29 C
Jakarta

Bagaimana Islam Menghadapi Wabah Hoax?

Artikel Trending

KhazanahTelaahBagaimana Islam Menghadapi Wabah Hoax?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Keberadaan media sosial menjadi pusat perhatian ribuan bahkan jutaan jiwa di dunia. Tak heran di berbagai tempat banyak kita jumpai orang-orang yang  menggunakan gadget. Di samping itu, potensi media sosial ialah wadah dari berbagai macam informasi baik dari segi berita, bisnis dan sebagainya. Media sosial digunakan oleh kalangan dewasa, remaja serta anak yang berusia 10 tahun pun telah memiliki gadget pribadi sehingga dengan mudahnya bermedia sosial seperti layaknya orang dewasa. Cerdas dalam bermedsos diharapkan mampu tanggulangi wabah hoax di era digital.

Di era digital ini memang tak bisa lepas dengan berbagai informasi setiap harinya, bahkan anak sekolah pun harus diperkenalkan dengan adanya media sosial untuk menunjang pembelajaran yang lebih canggih serta berkomunikasi dengan mudah agar memperoleh informasi dengan cepat. Pasalnya, zaman sudah semakin berkembang dan tentu segala macam kebutuhan pun ikut berkembang.

Namun siapa sangka dibalik canggihnya media sosial, tentu ada penilaian negatifnya yakni mudah memperoleh berita-berita yang jauh dari fakta atau sebut saja Wabah Hoax. Ya, wabah Hoax ini kerap menjadi hal trending yang menggemparkan para pengguna media sosial tentunya. Seringkali wabah Hoax muncul melalui media sosial dengan beragam informasi, bahkan banyak yang menjadi korban dari wabah Hoax tersebut.

Pernah kah kalian menemukan berita seperti ini? “Rasulullah SAW bersabda Barang siapa yang memberitahukan Berita 1 Rajab Kepada yang lain, Maka haram api Neraka baginya. Sebarkan!, anda akan membuat beribu-ribu manusia berdzikir kepada Allah SWT dan siapa yang menyebarkan berita ini seakan-akan beribadah selama 80 tahun”

Salah satu contoh berita Hoax yang tersebar di media sosial mengenai puasa di Bulan Rajab. Secara logika, sangat tidak masuk akal bila menyebarkan saja seakan-akan beribadah 80 tahun. Mengapa demikian? Kita ambil contoh puasa asyura atau puasa 10 Muharram dalam hadis yang shahih dikatakan pahala puasa tersebut akan menghapus dosa setahun yang lalu. Bagaimana mungkin yang hanya menyebarkan saja mendapatkan pahala atau seperti beribadah 80 tahun lamanya? Tentu, kita pasti berlomba-lomba akan menyebarkan berita demikian dibandingkan melakukan ibadah yang lain. Sayangnya tidak demikian.

Sudah sangat banyak berita hoax yang tersebar di media sosial yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tak dapat dipungkiri, berita hoax yang beredar justru menuai kerugian dari banyak pihak yang menggunakan media sosial pula. Diantara berita hoax yang tersebar seringkali mudah dipercaya oleh masyarakat sehingga kurangnya kesadaran untuk meminimalisir berita yang diperoleh. Selain dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, berita hoax juga menuai kontroversial yang membuat orang-orang saling tuduh menuduh, salah paham dan sebagainya. Bukan hanya terjadi di lingkungan sekitar, bahkan yang mengatasnamakan pemerintah pun kian beredar, sontak berita tersebut sangat mudah dipercaya oleh masyarakat.

Apakah wabah Hoax ini muncul pertama kali di zaman teknologi? Tentu tidak. Wabah Hoax ini telah ada dari zaman Rasulullah SAW. telah dijelaskan dalam Q.S An-Nur ayat 11  menurut riwayat bahwa munculnya ayat tersebut tak lain karena tuduhan zina yang ditujukan kepada Aisyah r.a ketika ia akan pulang menuju madinah bersama pasukan Muslimin. Kemudian di sebuah perjalanan, Aisyah r.a merasa kehilangan kalungnya. Namun saat Aisyah r.a mencari kalung yang hilang tersebut, pasukan Muslim malah meninggalkannya dan mengira Aisyah r.a sudah bersama mereka. Pada saat itulah Aisyah r.a merasa tertinggal. Ia kemudian kebingungan, Aisyah r.a tertidur akibat rasa kantuknya. Setelah beberapa lama, kemudian seorang sahabat bernama Safwan bin al-Mu’attal al-Sulami al-Dhakwani melihatnya. Ia melihat istri Nabi SAW tersebut. Safwan mengucap lafal innalillahi dan kemudian mengantarkan Aisyah r.a hingga sampai kepada rombongan kaum Muslim.

BACA JUGA  Pemuda: Sasaran Indoktrinasi Khilafah oleh Aktivis HTI

Namun, setelah terjadinya peristiwa ini, beberapa dari umat Islam malah ramai-ramai membicarakan dan menyebarkan berita bohong tentang Aisyah r.a. Hingga selama sebulan Aisyah r.a merasakan ada yang beda dari Rasulullah SAW dalam menyikapinya bahkan hendak menceraikan Aisyah r.a atas hal ini. Aisyah r.a terus mengeluh dan mengadu kepada Allah SWT. Hingga turunlah ayat tersebut yakni Q.S An-Nur ayat 11 :[1]

إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Terjemahan :

“Sesungguhnya, orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barang siapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula).

Lalu bagaimana solusi untuk menghadapi wabah Hoax ini?. Allah SWT dengan sangat jelas menerangkan dalam Q.S al-Hujurat ayat 6 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Terjemahan :

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecorobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”[2]

Jadi, wabah Hoax telah ada dari zaman Rasulullah SAW dan terjadi langsung kepada Ibunda Aisyah r.a, karena masa ke masa teknologi semakin maju dan berkembang maka kasus mengenai Hoax ini semakin beragam tentunya sangat mudah menyerang media sosial yang saat ini digunakan oleh jutaan manusia di dunia. Oleh karena itu, kita sebagai pengguna media sosial tentunya harus bisa menjadi pengguna yang cerdas. Tidak mudah percaya dengan adanya berita yang diperoleh tanpa ber-tabayyun (cross check) terlebih dahulu. Dengan sangat mulianya Islam telah memberikan umat-Nya solusi disamping masalah yang dihadapi. Mampukah anda untuk bersama-sama membasmi wabah Hoax?

Fitriyani.R, Mahasiswi IAT IAIN Samarinda

[1] Luthfi Maulana, “Kitab اSuci …., h. 214.

[2] Kementrian Agama RI, Al-Qur’an…, h. 516.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru