28.9 C
Jakarta
spot_img

Begini Hukum Memakai Sandal yang Tertukar

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamBegini Hukum Memakai Sandal yang Tertukar
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. – Kaum muslimin diajarkan sebuah prinsip bahwa barang orang lain tidak boleh kita kuasai kecuali dengan kerelaan pemiliknya. Menguasai bisa bentuknya mengambil untuk dimiliki atau digunakan. Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad SAW telah menerangkan hal tersebut dalam dalam satu hadisnya.

لا يجوز له أن يأخذها بنية التملك ولا يجوز له أن يستعملها إنما يأخذها بنية التعريف

Artinya: “Tidak boleh diambilnya dengan maksud untuk dimiliki, dan tidak boleh pula digunakannya, melainkan diambil dengan maksud untuk dikenali”.

Para ulama telah membahas masalah semacam ini, seperti di kitab Zadul Ma’ad atau lainnya. Mereka menyebutkan bahwa orang yang sandalnya hilang, lalu dia menemukan sandal orang lain, maka sandal orang lain ini termasuk luqathah, tidak boleh baginya untuk mengambilnya dengan niat untuk dimiliki. Dan tidak boleh pula digunakan. Yang boleh, dia mengambilnya dengan niat untuk diumumkan.

لكن هناك لقطة لا تلتفت إليها همة أوساط الناس من الأنواع الرخيصة التي إذا تركها صاحبها يغلب على الظن أنه لن يرجع إليها فمثل هذه أمرها سهل لاسيما إذا اشتدت الحاجة إليها فقد يخرج من المسجد في شدة الحر في الرمضاء الشديدة فإذا أخذ هذا النوع الذي لا تلتفت إليه همة أوساط الناس فيُرجى أن لا بأس إن شاء الله تعالى على أنه يعيدها إذا استغنى عنها أو يتصدق بنية صاحبها

Artinya: “Namun ada pula jenis yang tidak dipedulikan manusia, di antara jenis-jenis yang murahan, yang jika ditinggalkan oleh pemiliknya, kemungkinan besar ia tidak akan mengembalikannya”.

Hanya saja, di sana ada barang temuan berupa barang murah, dimana umumnya orang tidak tertarik dengannya. Ketika pemiliknya meninggalkannya, kemungkinan besar tidak akan dicari. Barang seperti ini, masalahnya lebih ringan, terlebih ketika orang yang menemukannya sangat membutuhkan.

BACA JUGA  Ini Hukum Memperbanyak Membaca Al-Qur’an pada Bulan Ramadhan Lengkap dengan Hikmahnya

Terkadang orang keluar dari masjid dalam cuaca sangat panas, ketika dia mengambil sandal tertinggal yang umumnya orang tidak tertarik dengannya, saya berharap, insyaaAllah tidak masalah untuk mengambilnya. Hanya saja, dia harus mengembalikannya, seusai dia gunakan atau dia sedekahkan dengan niat pahalanya untuk pemiliknya.

وأما بالنسبة لحذائه فيعوضه الله خيرًا منها إذا عدل عن مال أخيه الذي لم تطب نفسه به. وإذا كانت الأحذية متشابهة ويغلب على الظن أنه أخطأ في لبس حذائه وترك هذه يغلب على الظن فإن احتاج إليها ولبسها ثم أعادها لا مانع إن شاء الله تعالى.

Artinya: “Mengenai sepatunya, Allah akan memberikan balasan yang lebih baik kepadanya jika dia merelakan uang saudaranya, yang mana dia tidak senang. Jika sepatunya serupa dan kemungkinan besar dia salah dalam memakai sepatunya dan meninggalkan sepatu tersebut, maka dugaan yang paling mungkin adalah jika dia membutuhkan dan memakainya lalu mengembalikannya, tidak ada keberatan, Insya Allah”.

Sementara untuk sandalnya (yang hilang), yang berpindah ke tangan orang lain sementara dia belum rela, semoga diganti oleh Allah dengan yang lebih baik.

Dan apabila ada sandal yang mirip, dan anda punya dugaan kuat bahwa ada orang yang salah sehingga memakai sandal anda, jika anda memang butuh, boleh dipakai kemudian nanti dikembalikan.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru