32.1 C
Jakarta
spot_img

Al-Qur’an Rahasia Kemajuan Peradaban

Artikel Trending

Asas-asas IslamAl-Qur’anAl-Qur’an Rahasia Kemajuan Peradaban
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. – Kita tahu al-Qur’an itu di dalam sejarah Islam awal mulanya memang dihafalkan dan diamalkan. Jadi Rasulullah menjelaskan isi al-Qur’an sekaligus mengamalkan bersama para sahabat. Itu sebabnya, kesan para sahabat saat itu katanya “Kami tidak sampai melewatkan satu surat pun kecuali kami menghafal dan mengamalkannya.”

Iya para sahabat hafal dan mengamalkan melalui bimbingan Rasulullah. Tentu saja ada surat-surat yang isinya tidak melulu amal, tapi perintah untuk kita berpikir dan mengamalkan. Alih-alih mengamalkan, rupanya para orientalis mengamati bagaimana peradaban Islam bisa maju? Dari mana rahasianya?

Seorang orientalis mencatat bahwa di zaman dahulu al-Qur’an tidak menjadikan orang itu terpelajar. Dengan kata lain bahwa orang hafal al-Qur’an pada waktu itu sudah biasa, bukan kemudian hafal lalu dia menjadi edukatif. Akan tetapi, orang terpelajar dan belajar ilmu tanpa al-Qur’an itu tidak pernah terpikirkan.

Dengan demikian, berarti, semua ulama, dahulu apapun keahliannya baik itu Matematika, Fisika, Biologi, Astronomi, Filsafat semuanya sudah menghafal al-Qur’an. Bahkan, Ibnu Sina pun konon juga sudah menghafal al-Qur’an sebelum belajar kedokteran dan filsafat Islam. Jadi, al-Qur’an selalu mengiringi perjalanan keilmuan para ulama-ulama. Bukan hanya kemampuan dalam menghafal, tetapi juga kemampuan untuk merujuk al-Qur’an dalam konteks keilmuan.

Ketika bala tentara Islam keluar dari jazirah Arab menuju Persia, Mesir, Spanyol dan lain sebagainya, seorang orientalis membuat kesimpulan bahwa bala tentara Islam keluar dari jazirah Arab tidak bermodal apapun secara kultural. Artinya, kultur Arab tidak dibawa, tetapi mereka membawa al-Qur’an dan hadits.

Namun, karena dinamika di dalam al-Qur’an sangat luar biasa, akhirnya al-Qur’an menjadi sebuah pandangan hidup. Jadi urusan apa-apa selalu mengarah dan merujuk kepada al-Qur’an dan hadits karena fikih masih belum muncul.

Dengan adanya tradisi begitu, maka tumbuhlah Islam di negara-negara di mana orang Islam itu datang. Misalnya, ketika datang ke Baghdad, maka Baghdad menjadi sebuah peradaban ilmu pengetahuan yang luar biasa.

Sama. Ketika datang ke Spanyol, yang di sana tata letak dan tata kotanya tidak ada duanya di zaman itu serta sanitasinya sangat canggih, pada akhirnya mereka juga terinspirasi dengan al-Qur’an dan hadits.

Tidak mungkin mereka tidak terpengaruh. Sebab, di tempat-tempat itu sudah ada manusia-manusia yang berperadaban, hanya saja mereka tidak melakukan seperti apa yang dilakukan oleh orang-orang Islam pada saat itu.

Anda tahu! Dalam kasus filsafat Islam, bahwa filsafat Yunani awal mulanya dari Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Syria (Kristen Ortodok). Jadi, manuskrip saat itu banyak di tangan orang-orang Syria (bukan Syiria yang sekarang). Kemudian dari bahasa Syria diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, dan ada juga dari bahasa Yunani langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

BACA JUGA  Kesetaraan Gender dalam Tafsir Al-Qur’an; Telaah atas QS. Ali Imran [3]: 195

Pertanyaannya kenapa ketika di tangan bangsa Syria filsafat Islam tidak maju? Namun ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab justru dia menjadi wacana yang sangat produktif dan tidak lagi terikat dengan prinsip-prinsip filsafat Yunani?

Rupanya, rahasianya adalah ternyata pandangan hidup bangsa Arab pada waktu itu yang muslim, sudah tercerahkan oleh al-Qur’an. Ketika mendapatkan sesuatu dari peradaban lain, mereka sudah bisa mengolahnya (dari Yunani menjadi berbau Islam).

Dengan adanya al-Qur’an dan hadits sebagai sumber pandangan hidup, secara tidak langsung peradaban Islam memberi makan dan manfaat kepada peradaban-peradaban lain di mana Islam itu datang. Ini persis seperti dalam surat Ibrahim ayat 24, Allah Swt. berfirman:

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَآءِ 

Artinya: “Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit.” (QS. Ibrahim [14]: 24).

“Kalimat tayyib” menurut mufasirun adalah kalimat tauhid, dan tauhid adalah inti dari al-Qur’an. Sementara “pohon tayyib” adalah pohon yang akarnya sangat kokoh dan dahannya sampai ke langit.

Jadi peradaban Islam itu bagaikan pohon yang kokoh yang akarnya tidak akan tercerabut karena kondisi cuaca apapun, dan dahannya sampai ke langit. Artinya, pencapaian umat Islam di dalam sains dan teknologi, termasuk di dalam masalah pemikiran, tidak pernah dicapai oleh bangsa-bangsa yang lain. Jelasnya, Islam datang dengan membawa barakah. Tentu berbeda dengan peradaban Barat sekarang yang kemajuannya justru menghancurkan peradaban manusia sendiri.

Karenanya, jika ditanya kejayaan Islam itu maksudnya apa? Bukankah di zaman itu banyak orang miskin? Orang-orang sekuler pasti selalu mengatakan demikian. Anda tahu! Bahwa kejayaan Islam tidak diukur dari politik, melainkan diukur dari kemajuan ilmu pengetahuan. Di ayat selanjutnya surat Ibrahim ayat 25 dinyatakan, Allah Swt. berfirman:

تُؤْتِيْۤ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ بِۢاِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ

Artinya: “(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim [14]: 25).

Maksudnya adalah memberi makan pada masa-masa tertentu dengan izin Tuhan. Semua perkembangan Islam yang ada di Mesir, Spanyol, Persia, India termasuk di Nusantara ini adalah karena izin Tuhan. Wallahu a’lam bisshawab.

Oleh: Salman Akif Faylasuf (Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dan PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo).

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru