Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Yogyakarta-Para akademisi dan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) menyerukan pesan perdamaian dan persatuan kepada seluruh elite politik dan rakyat Indonesia. Seruan ini dikeluarkan untuk meredam suasana pascaaksi demo anarki yang terjadi di Jakarta sejak 21 Mei 2019.
“Kami para dosen UGM menyerukan kepada para pihak, baik para elite politik dan masyarakat, untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan Indonesia,” kata Rektor UGM Panut Mulyono di Yogyakarta, Kamis 23 Mei 2019.
Seruan ini dilatarbelakangi keprihatinan para dosen dan akademisi UGM atas kekerasan yang terjadi di Jakarta usai pengumuman Pemilu 2019 di Jakarta. Padahal perbedaan pilihan preferensi politik adalah hal yang alami.
Namun saat ini para akademisi prihatin melihat ketegangan di masyarakat masih meningkat. Padahal pemilu telah usai dan pemenang pemilu sudah ditetapkan.
Panut menjelaskan hal ini tidak terlepas dari ketegangan antar elemen masyarakat yang telah terbangun bahkan sejak periode sebelum kampanye.
“Kami menyeru kepada semua pihak agar mampu menahan diri dari berbagai bentuk kekerasan yang merugikan harta benda dan jiwa manusia,” pungkas Panut.
Demi terciptanya rekonsiliasi, para akademisi dan dosen UGM akan melakukan aksi damai di UGM esok, Jumat 24 Mei 2019. Dalam aksi ini akan disampaikan kembali pesan persatuan dan perdamaian dari UGM kepada masyarakat Indonesia.
Beberapa akademisi yang akan hadir di antaranya Zainal arifin Mochtar, Abdul Gaffar Karim, Hempri Suyatna dan Fahmi Radli.
Aksi besok adalah aksi seruan perdamaian kedua. Sebelumnya para akademisi UGM telah menyerukan aksi Seruan Jaga Persatuan Pasca Pemilu pada Senin 6 Mei 2019 di Gedung Pusat Balairung UGM.
