Fondasi dan pilar hidup manusia ialah keyakinan kepada Tuhan dan moralitas luhur kemanusiaan atau al-Akhlaq al-Karimah (moral and character building). Jika ini hilang dan runtuh, maka hancurlah bangunan masyarakat dan bangsa. Ahmad Syauqi, raja penyair Arab asal Mesir menulis puisi terkenal:
انما الامم الاخلاق ما بقيت
فإن همو ذهبت اخلاقهم ذهبوا
Bangsa-bangsa akan eksis sepanjang moralitas luhur ditegakkan di dalamnya
Jika ia hilang, maka hilanglah bangsa itu
Atau :
فالأمم تضمحل وتندثر اذا ما انعدمت فيها الاخلاق.
Bangsa-bangsa akan runtuh jika moralitasnya hilang/hancur
Akhlak luhur itu antara lain jujur, rendah hati, berkata-kata yang baik, berbaik sangka, sabar, kasih-sayang, suka menolong yang lemah, tulus hati dan lain-lain. Jika akhlak ini tak lagi ada pada bangsa dan berubah menjadi sebaliknya: suka bohong, sombong, mencaci-maki, menghina dan merendahkan orang lain, mengadu domba, bikin fitnah, dendam, buruk sangka dan lain-lain, maka bangsa itu akan hancur berantakan, sengsara dan menderita. Boleh jadi akan chaos.
Aturan adalah cara atau jalan belaka. Ia bukan tujuan. Tujuan itu adalah terbentuknya masyarakat yang berakhlak mulia, damai, adil dan makmur/sejahtera lahir batin. Aturan masyarakat bisa berbeda-beda, berubah-ubah dan berganti, tergantung atau sesuai dengan ruang, waktu, sejarah dan sistem sosial- budayanya masing-masing. Aturan-aturan itu dibuat sebagai cara manusia mewujudkan tujuan tersebut di atas. Maka jika ia ternyata tidak lagi memenuhi harapan, tujuan atau cita-cita kemanusiaan tersebut, selayaknya diganti dan diperbarui. Jika tidak, maka hidup menjadi kurang atau tidak lagi nyaman dan membahagiakan. (KH. Husain Muhammad)