30.1 C
Jakarta
Array

Beberapa Penghalang Bakti Kita

Artikel Trending

Beberapa Penghalang Bakti Kita
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Berbakti kepada kedua orangtua atau Birrul Walidain adalah kewajiban bagi setiap individu manusia sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT surat Luqman ayat 14 yang artinya, “dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Dua Penghalang Bakti Kita

Meski kita mengetahui bahwa berbakti kepada orangtua adalah kewajiban tiap individu, ada beberapa sikap dan pandangan hidup kita yang bisa menjadi penghalang bagi bakti kita kepada orangtua kita. Dua diantara penghalang-penghalang itu adalah:

  1. Merasa lebih baik dari Orangtua

Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan anak memiliki hidup dan penghidupan yang lebih baik daripada orangtuanya. Hal ini memang menjadi harapan dan doa setiap orangtua.

Orangtua berjuang keras di masa mudanya agar anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik, setidaknya agar bisa bersekolah lebih tinggi dari orangtuanya. Harapan para orangtua adalah agar anak-anaknya dapat memperbaiki nasibnya melalui sebab pendidikan yang baik.

Fakta yang ada memang sudah cukup membuktikan bahwa kerja keras dan pengorbanan orangtua membawa hasil yang memuaskan. Banyak anak yang berpendidikan dan berpenghasilan jauh lebih tinggi dari orangtuanya.

Namun terkadang pendidikan dan penghasilan yang tinggi menyebabkan anak merasa memiliki jarak dengan orangtuanya. Mereka merasa tidak bisa berkomunikasi dengan baik karena orangtuanya dianggap kurang memahami dunia anak mereka yang sudah mengglobal, sementara fokus perhatian orangtuanya masih terpusat pada lingkungan sekitar kampungnya saja.

Penghasilan yang tinggi juga menyebabkan gaya hidup yang jauh berbeda dengan gaya hidup para orangtua. Hal ini juga memicu rasa superior anak-anak terhadap orangtuanya.

  1. Merasa Orangtua menjadi beban

Meskipun sudah memiliki penghasilan sendiri dari hasil kerjanya, bahkan kadang penghasilan itu jauh lebih besar daripada penghasilan orangtua, masih ada saja anak yang merasa bahwa kehadiran orangtua mereka hanyalah menjadi beban, baik pada kondisi dimana orangtua tinggal bersama dengan sang anak maupun pada kondisi dimana orangtua tinggal sendiri, terpisah dari anak.

Perasaan terbebani ini kadang sampai pada tingkat ekstrem dimana sang anak menolak untuk menafkahi orangtuanya meski sang anak tahu bahwa orangtuanya dalam keadaan tidak mampu.

Di sisi lain, ketika orangtua beranjak menua, fungsi-fungsi fisiknya mengalami penurunan. Allah SWT menyatakan hal ini dalam surat Yaasin ayat 68, yang artinya, “dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?

Dalam keadaan orangtua yang makin lemah dan membutuhkan pendampingan, sebagian anak malah bersikap seolah merasa terbebani dengan adanya orangtua.

Sikap Yang Seharusnya

Kedua sikap dan pandangan hidup di atas sungguh akan membuat sebagian dari kita menjadi enggan untuk melaksanakan kewajiban birrul walidain. Barangkali dalam bentuk kita bersikap tidak sopan atau tidak hormat kepada orangtua. Atau bisa jadi kita membiarkan orangtua tanpa sedikitpun memberikan perhatian atau pun bantuan kepada mereka. Dalam tingkat ekstrem kedua sikap dan pandangan itu bahkan bisa menyebabkan sikap melawan, sewenang-wenang dan dzalim kepada orangtua.

Sikap-sikap seperti itu bukan saja tergolong tidak berbakti, bahkan sebenarnya sudah masuk kategori durhaka kepada orangtua. Padahal durhaka kepada orangtua adalah salah satu dosa besar dalam Islam sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

لاَ أُنَبِّئُكُم بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ ثَلاَثًا قُلْنَا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ : أَلأِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ: أَلاَ وَقَوْلُ الزُّورِ، وَشَهَادَةُ الزُّوُرِ، فَمَازَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا : لَيْتَهُ سَكَتَ

Maukah aku beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, ‘Baiklah, ya Rasulullah’, bersabda Nabi. “Menyekutukan Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataan bohong”. Maka Nabi selalu mengulangi, “Dan persaksian palsu”, sehingga kami berkata, “semoga Nabi diam”. (HR Al Bukhari  dan Imam Muslim)

Guna menghindarkan diri dari dosa karena sikap dan pandangan hidup yang akan menghalangi kita dari berbuat kebaikan kepada orangtua kita, hendaknya kita kembali kepada perintah Allah SWT dalam perkara birrul walidain ini.

Diantaranya kita bisa mengacu kepada tuntunan Allah SWT dalam surat al Isra ayat 24 yang artinya, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’.”

Dalam menafsirkan ayat ini, Prof. Dr. Wahbah az Zuhaili mengatakan bahwa kemampuan merendahkan diri ini haruslah berasal dari “kasih sayang yang tulus kepada keduanya, bukan hanya karena menunaikan perintah dan takut dari cela atau kritikan orang.”[i]

Jadi, kita memerlukan ketulusan dalam merendahkan diri kita di hadapan orangtua kita. Juga kita perlu melakukannya dengan penuh kasih sayang, sebagaimana induk burung akan menyayangi dan melindungi anak-anaknya dari mara bahaya dengan kedua sayapnya.

Sikap merendahkan diri secara tulus dengan penuh kasih sayang seperti inilah yang akan mampu mengatasi sikap-sikap tidak benar seperti merasa lebih tinggi dari orang tua dan perasaan terbebani dengan kehadiran orangtua.

Mudah-mudahan Allah SWT membimbing kita untuk dapat memperoleh sikap merendah dengan tulus dan penuh kasih sayang kepada orangtua kita sehingga hilanglah penghalang kita untuk berbakti kepada keduanya.

Aamiiin.

__________________

[i] Wahbah az Zuhaili, Prof. Dr., Tafsir al Munir, Jilid 8, Gema Insani Press, Jakarta: 2016, h. 73.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru