27.2 C
Jakarta

Batalkah Menelan Ludah Saat Sholat?

Artikel Trending

Asas-asas IslamIbadahBatalkah Menelan Ludah Saat Sholat?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sholat adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam Islam. Karena berdasarkan keterangan-keterangan dalam hadis bahwa sholat menentukan ibadah yang lain. Jikalau amal ibadah sholat diterima maka diterima amal yang lain, begitupun sebaliknya. Oleh karenanya penting bagi umat Islam untuk belajar segala sesuatu tentang sholat. Dan salah satunya adalah hal-hal yang membatalkan sholat. Dan apakah menelan ludah saat sholat bisa membatalkan sholat?

Saat sedang melaksanakan sholat, terkadang atau bahkan sering terkumpul banyak ludah dimulut. Karena sudah terkumpul banyak dan tidak memungkinkan untuk dikeluarkan maka kebanyakan ludah tersebut ditelan kembali. Tentunya ini membuat keraguan pada orang yang melaksanakan sholat apakah membatalkan atau tidak. Berikut penjelasannya

Dalam kitab I’anatut Tholibin, halaman 231, juz 2 diterangkan

لا يفطر بريق طاهر صرف أى خالص ابتلعه من معدنه وهو جميع الفم ولو بعد جمعه على الأصح. وخرج بالطاهر المتنجس وبالصرف المختلط بطاهر آخر فيفطر من ابتلع ريقا متغيرا بحمرة نحو تنبل وإن تعسر إزالتها أو بصبغ خيط فتله بفمه وبمن معدنه ما إذا خرج من الفم لا على لسانه ولو إلى ظاهر الشفة ثم رده بلسانه وابتلعه أو بل خيطا أو سواكا بريقه أو بماء فرده إلى فمه وعليه رطوبة تنفصل وابتلعها فيفطر

BACA JUGA  Sunah Membaca Hamdalah Dalam 8 Keadaan, Apa Saja Itu?

Artinya: “Menelan ludah tidak membatalkan sholat, asalkan masih murni dan tidak bercampur dengan sesuatu baik suci maupun najis dan belum keluar dari mulut. Menelan ludah yang masih ada di lidah tidak membatalkan sholat walaupun lidahnya di keluarkan dari mulut”.

Dari keterangan ini sangatlah jelas bahwa menelan ludah tidak membatalkan ibadah sholat. Dengan catatan ludahnya masih murni dan belum tercampur dengan apapun. Dan apabila menelan ludah yang bercampur dengan sesuatu baik itu najis seperti darah gusi, atau itu suci seperti sisa makanan maka sholatnya menjadi batal.  Wallahu A’lam Bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru