34 C
Jakarta
Array

Ajaran Ulama Nusantara Kunci Perkuat Nasionalisme

Artikel Trending

Ajaran Ulama Nusantara Kunci Perkuat Nasionalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta. Konsep ‘cinta Tanah Air sebagai bagian dari iman’ yang diajarkan ulama Nusantara disebut kunci memperkuat nasionalisme. Tanpa ajaran itu, mustahil Indonesia bisa damai hingga sekarang.

“Indonesia diprediksi beberapa ahli akan terpecah belah, namun hingga saat ini masih utuh. Di antara beberapa hal yang menjadikan nasionalisme kita kuat adalah karena ajaran ulama nusantara,” kata Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) saat menjadi pembicara kunci pada seminar yang diselenggarakan Islam Nusantara Center (INC), seperti dilansir Antara, Rabu, 22 November 2017.

Cak Imin bercerita bahwa beberapa Negara Islam di Timur Tengah saat ini sedang menghadapi konflik dan perpecahan. “Padahal, mereka hanya terdiri dari puluhan suku. Indonesia
mempunyai 1.300 suku, namun tetap bersatu hingga saat ini,” katanya.

Kunci dari kuatnya nasionalisme ini, kata dia, karena sejak dahulu para ulama sudah mengajarkan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari Iman. “Di NU dikenal dengan adagium ‘Hubbul Wathan Minal Iman’. Artinya, nasionalisme kita ditopang kuat dengan ajaran agama. Ini yang belum saya lihat di negara-negara Islam lain di Timur Tengah,” kata Cak Imin.

Tradisi dan ajaran yang diwariskan ulama terbukti telah menjadi kekuatan nasional serta telah menguatkan semangat kebinekaan. “Itu harus kita jaga dan kita lestarikan,” ajak Cak Imin.

Tradisi keislaman yang telah dibangun oleh para ulama Nusantara, kata dia, telah memberikan banyak pelajaran dan local wisdom yang lebih mengutamakan keharmonisan sosial dan kemaslahatan umat.

Puncak dari wujud ajaran ulama ini, lanjutnya, adalah saat dicetuskannya resolusi Jihad oleh KH Hayyim Asy’ari yang dibacakan Bung Tomo di RRI.

“Resolusi jihad ini yang kemudian memberi spirit para santri dan masyarakat untuk ikut berjihad melawan penjajah,” tuturnya.

Tradisi islam tersebut telah menjadi salah satu pembentuk dan penopang jati diri bangsa saat ini.

“Jangan sekali-kali melupakan jasa ulama. Jadi, generasi milenial saat ini bisa berkaca dan belajar terhadap ajaran ulama Nusantara yang genuin dan unik,” ucapnya.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengatakan sejak abad 18 banyak ulama Nusantara, khususnya ulama Sasambo (Sasak, Samawa, dan Mbojo), yang sangat cemerlang di tingkat internasional.

“Hal tersebut karena ada kebijakan pengiriman kader ulama ke Timur Tengah yang dilakukan oleh kesultanan di pulau Sumbawa secara sistematis dan strategis. Padahal, saat itu untuk belajar ke luar negeri sangat sulit. Kalau mau kirim uang saja harus ke kesultanan Malaka,” kata Din.

Metrotvnews.com

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru