan bahwa hambanya itu adalah mahluk yang fakir atau membutuhkan bantuannya.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ اِلَى اللّٰهِ وَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ
Artinya: “Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.” (QS. Fatir: 15)
Tidak mau berdoanya hamba kepada Allah sekalipun untuk hal yang remeh ini, selain menunjukkan kesombongan juga berarti menentang ketetapan Allah dalam Al-Quran. Allah jelas menetapkan manusia dalam keadaan membutuhkan, dan Allah yang maha kaya atas segalanya. Keadaan butuh atau fakir dan tidak mau meminta kepada yang maha kaya, jelas ini menunjukkan kesombongan yang nyata.
Perintah berdoa ini dengan jelas termaktub dalam Al-Quran
ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ
Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan permintaanmu.” (QS. Ghafir: 60)
Semoga kita bisa menjadi hamba yang senantiasa ingat kepada Allah dalam setiap kegiatan. Semoga pula kita dijadikan sebagai hamba yang selalu melibatkan Allah dalam setiap halnya sekalipun untuk urusan yang remeh. Sungguh beruntung orang yang selalu melibatkan Allah, dan sungguh rugi orang yang tidak ingin bersama Allah. Wallahul Musta’an.