26.8 C
Jakarta

Afghanistan Akan Pembebasan 1.500 Pejuang Taliban

Artikel Trending

AkhbarInternasionalAfghanistan Akan Pembebasan 1.500 Pejuang Taliban
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Kabul – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengeluarkan dekrit pada Rabu (11/03/2020) pagi. Dalam keputusannya menjanjikan pembebasan 1.500 pejuang taliban. Ini sebagai upaya niat yang baik untuk memulai negosiasi intra-Afghanistan. Meskipun kesepakatan yang ditandatangani oleh Amerika Serikat dan Taliban menyerukan pembebasan hingga 5.000 tahanan.

Tidak ada tanggapan resmi dari Taliban. Namun sebuah surat dari Mullah Nooruddin Turabi, kepala Komisi Tahanan Taliban. Pun juga kepada para tahanan, keluarga mereka dan para pemimpin Taliban. Dalam suratnya mereka berjanji tidak akan ada pembicaraan intra-Afghanistan sampai semua tahanan dibebaskan.

Surat berbahasa Pashtun itu dikirim akhir pekan lalu. Taliban akan memverifikasi bahwa setiap tahanan yang dibebaskan. Termasuk di antara mereka yang ada dalam daftar yang diberikan kepada delegasi Amerika.

Keputusan presiden menunjukkan bahwa putaran pertama 1.500 tahanan akan dipilih berdasarkan usia. Selain itu juga akan dipilih berdasarkan kesehatan dan lamanya hukuman mereka sudah dijalani. Para tahanan yang dibebaskan, yang akan diidentifikasi secara biometrik. Selain itu juga harus memberikan jaminan tertulis bahwa mereka tidak akan kembali ke medan perang.

“Pejuang Taliban 3.500 tahanan akan dibebaskan setelah negosiasi intra-Afghanistan dimulai dan 500. Mereka akan dibebaskan setiap dua minggu sesuai tindakan Taliban dalam mengurangi kekerasan di medan perang,” demikian bunyi pernyataan dari Ghani.

Pejuang Taliban Terus Berkecamuk

Meskipun Taliban setuju untuk memulai negosiasi, kekacauan politik Kabul dan pertengkaran tanpa henti antara Ghani dan saingan utamanya. Abdulllah Abdullah yang juga telah bersumpah sebagai presiden Afghanistan, telah membuat Kabul bergolak.

BACA JUGA  Saudi, Qatar, hingga Irak Jalin Komunikasi Usai Iran Serang Israel

Terlepas dari kekacauan politik di Kabul dan meningkatnya kekerasan di medan perang, Amerika Serikat telah mulai menarik pasukannya sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani pada 29 Februari dengan Taliban. Pada fase pertama, Washington akan mengurangi kontingen pasukannya menjadi 8.600, turun dari 13.000 saat ini.

Jika Taliban mematuhi komitmen mereka untuk tidak menyediakan tempat berlindung “teroris” di Afghanistan, Washington akan menarik sisa pasukannya selama 14 bulan, menurut perjanjian.

Ketika ditandatangani, kesepakatan AS-Taliban disebut-sebut sebagai peluang terbaik Afghanistan untuk menemukan perdamaian setelah 40 tahun perang tanpa henti sambil menawarkan Amerika Serikat jalan keluar setelah hampir 19 tahun dan perang terpanjangnya.

Presiden Donald Trump telah menyatakan semakin frustrasi dengan ketidakmampuan pemerintah Afghanistan dan pasukan keamanannya untuk mengawasi dan mengelola urusan mereka sendiri. Tetapi hampir sejak awal, keruntuhan dimulai ketika Taliban kembali ke medan perang dan para politisi Afghanistan meningkatkan perselisihan mereka ketika Utusan Khusus Washington Zalmay Khalilzad bergegas mencari jalan keluar dari kebuntuan.

Pada akhirnya, Ghani dan Abdullah menyatakan diri mereka sebagai presiden. Amerika Serikat dan pemain internasional lainnya menghadiri upacara Ghani sambil mendesak kedua sosok itu untuk menegosiasikan satu pemerintahan.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru