28.2 C
Jakarta
Array

Al-Qur’an Apotek Robbani

Artikel Trending

Al-Qur’an Apotek Robbani
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Adalah benar bahwa manusia hanya bisa berencana dan mengharapkan, sementara yang berkehendak atau menentukan adalah Sang Maha Kuasa, Pemilik Alam Semesta, yang tidak lain dan tiada bukan adalah Allah swt. Maka dari itu, segala sesuatu harus kita lakukan harus mendapatkan ridho dari-Nya.

Munculnya berbagai penyakit yang aneh-aneh belakangan ini adalah bukti bahwa pola kehidupan manusia yang jauh dari ajaran-ajaran al-Qur’an. Sifat tamak, tidak mau mensyukuri nikmat dan tidak bersahabat dengan misalnya, telah membuka berbagai bencana dan penyakit yang aneh di dunia ini.

Pada dasarnya, penyakit itu berkisar pada dua sumber, yakni rusaknya ilmu dan niat. Kerusakan kedua ini berdampak pada penyakit yang mematikan; kesesatan dan kemarahan. Kesesatan merupakan dampak dari rusaknya ilmu. Sementara kemarahan adalah dampak rusaknya niat.

Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber. Semua kehidupan di dunia ini diatur dalam kitab suci yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. itu tanpa terkecuali masalah penyembuhan berbagai penyakit. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa kemukjizatan al-Qur’an tidak hanya sebatas keindahan bahasa, sastra, mampu meramal kejadian akan datang, dan kesesuaiannya dengan sains modern. Lebih dari itu, al-Qur’an dapat menjadi enawar berbagai penyakit, baik jasmani maupun rohani.

Dan hanya al-Qur’anlah yang secara eksplisit menegaskan bahwa dirinya sebagai syifa’un lima fi ash-shudur (obat bagi apa yang terdapat dalam dada). Artinya, banyak ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang penyembuhan berbagai penyakit. Ulama-ulama menyebut ayat yang demikian ini sebagai ayat asy-Syifa’. Terkait hal ini, dapat merujuk dalam surah at-Taubah (9:14), Yunus (10:54), an-nahl (16:69), al-Isra (17:82), asy-Syu’ara (26:80), Fushilat (41;44), dan masih banyak lainnya (hlm.11).

Kajian al-Qur’an tentang ayat-ayat penyembuhan berbagai penyakit sudah dilakukan oleh ulama terdahulu, misalnya, Ibnu Qayyim menulis dalam bukunya, Zad al-Ma’ad. Dalam studinya, beliau menegaskan bahwa al-Qur’an adalah obat yang sempurna bagi segala macam penyakit hati dan jasmani serta penyakit-penyakit duniawi dan ukhrawi.

Dalam konteks al-Qur’an sebagai penawar berbagai penyakit, harus ditekankan bahwa tidak setiap orang dapat berperan atau dianugrahi jalan sehingga dapat menggunakannya sebagai obat, dan meletakkannya pada penyakit yang dideritanya dengan penuh ketulusan, iman, dan penerimaan penuh keyakinan yang mantab. Artinya, syarat utama pengkabulan penyembuhan melalui firman-firman Allah adalah keyakinan, ketulusan, keihlasan, dan keimanan yang kuat. Jika tidak memenuhi prasyarat itu, tidaklah akan membawa hasil yang diharapkan.

Melalui tulisan ini, Romadhan al-Malawi mengungkap sejumlah ayat al-Qur’an yang mempunyai keterkaitan dengan penyembuhan terhadap berbagai penyakit, baik jasmani maupun rohani. Lantas, ia menegaskan bahwa ayat-ayat tersebut menggunakan termpenawar (syifa’un) bukan obat (dawâ’un), karena al-Qur’an hendak menunjukkan bahwa obat belum tentu bisa menyembuhkan, sedangkan penawar sudah barang tentu bisa menjadi penyembuh. Hal ini senada dengan perkataan bahwa Allah menurunkan penyakit beserta obat atau penawar sebagai penyembuhnya.

Berdasarkan kajian al-Malawi, pembaca akan dibukakan pengetahuan bahwa akan kemukjizatan al-Qur’an dalam kaitannya penyembuhan berbagai penyakit. Setidaknya terdapat tiga belas penyakit yang dapat disembuhkan melalui terapi dengan al-Qur’an, mulai terapi penyakit nyeri lambung, kankre, HIV/AIDS hingga sakit perut. Dan kesemuanya itu meliuti penyakit rohani maupun jasmani. Tentunya, langkah (ikatiar) penyembuhan melalui ayat-ayat al-Qur’an tidak bersifat mutlat. Artinya, juga disarankan ikhtiar dengan berobat secara medis.

Sebagai contoh, tentang terapi penyembuhan penyakit nyeri lambung. Penyakit ini merupakan penyakit yang cukup populer. Penyakit asam lambung atau nyeri lambung disebabkan naiknya asam lambung meuju esofogus dan menimbulkan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar dada. Berdasarkan tinjauan medis, penyakit ini dipengaruhi oleh tidak berfungsinya lower esohanel shincter. Secara medis, penyembuhan penyakit ini bisa disembuhkan dengan mengganti menu makanan. Juga bisa melalui ayat-ayat al-Qur’an.

Kaitannya dengan ini, langkah pengobatannya; pertama, ambil air minum, bisa air putih, dan akan lebih utama menggunakan air zamzam.Kedua, air tersebut dibacakan surah al-Fatihah 7x. Ketiga, juga dibacakan ayat kursi sebanyak 7x Keempat, setelah selesai membacakan kedua ayat tersebut, tiupkan ke dalam air yang menjadi medianya.Terakhir, minumlah air yang sudah mendapatkan bacaan ayat-ayat al-Qur’an setiap hari sebelum makan. Lakukan selama satu minggu atau lebih.

Pada akhirnya, buku ini sangat cocok dibaca semua kalangan, terutama bagi orang yang sering menjadikan al-Qur’an sebagai penawar utama dalam berbagai penyakit. Kemudian, pembaca diajak untuk menerapkan kandungan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, al-Qur’an tidak hanya sebatas dihidupkan dalam bentuk kata-kata (dibaca), melainkan nilai-nilai akan kemukjizatannya dapat hidup dalam masyarakat, menyembuhkan berbagai penyakit.

Judul Buku      : The Living Qur’an; Ayat-ayat Pengobatan untuk Kesembuhan Berbagai

Penyakit

Penulis             : Romadhon Al Malawi

Cetakan           : Pertama, Juni 2016

Penerbit           : Araska, Yogyakarta

Tebal               : 204

ISBN               : 978-602-300-275-7

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru