26.1 C
Jakarta
Array

Afghanistan Serukan Taliban Terima Gencatan Senjata

Artikel Trending

Afghanistan Serukan Taliban Terima Gencatan Senjata
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Kabul-Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kembali menyerukan pembicaraan damai dengan Taliban pada Senin (9/9). Seruan itu muncul setelah Amerika Serikat (AS) membatalkan perundingan dan negosiasi perdamaian dengan Taliban.

“Kami siap untuk pembicaraan damai, tapi jika Taliban berpikir mereka dapat menakuti kami, lihatlah para pejuang ini,” kata Ghani yang menyatakan bahwa perdamaian tidak bisa tanpa syarat karena ia mengulangi tuntutan gencatan senjata yang sejauh ini ditolak Taliban.

Langkah tersebut merupakan perubahan penting dalam sikap Pemerintah Afghanistan. Sebab sebelum AS membatalkan pembicaraan damai, Ghani mengatakan tidak memiliki syarat untuk menjalin negosiasi dengan Taliban.

Pekan lalu Presiden AS Donald Trump membatalkan pertemuan dengan para pemimpin Taliban yang diagendakan digelar di Camp David, Maryland. Keputusan diambil setelah Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Kabul. Sebanyak 12 orang tewas dalam insiden itu, termasuk satu tentara AS.

Setelah membatalkan pembicaraan dengan Taliban, Trump mengungkapkan rencana untuk Ghani. Sejak tahun lalu, AS telah menjalin negosiasi dengan Taliban. Permasalahan utama yang mereka bicarakan adalah tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Militer AS diketahui merupakan sekutu utama Pemerintah Afghanistan dalam memerangi Taliban.

Selain melatih para tentara Afghanistan, militer AS kerap melakukan serangan udara ke basis-basis kekuasaan Taliban. Militer AS telah berada di sana selama sekitar 18 tahun.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru