Harakatuna.com. Tangerang – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menggelar diskusi publik. Mereka sepakat tangkal radikalisme dan intoleransi dalam dunia kampus. Diskusi ini bertajuk “Rajut Kesatuan, Rangkul Persatuan Sebagai Bentuk Deradikalisasi Lintas Generasi Muda” yang berlangsung, Senin (01/03/2021) di Auditorium UMT.
Mahes Jihan Fahlevi, Presiden Mahasiswa BEM UMT dalam sambutannya mengatakan, siap tangkal radikalisme. Kegiatan seminar berlangsung atas kerja sama BEM UMT dengan lembaga dan institusi yang linier.
“Kita dapat menyejukkan suasana yang dianggap secara sosiologi masih kurang tepat, adanya faham-faham atau aliran-aliran yang dipandang tidak sesuai dengan point of view dari masyarakat luas, yakni kegiatan yang melawan dari pada kearifan lokal ataupun secara prinsip keagamaan,” katanya.
Mahes menambahkan, sebagai mahasiswa, kita perlu mencari solusi yang soft dan lembut dalam tolak radikalisme dan terorisme dalam masyarakat.
Abdul Kadir, Wakil Dekan II UMT menilai seminar tersebut mampu memperkaya ilmu pengetahuan. Terutama tentang bahaya radikalisme dan terosrisme dan dapat mengambil hikmah serta dapat membuat kampus lebih nyaman.
“Artinya tidak ada kecurigaan pihak-pihak terhadap kampus, menjadikan kampus lebih islami dan lebih demokrasi. Selain itu juga harus lebih indah, baik secara langsung maupun bagi masyarakat kampus sendiri,” katanya.
Mahasiswa Perlu Bersatu Tangkal Radikalisme
Ia juga mengatakan, bahwa UMT yang merupakan salah satu kampus terbesar di Indonesia. Maka dari itu sudah seharusnya memikirkan dan melaksanakan kegiatan–kegiatan kebangsaan. Sehingga dapat menghindari kegiatan-kegiatan tangkal radikalisme.
“Seminar tersebut merupakan salah satu media untuk memberikan pemahaman kepada civitas akademika dalam hal menyikapi isu tentang radikalisme dan intoleransi,” ujarnya.
Selain itu, Ketua KNPI DPD II Kota Tangerang(Uis Adi Dermawan)menambahkan, bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mensimulasikan kegiatan-kegiatan mencegah terjadinya hala-hal yang tidak diinginkan.
“Kampus mencoba untuk menyambut baik niat pemuda dan mahasiswa untuk tangkal radikalisme dan intoleransi di dunia kampus,” tambahnya.
Seminar sehari tersebut diikuti oleh 100 peserta, yang terdiri dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang dan mayoritas pemuda yang juga merupakan mahasiswa yang paham dan sadar akan bahaya radikalisme.