Harakatuna.com. Sinai. Pertempuran antara pasukan Mesir melawan sejumlah grup militan berlanjut untuk hari kelima di Semenanjung Sinai utara, tepatnya di sekitar kota Al-Arish, Selasa 17 Oktober 2017.
Menurut data militer Mesir, sekitar 50 prajurit nasional tewas dan terluka dalam beberapa hari terakhir. Militer memprediksi lonjakan jumlah korban tewas dari kubu pemerintah dalam beberapa hari ke depan.
Seperti dilansir AFP, selama ini Mesir dituding cenderung menutup-nutupi angka kematian sesungguhnya. Pernyataan resmi biasanya mengumumkan sejumlah kecil korban tewas, yang pada kenyataannya bisa mencapai puluhan.
Al-Arish telah disebut sebagai “area berbahaya” di Mesir, karena pernah menjadi lokasi pertempuran berdarah antara pasukan mesir melawan kelompok militan Islamic State atau biasa juga disebut Daesh.
Sejumlah sumber di sektor keamanan dan medis melaporkan bahwa delapan orang tewas, termasuk polisi dan warga sipil, dan 17 lainnya terluka dalam bentrokan di Al-Arish antara pasukan keamanan melawan Daesh.
Penyerangan ISIS ditujukan ke tiga pos keamanan dekat Gereja Mary Girgis di Al-Arish dan cabang Bank Nasional Mesir (NBE). Sejumlah militan berhasil kabur usai mencuri uang dari bank.
Jumat pekan lalu, militan menyerang sebuah pos keamanan Al-Arish dengan granat dan senapan otomatis. Bentrokan tersebut menewaskan enam prajurit Mesir.
(WIL)