30.8 C
Jakarta
spot_img

Amerika Serikat Dukung Tujuan Perang Israel di Gaza, Tegaskan Pemberantasan Hamas

Artikel Trending

AkhbarInternasionalAmerika Serikat Dukung Tujuan Perang Israel di Gaza, Tegaskan Pemberantasan Hamas
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Yerusalem – Amerika Serikat menyatakan dukungannya terhadap tujuan perang Israel di Gaza, dengan penegasan bahwa Hamas harus diberantas sebagai bagian dari upaya untuk mencapai perdamaian. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada Minggu (16/02/2025).

“Hamas tidak bisa terus menjadi kekuatan militer atau pemerintah. Dan sejujurnya, selama Hamas berdiri sebagai kekuatan yang dapat memerintah atau mengancam dengan kekerasan, perdamaian menjadi mustahil. Mereka harus dilenyapkan. Hamas harus diberantas,” tegas Rubio dalam konferensi pers usai pertemuan tersebut.

Pertemuan antara Rubio dan Netanyahu berlangsung di tengah pelaksanaan tahap pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang akan berakhir dalam dua minggu. Tahap kedua dari gencatan senjata masih dalam proses perundingan.

Rubio juga kemungkinan akan menghadapi tentangan dari negara-negara Arab terkait rencana Presiden AS Donald Trump, yang mengusulkan pemindahan warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga secara permanen, dengan Israel diminta menyerahkan wilayah pesisir Laut Mediterania kepada Amerika untuk pembangunan kembali. Meskipun banyak pihak yang mengkritik rencana ini, Netanyahu menyambutnya dengan mengatakan bahwa ia dan Trump memiliki “strategi bersama” untuk masa depan Gaza.

“Gerbang neraka akan terbuka” jika Hamas tidak melepaskan sandera yang mereka tahan sejak serangan 7 Oktober 2023, yang memicu perang, tambah Netanyahu.

Hamas, yang oleh Amerika Serikat dikategorikan sebagai organisasi teroris, telah membebaskan tiga sandera pada Sabtu (15/2) lalu dengan imbalan pembebasan hampir 400 warga Palestina yang dipenjara di Israel. Namun, kelompok militan ini masih menahan puluhan sandera lainnya, yang diculik dalam serangan yang menewaskan lebih dari 1.200 orang.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, lebih dari 48.000 warga Palestina telah tewas dalam serangkaian serangan Israel selama 15 bulan terakhir. Lebih dari 100.000 orang lainnya mengalami luka-luka, dan dua pertiga dari mereka dilaporkan mengalami cacat permanen. Data ini tidak merinci korban sipil atau kombatan. Sementara itu, Israel mengklaim telah membunuh lebih dari 17.000 militan Hamas.

BACA JUGA  Al-Jolani Umumkan Pembubaran HTS

Rubio dan Netanyahu membahas langkah-langkah yang harus diambil dalam tahap kedua gencatan senjata, yang mencakup desakan untuk pembebasan sandera lebih banyak, serta merancang kesepakatan gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel. Namun, detail kesepakatan tersebut masih dalam tahap perundingan.

Sikap keras AS yang sejalan dengan Netanyahu ini berpotensi mempersulit upaya melanjutkan dialog dengan Hamas. Meskipun Hamas menderita kerugian besar dalam perang, kelompok ini tetap menguasai Gaza.

Sebagian pendukung Netanyahu di pemerintahan Israel mendukung untuk melanjutkan perang setelah tahap pertama gencatan senjata berakhir, meskipun risiko bagi nyawa sandera tetap menjadi pertimbangan.

Pada Minggu pagi (16/2), militer Israel melancarkan serangan udara di Gaza Selatan, menargetkan individu yang mendekati pasukan Israel. Serangan ini menewaskan tiga polisi Hamas yang tengah mengamankan masuknya bantuan di perbatasan Mesir, yang kemudian disebut oleh Hamas sebagai “pelanggaran serius” terhadap gencatan senjata.

Selama kunjungannya ke kawasan tersebut, Rubio tidak dijadwalkan untuk bertemu dengan pejabat Palestina. Sementara itu, Mesir memperingatkan bahwa masuknya warga Palestina secara besar-besaran ke negaranya dari Gaza dapat merusak perjanjian perdamaian yang telah terjalin selama setengah abad dengan Israel, yang juga menjadi landasan pengaruh Amerika di wilayah tersebut.

Selain Yerusalem, Rubio dijadwalkan untuk mengunjungi Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Uni Emirat Arab merupakan kekuatan utama yang terlibat dalam Perjanjian Abraham 2020, yang memungkinkan empat negara Arab menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah pemerintahan Trump.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru