27.1 C
Jakarta

Aksi Bela Palestina 2021: Ternyata Cuma Aksi Bela Khilafah!

Artikel Trending

Milenial IslamAksi Bela Palestina 2021: Ternyata Cuma Aksi Bela Khilafah!
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Beberapa hari lalu, segerombolan orang melakukan aksi bela Palestina. Di Jawa Barat berhamburan di jalanan tak takut akan virus korona. Di Jawa Tengah, mereka melakukan aksi sembari mengibarkan bendera bertulis kalimat tauhid tepat di jalan Gladak, Slamet Riyadi, Solo.

Ternyata Adalah Aksi Bela Khilafah

Ibu-ibu, bapak, dan anak-anak rela panas-panasan dengan mengibarkan bendera tauhid layaknya sporter bola. Di jalan, mereka berteriak “Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Bebeskan Palestina, bebeskan Palestina, bebeskan Palestina”.

Sebelum berorasi mereka membacakan ayat suci di jalan. Ayat yang dibaca seperti biasa, “Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak”. Anda bisa mengeceknya channel Rayah TV.

Berlanjut ketika orasi mulai. Bapak-bapak berkalung surban, memegangi tongkat putih bercangka dua, di jemarinya memantul cincin akik, teriak mengatakan.

“Palestina negeri yang diberkati ini telah menjadi bagaikan hidangan di atas meja, yang dikerubuti oleh berbagai pihak tanpa seorang pun yang mempu membelanya. Maka dari itu solusinya, satukan dan tegakkan khilafah yang akan menyatukan seluruh kaum muslimin. Yang akan mengirim tentara kepada mereka. Menghancurkan mereka (Israel), mengusir mereka. Karena tugas daripada Khilafah, melindungi kaum muslimin, menghilangkan kezaliman penjajahan daripada kaum muslimin”.

“Saudara-saudara sekalian, kita butuh Khilafah Islam. Takbir… Allah hu Akbar! Kita butuh amirul mukminin. Takbir… Allah hu Akbar!

Lanjutnya, seorang kakek membacakan teks proklamir tuntutan, “Masyarakat Jawa Barat bela Palestina. Mengutuk serangan penjajah Israel. Dan menuntutnya agar serangan brutal tersebut dihentikan sekarang juga. Menuntut para penguasa Negeri Muslim. Untuk mengirimkan tentara, untuk melakukan jihad fi sabilillah. Mengusir penjajah Israel. Dari bumi Palestina. Menolak solusi dua negara. Mengajak semua pihak untuk bersatu dalam ukhwah Islamiyah. Untuk berjuang bersama. Karena itulah diperlukan institusi yang akan menyatukan umat Islam. Institusi itu adalah Khilafah.”

Kemudian, mereka berteriak satu komando: “Khilafah Palestina!” dijawab ‘Bebaskan Palestina’. “Khilafah dan Jihad”: ‘Bebaskan Palestina’. “Khilafah Jihad”: ‘Bebaskan Palestina….” Kemudian pendemo membacakan salawat asyghil.

Siapakah yang Menggerakkan Aksi Mereka?

Aksi Palestina tetapi berhaburan kata khilafah sudah jamak kita lihat. Tiap ada huru-hara dan dalam aksi apapun, nama khilafah pasti terdengungkan. Tapi bila itu terus menerus yang kita lihat dan terdengarkan tak mungkin itu adalah inisiatif perorangan dan aksi bela kasih sendiri. Sudah pasti ada yang menggerakkan dan memobilisasi serta pasti ada yang memodali. Siapa mereka? Ada pasti sudah punya jawabannya.

