31.4 C
Jakarta
Array

Bakti Anak Menafikan Jarak

Artikel Trending

Bakti Anak Menafikan Jarak
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Salah satu ayat Al Qur’an yang berisikan perintah untuk berbakti kepada kedua orangtua adalah surat al Isra ayat 23. Allah SWT berfirman, yang artinya “dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.

Sedangkan di dalam ayat 24 surat al Isra, Allah SWT berfirman, yang artinya, “dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’.”

Jika tidak mendalami pemahamannya yang benar, seolah-olah ayat-ayat ini hanya berlaku bila orangtua tinggal bersama anak dan kehidupan orangtua ditanggung oleh anak.

Bila orangtua tidak tinggal bersama sang anak, misalnya orangtua tinggal di kampung dan anak tinggal di kota, atau bila orangtua masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya, apakah ayat ini menjadi tidak relevan untuk dilaksanakan?

Memilih Rugi atau Memilih Untung?

Menggantungkan pelaksanaan ayat 23 surat al Isra pada tempat tinggal orangtua serta kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri merupakan pemahaman yang bisa menimbulkan kerugian bagi seorang anak.

Sudah jelas bahwa manusia normal selalu menginginkan keuntungan dalam semua aktivitasnya dan menghindari kerugian sedapat mungkin. Mestinya demikian juga prinsip yang dianut dalam hubungan dengan orangtua.

Hubungan dengan orangtua bisa dinilai mendatangkan keuntungan dengan ukuran, yang sudah jelas disampaikan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, diantaranya adalah keuntungan berupa Ridho Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda,

رِضَا الرَبِّ فِى رِضَا الوَالِدِ و سُخْطُ الرَبِّ فِى سُخْطِ الوَالِدِ

Ridho Allah tergantung kepada keridhoan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” (HR al Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu Hibban, Tirmidzi dan Hakim).

Berbakti Tetaplah Kewajiban

Hadits tersebut menunjukkan bahwa keuntungan yang dinginkan itu bisa diperoleh melalui bakti anak kepada orangtua. Sedangkan ayat 23 dan 24 surat al Isra menunjukkan beberapa cara berbakti tersebut.

Dengan demikian, semestinya pemahaman yang benar atas kedua ayat tersebut adalah terus berbakti tanpa perlu mempermasalahkan tempat tinggal orangtua atau pun kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Artinya meski orangtua tidak tinggal serumah dengan anak, atau pun orangtua masih mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri, maka anak tetap wajib berbakti kepada orangtuanya.

Masih Mempermasalahkan Jarak?

Jika memang bakti kepada orangtua ini tetap harus dilaksanakan, bagaimana dengan kendala jarak? Seperti ketika orangtua tinggal di kampung dan anak tinggal di tempat yang jauh, misalnya di kota, di pulau lain atau bahkan di negara lain?

Sesungguhnyalah cara-cara berbakti kepada orangtua sebagaimana dirinci dalam ayat 23 dan 24 surat al Isra merupakan cara yang berlaku di semua tempat di sepanjang masa. Bahkan seolah-olah ayat-ayat tersebut merupakan penjabaran bagi manusia zaman now.

Kedua ayat tersebut menunjukkan adanya larangan dan perintah atas beberapa perkataan dan perbuatan tertentu. Larangannya antara lain berkata “ah” dan membentak. Sedangkan perintahnya adalah mengucapkan perkataan yang mulia, merendahkan diri  anak di hadapan orangtuanya dengan penuh kasih sayang serta mendoakan kedua orangtuanya.

Perkataan-perkataan serta perbuatan-perbuatan tersebut bagi manusia zaman kini tetap bisa dilaksanakan meski orangtua dan anak tinggal di tempat yang berjauhan. Teknologi informasi yang sekarang ada telah memungkinkan terpangkasnya jarak yang jauh tersebut.

Dengan gawai seperti telepon pintar misalnya, orangtua dan anak bisa berkomunikasi, dengan suara maupun dengan gambar, sehingga berbagai perkataan dan perbuatan yang diperintahkan Allah SWT dalam ayat 23 dan 24 surat al Isra bisa dilaksanakan.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa saat ini bakti anak telah menafikan adanya jarak yang jauh dengan orangtuanya.

Mudah-mudahan Allah SWT membukakan pintu hati kita semua untuk terus menyadari pentingnya berbakti kepada orangtua.

Allahul Musta’an

Bekasi, 12 Juli 2018

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru