Harakatuna.com – Salah satu ajaran syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah untuk senantiasa memuliakan agama. Untuk bisa memuliakan agama tentu harus mengetahui cara-caranya. Dan berikut dua hal yang perlu dilakukan seperti yang dianjurkan Rasulullah untuk memuliakan agama Allah.
Secara ajaran, Agama Islam ini sudah mulia. Namun demikian, terkadang Islam yang mulia ini dianggap ajaran yang tidak selaras dengan kemanusiaan karena perilaku pemeluknya. Demikianlah seperti yang diungkapkan cendekiawan Islam, Muhammad Abduh ketika melakukan rihlah ke barat selama tinggal di Prancis yang jumlah muslimnya sangat sedikit, ia melihat negara ini begitu rapi, disiplin, dan bersih. Berbeda jauh dengan pemandangan di tanah kelahirannya Mesir. Di Mesir, yang mayoritas penduduknya adalah orang İslam, ternyata jauh tertinggal dibandingkan dengan Prancis.
Dari hal ini, ia mengatakan suatu perkataan yang cukup terkenal hingga hari ini.
“Dzahabtu ilaa bilaad al-ghorbi, roaitu al-lslam wa lam ara-al-muslimiin. Wa dzahabtu ilaa bilaad al-‘arobi, roaitu al-muslimiin, wa lam aro al-lslam”.
Artinya: “Aku pergi ke negara Barat, aku melihat Islam namun tidak melihat orang muslim. Dan aku pergi ke negara Arab, aku melihat orang muslim namun tidak melihat İslam”.
Secara sepintas, dilihat dari pernyataan ini, agama Islam yang mulia ini bisa disalahpahami karena perilaku pemeluknya yang tidak mencerminkan syariat Islam. Oleh karenanya Nabi Muhammad menganjurkan bagi pemeluknya untuk melakukan dua hal untuk senantiasa memuliakan agama. Ketika melakukan dua hal ini, maka ia akan senantiasa memuliakan agama. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan dalam sebuah hadis Qudsi.
وقال جابر : قال رسولُ اللهِ صلَّى الله عليه وسلَّمَ : ( قال جبريل عليه السلام : قال الله `تعالى : إن هذا دين ارتضيته لنفسي ، ولن يصلحه إلا السخاء وحسن الخُلْقِ ، فأكرموه بهما ما استطعتم ، ، وفي رواية : فأكرموه بهما ما صحبتموه (٢) .
Artinya: “Dari Jabir berkata, Rasulullah SAW bersabda. “Jibril AS berkata: Allah berfirman: ‘sesungguhnya ini adalah agama [Islam] yang Aku ridhai untuk diri-Ku, dan agama ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan kedermawanan dan akhlak yang mulia. Maka, muliakanlah agama ini dengan keduanya (kedermawanan dan akhlak yang mulia) semampu kalian’. Dalam riwayat lain disebutkan: “Muliakanlah agama ini dengan keduanya selama kalian menjalani agama ini.”
Dari keterangan di atas menjadi jelas bahwa cara yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk memuliakan agama adalah dengan berlaku dermawan dan memiliki akhlak yang mulia. Dua hal ini (dermawan dan memiliki akhlak yang mulia) juga menjadi ukuran dicintai atau dibenci Allah.
وعن جابر قال : قيل : يا رسول الله ؛ أي الأعمال أفضل ؟ قال : الصبر والسماحة (٢) وقال عبد الله بن عمرو : قال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وَسَلَّمَ . « خُلُقَانِ يحبهما الله عز وجل ، وخُلقان يبغضهما اللهُ عزَّ وجلَّ ، فأما اللذان يحبهما الله عز وجل .. فحسنُ الخُلُقِ والسخاء ، وأما اللذان يبغضهما الله عز وجل .. فسوء الخُلُقِ والبخل ، وإذا أراد الله بعبد خيراً .. استعمله في قضاء حوائج الناس
Artinya: “Dan dari Jabir, ia berkata: Dikatakan: “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab: “Kesabaran dan kedermawanan.” Dan Abdullah bin Amru berkata: Rasulullah SAW bersabda “Ada dua akhlak yang dicintai oleh Allah Azza wa Jalla, dan dua akhlak yang dibenci oleh Allah. Adapun yang dicintai oleh Allah adalah akhlak yang baik dan kedermawanan, sedangkan yang dibenci oleh Allah Azza wa Jalla adalah akhlak yang buruk dan kedengkian. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Dia akan menjadikannya membantu dalam memenuhi kebutuhan orang lain”.
Walhasil dari keterangan ini menjadi jelas, orang yang memiliki sifat dermawan dan akhlak mulia akan menjadikan agama ini mulia, Wallahu A’lam Bishowab.