Dari aksi kemarin itu, ada banyak tanda yang mesti kita lihat. Pertama, orang-orangnya. Anda pernah memperhatikan siapa yang sering berorator dalam aksi HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), sejak dulu kala? Jika Anda memperhatikan, pasti akan menemukan salah satunya di aksi-aksi kemarin. Aksi di Jawa Barat, orangnya tetap: lelaki berkalung surban dan memakai tongkat. Di Jawa Tengah, orang-orangnya tetap sama: lelaki memakai celana gumprang dan memaki atribut bertulis khilafah di lehernya. Di dahinya, hitam layaknya sering dibenturkan ke tembok karena kekesalan.

BACA JUGA  Melawan Otoritarianisme-Radikalisme dengan Tradisi Kritisisme

Kedua, bendera. Bendera yang terpakai, ya itu-itu saja. Warna hitam atau putih yang bertulis kalimat tauhid. Veriasi dan ukurannya sedikit mengalami perbedaan. Meski tetap ada yang memanjang, tetapi kini perorang terlihat memegangi satu persatu bendera. Yang terbaru, mereka memakai selebrasi dengan memutar, layaknya permainan gobak sodor. Dari atas, dron memotret mereka. Jelaslah tulisan kalimat tauhid tesebut.

Ketiga, ayat. Ayat yang mereka baca tetap ayat di mana seseorang harus berjihad untuk membela yang lemah dan teraniaya. Hal itu bermaksud untuk menerjang dada pembela aksi untuk berani turun ke jalan atas perintah Allah Swt. Tapi sayangnya, oleh mereka ayat tersebut dipolitisasi selain membela yang lemah, meraka harus membela tegaknya khilafah. Khilafah buatan HTI. Sebuah jalan politik murahan.

Keempat, pamlet. Pamlet yang mereka kibarkan pasti bertuliskan kalimat tauhid. Apapun persoalannya, bendera HTI itu yang wajib berkibar di atas kepalanya. Apa maksud dan tujuan pamlet atau bendera tersebut selalu berkibarkan? Seperti doktrin HTI, setiap nama HTI atau khilafah tersebutkan, maka bagi mereka, HTI atau khilafah masih hidup dan eksis. Jika ada di luar mereka yang juga ikut serta mengibarkan dan meneriakkan kata khilafah, maka bagi mereka, HTI dan Khilafah menang. Tetapi jika sebaliknya, maka pengusung khilafah atau HTI, mereka teranggap gagal total.

Kelima, solusi. Solusinya yang ditawarkan sudah pasti khilafah. Seperti di pamlet, dan orasi aksi di atas, mereka menyebutkan, “kalau mau Palestina menang dan umat Islam terbebas dari kezaliman, solusinya adalah khilafah. Menurut mereka, tak ada sebuah sistem yang baik dan terbaik untuk kaum muslim, selain khilafah. Institusi seperti yang ada di Indonesia, tak menjamin muslim menjadi hidupnya baik. Yang ada malah sengsara. Nah, menurut mereka, jika di Indonesia, dan umumnya di seluruh dunia mau sejahtera dan menang, harus membangun institusi dan sistem yang berpihak kepada kaum muslim: yaitu Khilafah.

Sangat Tega Terhadap Palestina

Kita pun capek menyebut khilafah terus dari tadi. Tatapi akan lebih capek lagi, jika khilafah benar-benar menjadi sistem di Indonesia. Meski sangat utupia, tapi asongan khilafah ini, setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir telah bisa memecah bangsa kita. Dan berhasil menggerogoti nilai dan pilar kebangsaan Indonesia dari dalam. Apakah kita tak sadar?

Aksi Palestina, mereka mengatasnamakan aksi damai bela Palestina. Mereka mengklaim, “lautan manusia turun ke jalan. Orasi yang menghentakkan. Doa yang menggetarkan!”. Slogan yang mereka kibarkan, “liberate al-Aqsa call for khilafah. Solusi total masalah Palestina adalah jihad dan khilafah.”

Adakah yang lebih lucu dari ini semua? Adakah yang lebih tega dan kejam dengan aksi pura-pura membela Palestina tatapi sebenarnya cuma membela dagangan asongannya khilafah? Duh, HTI

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru