31.1 C
Jakarta
Array

Apakah Mencela Presiden Berpahala?

Artikel Trending

Apakah Mencela Presiden Berpahala?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Seorang jemaah pengajian bertanya, “apakah mencela atau menghina presiden dapat pahala?”.

Saya menjawabnya pakai hadits saja. Pertama, pernah ada yang bertanya pada  Aisyah (istri Nabi SAW) tentang akhlak Nabi, maka Aisyah menjawab bahwa Nabi SAW tak berkata-kata kotor (لم يكن فاحشا ولا متفحشا)

Kedua, Anas Ibn Malik berkata, “Sepuluh tahun saya menjadi pelayan Nabi SAW, tapi tak sekalipun saya mendengar kata-kata kasar darinya”. Anas ibn Malik pun berkata, “Nabi bukan sang pencela, pelaknat, dan yang berkata kotor” (لم يكن رسول الله ص م سبابا ولا فحاشا ولا لعانا).

Alkisah, Nabi SAW pernah menegur Aisyah ketika mencela orang Yahudi yang mencela dan mendoakan buruk buat Nabi SAW.  Nabi menegaskan, “Aku diutus bukan sebagai pelaknat tapi sebagai rahmat” (انى لم أبعث لعانا وانما بعثت رحمة).

Dengan dalil-dalil itu, maka tak ada ruang bagi kita untuk berburu pahala dengan mencela. Sebab, mencela adalah tercela.

Itulah akhlak Nabi SAW. Bagaimana dengan akhlak kita jika menghina dan mencela pada sesama saja tak bisa kita hindari? Tentu masih jauh panggang dari api.

Abdul Moqsith Ghazali

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru